Assalamu'alaikum...

harap dibaca....

Selamat datang di Blog saya.

Foto saya
Purwokerto, Jawa Timur, Indonesia

Rabu, 20 April 2005

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN METODE KONVENSIONAL POKOK BAHASAN JURNAL KHUSUS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJA

SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh :
BAHRIYATUL AZIZAH
NIM. 3301401176
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2006
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Bambang Prishardoyo, M. Si
Drs.Hartoyo B.Sc
NIP. 130818769 NIP.13200370
Mengetahui :
Ketua Jurusan Akuntansi
Drs.Sukirman, M.Si
NIP.131404309
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Drs.katut sudarma, M.M
NIP.131813667
Anggota I Anggota II
Drs.Bambang Prishardoyo, M.Si Drs.hartoyo,B.Sc
NIP. 130818769 NIP.13200370
Mengetahui :
Dekan,
Drs. Agus wahyudin, M.Si
NIP. 130367998
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, September 2006
Bahriyatul Azizah
NIM. 3301401176
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami
mohon pertolongan”.
(Q.S Al Fatihah : 5)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu, ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain”.
(Q.S Alam Nasyrah : 6-7)
“Ketulusan akan membuat kita belajar dan bisa melupakan banyak hal”.
(Madame Swetchine)
PERSEMBAHAN :
Karya tulis ini aku persembahkan buat :
1. Bapak dan Ibu terima kasih atas jerih payah dan
kasih sayangmu
2. kakakku mba evi, mas mujib, mas guno serta
keponakanku hendra da fiky
3. Sahabat Sejatiku pendengar setiaku
4. temenku mba lusi, rizky, rina dan adikku hani,
fafa, ari sert seluruh keluarga besar kost khasanah
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Metode
Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar pada Siswa Kelas II MAN Suruh”.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi jenjang Strata
1 (satu) guna meraih gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
Atas selesainya skripsi ini penyusun bermaksud mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang telah berkenan
memberikan ijin penelitian.
2. Drs. Sukirman, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi yang telah berkenan
memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si, Dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.
4. Drs. Hartoyo, B.Sc., Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan arahan untuk penyusunan skripsi.
5. Drs. Ketut Sudarma, M.M dosen penguji yang telah memberikan bimbingan
dan arahan untuk penyusunan skripsi
6. Drs. Suharto, M. Ag Kepala MAN Suruh Kabupaten Semarang yang telah
berkenan memberikan iji penelitian.
7. Guru dan staff karyawan MAN Suruh Kabupaten Semarang yang telah
membatu peneliti selama melaksanakan penelitian.
vii
8. Seluruh siswa kelas II MAN Suruh Kabupaten Semarang yang telah berkenan
menjadi sampel dalam penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
baik moril maupun materiil kepada penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan yang telah
diberikan selama menyusun skripsi. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, September 2006
Penyusun
viii
SARI
Bahriyatul Azizah, 2006. Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw dan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas II MAN Suruh. Skripsi.
Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I : Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si., Pembimbing II : Drs. Hartoyo,
B.Sc. hal.
Kata Kunci : Kooperatif Tipe Jigsaw, Konvensional, Hasil Belajar
Pembelajaran akuntansi yang berjalan selama ini cenderung ditunjukkan
pada ketrampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi secara
konsepsional yang diajarkan oleh guru. Masalah yang timbul adalah siswa belum
mampu menguasai dan terampil dalam menyeledsaikan soal-soal akuntansi yang
bervariasi dari konsep yang diberikan guru. Untuk mengatasi kesulitan belajar
siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran maka akan diterapkan
pembelajaran kooperatif learning jigsaw, karena pembelajaran ini memiliki
konsep pada penekanan interaksi antar siswa. Dalam interaksi ini siswa akan
membentuk komunitas yang memungkinkan mereka mencintai proses dan
mencintai satu sama lain. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal khusus antara metode pembelajaran
konvensional, metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW pada siswa kelas II
MAN Suruh tahun pelajaran 2006/2007.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas II semeter II MAN Suruh
yang terdiri dari 3 kelas. Sampel yang digunakan adalah kelas 2 IPS 2 sebagai
kelompok eksperimen dan kelas kelas 2 IPS I sebagai kelompok kontrol. Variabel
dalam penelitian ini terdiri dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
model pembelajaran konvensional sebagai variabel bebas dan hasil belajar siswa
sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi, tes dan wawancara. Analisis data menggunakan t test.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata hasil pre test
kelompok eksperimen sebesar 4,23 dan kelompok kontrol sebesar 4,11. Hasil uji t
diperoleh diperoleh thitung = 0,595 < ttabel = 1.99. Hal ini berarti bahwa antara
kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai kemampuan awal yang relatif sama
dalam memahami materi pokok bahasan jurnal khusus sebelum mengikuti
pembelajaran. Rata-rata hasil post test kelompok eksperikem sebesar 6,84 dan
kelompok kontrol sebesar 6,04. hasil uji t data post test diperoleh thitung = 4,639 >
ttabel = 1,99. hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar akuntansi pokok bahasan
jurnal khusus antara metode kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran
konfensional. Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yang lebih tinggi
menunjukkan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional.
Beberapa saran yang dapat penulis ajukan berkenaan dengan hasil
penelitian ini yaitu dalam kaitannya dengan pembelajaran akuntansi pokok
ix
bahasan jurnal khusus di tingkat SMA dapat digunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw karena terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa,
oleh karena itu guru hendaknya mempertimbangkan penggunaan metode ini saat
akan melaksanakan pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
PERNYATAAN............................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................... iv
PRAKATA....................................................................................................... vi
SARI................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1
1.2 Penegasan Istilah............................................................................ 4
1.3 Perumusan Masalah ....................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
1.5 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................... 10
2.1 Tinjauan Tentang Belajar............................................................... 10
2.1.1 Teori Belajar ......................................................................... 10
2.1.2 Faktor-faktor Belajar............................................................. 14
2.1.3 Tinjauan Tentang Metode Pengajaran .................................. 17
2.2 Jurnal.............................................................................................. 36
2.3 Hasil Belajar................................................................................... 42
2.4 Kerangka Berpikir.......................................................................... 42
2.5 Hipotesis Penelitian........................................................................ 45
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 46
3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian ............................................. 46
3.1.1 Populasi Penelitian................................................................ 46
xi
3.1.2 Sampel Penelitian.................................................................. 46
3.1.3 Variabel Penelitian................................................................ 47
3.2 Rancangan Penelitian..................................................................... 47
3.3 Prosedur Penelitian ........................................................................ 50
3.4 Metode Pengumpulan data............................................................. 52
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................... 53
3.6 Metode Analisis Data..................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 63
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 63
4.2 Pembahasan.................................................................................... 69
BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 72
5.1 Simpulan ....................................................................................... 72
5.2 Saran............................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74
LAMPIRAN..................................................................................................... 76
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1 Ringkasan Validitas Soal Uji Coba............................................................ 55
3.2 Ringkasan Daya Pembeda Soal Ujicoba .................................................... 57
3.3 Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba............................................ 58
4.1 Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran ..................................... 64
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal ................................................................ 65
4.3 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Pre Test ............................................... 65
4.4 Uji Kesamaan Rata-rata Data Pre Test....................................................... 66
4.5 Deskripsi Data Hasil Belajar Setelah Pembelajaran .................................. 66
4.6 Hasil Uji Normalitas data Akhir ................................................................ 67
4.7 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Post Test.............................................. 67
4.8 Uji Perbedaan Rata-rata Data Post Test..................................................... 68
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw ......................................................................... 31
2.2 Kerangka Berpikir...................................................................................... 45
3.1 Skema Tahap Pembelajaran Kelompok Eksperimen ................................. 48
3.2 Skema Tahap Pembelajaran Kelompok Eksperimen ................................. 49
3.3 Skema Prosedur Penelitian......................................................................... 52
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Satuan Pembelajaran .................................................................................. 76
2. Rencana Pembelajaran I............................................................................. 81
3. Rencana Pembelajaran II............................................................................ 83
4. Rencana Pembelajaran III .......................................................................... 85
5. Kisi-kisi Soal Uji Coba .............................................................................. 87
6. Soal Uji Coba ............................................................................................. 88
7. Soal Ulangan .............................................................................................. 92
8. Kunci Jawaban Soal Uji Coba dan Soal Ulangan ...................................... 96
9. Lembar Observasi Kinerja Guru ................................................................ 97
10. Hasil Observasi Kinerja Guru .................................................................... 98
11. Jurnal Guru................................................................................................. 100
12. Hasil Jurnal Guru ....................................................................................... 101
13. Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
Soal............................................................................................................. 102
14. Perhitungan Daya Pembeda Soal ............................................................... 105
15. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal......................................................... 106
16. Perhitungan Reliabilitas Instrumen............................................................ 107
17. Perhitungan Validitas Butir........................................................................ 108
18. Data Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................. 109
19. Deskripsi Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ........................................ 110
20. Uji Normalitas Data Hasil Pre Test Kelompok Eksperimen...................... 111
21. Uji Normalitas Data Hasil Pre Test Kelompok Kontrol ............................ 112
22. Uji Normalitas Data Hasil Post Test Kelompok Eksperimen .................... 113
23. Uji Normalitas Data Hasil Post Test Kelompok Kontrol........................... 114
24. Uji Kesamaan Varians Data Hasil Pre Test Antara Kelompok
Eksperimen Dan Kelompo Kontrol............................................................ 115
25. Uji Kesamaan Varians Data Hasil Post Test Antara Kelompok
Eksperimen Dan Kelompo Kontrol............................................................ 116
xv
26. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Post Test Antara Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.......................................................... 117
27. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Pre Test Antara Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.......................................................... 118
28. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 118
29. Surat Ijin Penelitian.................................................................................... 121
xvi
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Drs. Fachrurrozie, M.Si
NIP.131813667
Anggota I Anggota II
Drs. Marimin Drs.Ade Rustiana, M.Si
NIP. 130818769 NIP.13200370
Mengetahui :
Dekan,
Drs. Sunardi,M.Pd
NIP. 130367998
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan
belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu
keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar
diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Perubahan tersebut dapat tercapai
bila ditunjang berbagai macam faktor. Faktor yang dapat menghasilkan
perubahan juga berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar
merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang
telah diajarkan guru. Oleh karena itu, hasil belajar merupakan faktor yang
paling penting dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan observasi awal hasil belajar akuntansi tahun ajaran
2005/2006 khususnya pada pokok bahasan jurnal khusus belum mendapatkan
hasil yang optimal dengan nilai rata-rata 5.5. Dalam pencapaian hasil yang
optimal diperlukan suasana , lingkungan belajar yang menunjang, proses
belajar yang menarik sehingga dimungkinkan perlu adanya paradigma baru
dalam dunia pendidikan.
Di MAN Suruh meskipun sudah mulai menerapkan kurikulum baru
namun masih menitik beratkan metode pengajaran pada paradigma lama yaitu
2
metode konvensional yang inti kegiatannya yaitu ceramah, latihan soal, dan
penugasan , terkait langsung dengan hasil belajar siswa.
Dalam dunia pendidikan pada saat ini sudah banyak berubah dengan
adanya penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) sebagai upaya
meningkatkan kualitas belajar siswa, agar sesuai dengan tuntutan zaman.
Dengan kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ) diharapkan dapat membawa
perubahan dari paradigma lama kearah paradigma baru yang lebih baik.
Paradigma lama tersebut tidak bisa lagi dipergunakan. Teori, penelitian, dan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa guru sudah
harus mengubah paradigma pengajaran.
Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran
akuntansi adalah pembentukan sifat yaitu pola yang berfikir kritis dan kreatif.
Untuk itu suasana kelas perlu didesain sedemikian rupa sehingga siswa
mendapat kesempatan untuk saling berinteraksi.dalam interaksi ini siswa akan
membentuk komunitas yang memungkinkan mereka mencintai proses dan
mencintai satu sama lain.Suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan
pengisolasian akan membentuk hubungan yang negatif dan mematikan
semangat siswa. Hal ini akan menghambat pembentukan pengetahuan secara
aktif . Oleh karena itu, pengajar perlu menciptakan suasana belajar
sedemikian rupa sehingga siswa perlu bekerjasama secara gotong-royong.
3
Melalui metode pembelajaran jigsaw diharapkan dapat memberikan
solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran sehingga
memberikan dengan konsep baru. Pembelajaran jigsaw membawa konsep
pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan siswa, diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam
suasan gotong-royong dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah
informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Beberapa alasan lain yang menyebabkan metode jigsaw perlu
diterapkan sebagai metode pembelajaran yaitu tidak adanya persaingan antar
siswa atau kelompok. Mereka bekerjasama untuk menyelesaikan masalah
dalam mengatasi cara pikiran yang berbeda. Siswa dalam kelompok
bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan padanya
lalu mengajarkan bagian tersebut pada anggota yang lain. Siswa juga
senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru serta siswa
termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi. Selama ini metode
kooperatif jigsaw hanya sering diteliti dan diterapkan di jurusan IPA tetapi
pada Ilmu Sosial sebenarnya juga bisa untuk diterapkan, terbukti dari jurnal
judul skripsi ada peneliti yang menerapkan metode jigsaw pada Ilmu Sosial.
Dalam penelitian ini penerapan metode kooperatif jigsaw untuk pokok
bahasan jurnal khusus dirasakan sesuai. Hal ini dikarenakan pokok bahasan
jurnal khusus memerlukan analisis dan pemahaman siswa serta sub-sub
pokok bahasan jurnal khusus tidak saling terkait.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti akan meneliti
lebih lanjut mengenai perbedaan hasil belajar akuntansi penggunaan metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode konvensional dengan
judul: Studi Komparasi Metode Pembelajaran Tipe jigsaw dan Metode
4
Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Pada Siswa Kelas II MAN Suruh.
I.2 Penegasan Istilah
1. Studi Komparasi
Studi komparasi adalah Suatu penyelidikan untuk membandingkan dua
perkara /fenomena atau lebih (Arikunto, 1991:20 )
Penelitian ilmiah tentang perbandingan obyek-obyek penelitian.
Dalam hal ini adalah untuk mengetahui mana yang lebih baik dengan
membandingkan hasil belajar siswa melalui metode konvensional dan
metode kooperatif tipe jigsaw
2. Metode
Merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, atau cara yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
suatu tujuan yang ditentukan (KBBI, 2001 : 740 ).Mengajar menurut
Ign.S.Ulih adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang
lain agar orang lain menerima, menguasai dan mengembangkannya.
Metode mengajar adalah suatu jalan/cara yang harus dilalui
didalam mengajar ( Slameto, 2003:65)
Metode juga memiliki pengertian cara-cara untuk menyampaikan
materi pada siswa (Arikunto, 2003:301 ). Jadi metode mengajar
merupakan cara-cara yang digunakan guru dalam mengajar siswa untuk
mencapai tujuan belajar dimana metode mengajar ini sangat
5
mempengaruhi belajar siswa. Metode belajar diantaranya adalah metode
konvensional dalam hal ini metode ceramah, latihan dan penugasan dan
untuk metode kooperatif yaitu metode yang akan dikaji mengenai metode
kooperatif jigsaw.
a. Metode Pembelajaran Konvensional
Menurut Oemar Hamalik ( 1990:27) pendekatan yang
berdasarkan tradisional yang menitik beratkan keterlibatan siswa
dalam kegiatan yang berpusat pada guru ( yang dikenal dengan techer
directed, tradisional textbook activity). Jadi metode pembelajaran
konvensional merupakan pembelajaran dimana guru memegang
peranan penting dalam menentukan isi dan proses belajar termasuk
dalam menilai kemajuan belajar siswa. Metode ceramah adalah metode
mengajar dalam menyampaikan materi secara lisan. Metode latihan
adalah metode mengajar dengan memberi latihan secara berulangulang
untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode
penugasan tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas
dari itu. Tugas
biasa dilaksanakan dirumah, disekolah, di perpustakaan, dan ditempat
lainnya.
b. Metode Pembelajaran Kooperatif jigsaw
Darsono (2000: 24), pengertian pembelajaran secara umum adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga
tingkah laku siswa kearah yang lebih baik. Metode pembelajaran
6
kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajran dimana siswa belajar dalam
kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang
ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut pada anggota
kelompok lain ( Lembar Ilmu Pendidikan:1999). Jadi pembelajaran tipe
jigsaw ini merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang
merupakan pembelajaran kelompok dimana setiap anggota bertanggung
jawab atas penguasaan materi tertentu dan mengajarkannya kepada
anggota kelompoknya setelah adanya mempelajari dengan kelompok ahli
masing-masing.
c. Jurnal Khusus
Jurnal yaitu catatan harian (KBBI, 2002:202). Jurnal khusus
adalah tempat mencatat transaksi-transaksi yang sejenis yang sering
terjadi selama operasi perusahaan. Dalam pencatatan jurnal khusus ini
diperlukan karyawan yang banyak. Apabila transaksi semakin banyak
dan frekuensinya semakin tinggi, jurnal khusus perlu diperluas lagi
dengan membuat kolom-kolom. Jurnal khusus dapat untuk
mengurangi
pekerjaan memposting kebuku besar, dan untuk menciptakan
pengendalian intern perusahaan.
d. Meningkatkan Hasil Belajar
Meningkatkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
menaikan ( derajat, kelas, dsb), mempertinggi (KBBI,2002:1077),hasil
adalah suatu yang diadakan ( dibuat, dijadikan ) oleh usaha.Sedangkan
7
belajar adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu
(KBBI, 1991:14).Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa
melalui usaha (pengalaman dan latihan )dalam mempelajari pokok
bahasan tertentu yang dialami atau dirancang.
1.3 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Diantara metode kooperatif tipe jigsaw dan metode konvensional manakah
yang lebih efektif dan tepat diterapkan dalam pokok bahasan jurnal khusus
pada siswa kelas II semester II Man Suruh Tahun pelajaran 2006/2007
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar akuntansi pada siswa, poko bahasan
jurnal khusus antara metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dan
metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas II semester II MAN
Suruh Tahun pelajaran 2006/2007
I.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW atau
pembelajaran konvensional yang paling sesuai, sehingga dapat
memberikan hasil belajar akuntansi yang lebih baik untuk pokok
bahasan jurnal khusus pada siswa kelas II MAN Suruh tahun pelajaran
2006/2007
b. Mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar akuntansi pokok
bahasan jurnal khusus antara metode pembelajaran konvensional,
8
metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW pada siswa kelas II
MAN Suruh tahun pelajaran 2006/2007?
I.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat terutama:
a. Manfaat secara praktis
1. Bagi Siswa
a) Siswa dapat belajar bersosialisasi dengan cara memahami
perbedaan-perbedaan yang tumbuh dalam kelompok
b) Siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesama anggota
kelompok sehingga setiap siswa dapat memperoleh ilmu
pengetahuan yang lebih banyak
c) Siswa dapat belajar untuk mau mendengarkan dan saling
menghargai pendapat orang lain
2. Bagi Pihak sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi
metode pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa
3. Bagi Pihak Lembaga Terkait
Sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan kebijaksanaankebijaksanaan
baru tentang pendidikan
b. Manfaat Secara teoritis
1. Pembaca
Menambah pengetahuan pembaca
9
2. Peneliti Berikutnya
Dapat dijadikan masukan bagi peneliti-peneliti lain yang melakukan
penelitian serupa dimasa yang akan datang
3. Peneliti Yang Bersangkutan
Menambah ilmu pengetahuan yang telah dimiliki peneliti dan
merupakan wahana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah di
dapat di bangku kuliah
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.I Tinjauan Tentang Belajar
2.I.I Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan. Tingkah laku yang baru secara keseluruhan ,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto:2003:2).
Menurut Winkel ( dalam Darsono , dkk. 2000) belajar adalah aktivitas
mental atau psiskis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan
nilai sikap.
Jadi belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan perubahan,
dimana perubahan ini tidak lepas dari peran guru sebagai pengajar.
2.I.2 Teori Belajar
Beberapa teori belajar antara lain:
1. Teori belajar menurut J.Bruner
Didalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasii aktif
dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan
kemampuan.Untuk meningkatan proses belajar perlu lingkungan yang
dinamakan “discovery learning environment”, ialah lingkungan
dimana siswa dapat melakuakan eksplorasi, penemuan-penemuan baru
11
yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah
diketahui. Dalam tiap lingkungan selalu ada bermacam-macam
masalah, hubungan-hubungan dan hambatan yang dihayati oleh siswa
secara berbeda –beda pada usia yang berbeda pula.
2. Teori belajar Vygotsky
Tokoh konstruktivis lain adalah Vygotsky. Sumbangan penting
teorinya adalah penekanan pada hakekat pembelajaran sosiokultur. Inti
dari teorinya yaitu menekankan pada interaksi antara aspek internal
dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan
sosial pembelajaran.
Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya
sebagai berikut:
a. Menghendaki seting kelas bebentuk kooperatif, sehingga siswa
dapat saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah
yang efektif dalam masing-masing zone of proximal development
mereka. Zone of proximal development adalah jarak tingkat
perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai
kemampuan pemecah masalah secara mandiri dan tingkat
kemampuan perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai
kemampuan pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa
atau teman sebaya yang lebih mampu.
b. Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan
scalfolding.Scalfolding berarti memberikan seorang anak sejumlah
12
besar bantuan tersebut dan memberikan kesempatan pada anak
tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar
segera setelah ia mampu mengerjakan.
Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif
Dua aspek yang penting yang mendasari keberhasilan
cooperative learning yaitu teori motivasi dan teori kognitif (
Slavin:1995:16 ).
1. Teori motivasi
Menurut teori motivasi, motivasi siswa dalam pembelajaran
kooperatif terutama terletak dalam bagaimana bentuk hadiah atau
struktur pencapaian tujuan saat siawa melaksanakan kegiatan.
Diidentifikasi ada tiga macam struktur pencapaian tujuan yaitu
sebagai berikut:
a) Kooperatif dimana orientasi tujuan masing-masing siswa turut
membantu pencapaian tujuan siswa lain.
b) Kompetitif dimana uapaya siswa untuk mencapai tujuan akan
menghalagi siswa lain dalam pencapaian tujuan.
c) Individualistik dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan
tidak ada hubungannya dengan siswa lain dalam mencapai
tujuan tersebut.
Metode mengajar adalah suatu jalan/cara yag harus dilalui
di dalam mengajar ( Slameto: 65 ). Berdasar pandangan teori
motivasi, struktur tujuan kooperatif menciptakan situasi dimana
13
satu-satunya cara agar tujuan tiap anggota kelompok tercapai
adalah jika kelompok tersebut berhasil. Oleh karena itu untuk
mencapai tujuan pribadi mereka, anggota kelompok harus
membantu teman kelompoknya yang dapat membuat pencapaian
tujuan belajar seperti membuat variasi dalam metode mengajar. Hal
apa saja yang dapat membuat kelompok berhasil , dan yang lebih
penting mendorong teman kelompoknya untuk berusaha secara
maksimal. Dengan kata lain , penghargaan kepada kelompok
berdasarkan pada kemampuan kelompok dalam menciptakan
struktur penghargaan antar perorangan sedemikian rupa sehingga
anggota kelompok akan saling memberi penguatan sosial sebagai
respon terhadap upaya-upaya pengerjaan tugas teman
sekelompoknya.
2. Teori Kognitif
Teori ini mengukur efek-efek dari bekerjasama dalam diri
individu. Teori ini dikelompokkan dalam dua kategori:
a). Teori Perkembangan: Asumsi dasar dari teoti perkembangan
adalah interaksi siswa diantara tugas-tugas yang sesuai
meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep-konsep
yang sulit. Vygotsky mendefinisikan zone of proximal
development sebagai jarak antara tingkat perkembangan
sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan
14
pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau
melaui kerjasama dengan teman sebaya yang lebih mampu
b). Teori Elaborasi Kognitif: Teori ini memiliki pandangan yang
berbeda .Penelitian dalam psikologi kognitif telah menemukan
bahwa supaya informasi dapat disimpan didalam memori dan
terkait dengan informasi yang sudah ada dalam memori itu,
maka siswa harus terlibat dalam kegiatan restruktur atau
elaborasi kognitif atas suatu materi .Sebagai misal membuat
ikhtisar dari suatu kuliah merupakan kegiatan yang lebih baik
dari pada sekedar membuat catatan, karena membuat ikhtisar
menghendaki siswa mereorganisasi dan memilih materi yang
penting. Salah satu elaborasi kognitif yang paling efektif ialah
menjelaskan materi itu pada orang lain.
a Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan
menjadi dua faktor yang ada dari dalam individu ( intern )dan luar
individu ( ekstern ).
1. Faktor-faktor intern
faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri individu
yang sedang mengalami proses belajar.Faktor intern disini meliputi
15
a. Faktor jasmani : kesehatan tubuh dalam kesiapan menerima
pelajaran, cacat tubuh yang mempengaruhi secara langsung
atau tidaknya dalam proses belajar
b. Faktor psikologis : intelegesi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan
c. Faktor kelelahan
Faktor kelelahan disini dibagi menjadi dua yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan itu
mempengaruhi belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik
haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam
belajar, dan diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
2. Faktor-faktor ekstern
Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar terdiri
dari:
a. Faktor Keluarga
Cara orang tua mendidik anaknya, relasi antar anak
dan anggota keluarga yang lain, kemudian suasan rumah
terkait dengan kejadian yang sering terjadi didalam keluarga
dimana anak berada dan belajar, serta keadaan ekonomi
keluarga.
b. Faktor Sekolah
1. Kurikulum,
2. Relasi siswa dengan guru dan siswa lain.
16
3. Disiplin Sekolah
4. Kondisi dan fasilitas belajar
5. Metode adalah cara yang harus dilalui didalam mengajar.
Metode mengajar sangat mempengaruhi belajar. Metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi
belajar siswa yang kurang baik pula
c. Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ektern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi
karena keberadaanya siswa dalam masyarakat, dan pergaulan
siswa dalam masyarakat.
Selain faktor-faktor diatas, menurut Sudjana ( 2000:
67) ada tiga unsur dalam kualitas pengajaran yang
berpengaruh pada hasil belajar siswa, yakni kompetensi guru,
karakteristik kelas dan karakteristik sekolah.berkaitan dengan
kompetensi guru, yang merupakan salah satu unsur yang
mempengaruhi kualitas belajar, maka dalam pembelajaran
guru harus pandai-pandai memilih pendekatan dan metode
mengajar yang sesuai dengan isi materi pelajaran. Metode
tersebut harus benar-benar sesuai dengan materi , efektif dan
efisien. Terkait dengan masalah ini peneliti akan menkaji lebih
jauh tentang metode dalam mengajar
17
2.I.4 Tinjauan Tentang Metode Pengajaran
Metode adalah Suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
dipergunakan untk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar
mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak
akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode
mengajar yang telah dirumuskan yang telah dirumuskan dan dikemukakan para
ahli psikologi dan pendidikan
(Djamarah, 2002:53)
Metode mengajar ialah cara yang digunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. (Sudjana, 2000: 76
)
Metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari proses atau
bagaimana tekniknya suatu bahan pelajaran diberikan
Jadi, tercapai tidaknya tujuan belajar salah satu faktornya adalah
ketepatan memilih metode dalam proses belajar tersebut. Macam/jenis metode
dalam belajar antara lain:
a) Metode proyek adalah cara menyajikan pelajaran yang bertitik tolak dari suatu
masalah kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
dapat ditemukan pemecahan secara keseluruhan.
b) Metode eksperimen adalah cara menyajikan pelajaran dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari.
18
c) Metode tugas dan resitasi ( penugasan ) adalah metode pengajaran dimana
guru memberikan tugas-tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
di sekolah dan di luar sekolah.
d) Metode problem solving ( pemecahan masalah ) adalah metode mengajar
dengan memecahkan masalah sehingga didapat suatu kesimpulan.
e) Metode siodarama adalah metode mengajar dengan mendramatisasikan
tingkah laku dalam hubungannya masalah sosial.
f) Metode tanya jawab adalah cara menyajikan pelajaran dengan bentuk
pernyataan yang harus dijawab baik itu dari guru kepada siswa atau siswa
kepada guru
g) Metode Ceramah adalah metode megajar dalam menyampaikan materi secara
lisan
h) Metode demontrasi adalah cara penyajian bahn pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari baik yang sebenarnya maupun tiruan yang
disertai dengan pelajaran lisan.
i) Metode Karyawisata adalah cara mengajar siswa diajak keluar sekolah
meninjau tempat tertentu atau obyek tertentu untuk memperdalam pelajaran
dengan melihat kenyataan
j) Metode latihan adalah metode mengajar dengan memberikan latihan secara
berulang-ulang untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
( Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002:94-109 )
19
Menurut Winarno Surakhmad ( dalam Syaiful Bahri Djamarah&Aswan
Zain,2002:89) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi
oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
1. Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.Dalam
hal ini terdapat berbagai macam perbedaan, baik dari aspek intelektual, status
sosial, latar belakang kehidupan, kemampuan dalm memgolah kesan dari
bahan pelajaran yang baru disampaikan.
2. Tujuan adalah Sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar.metode pengajar harus sejalan dengan taraf kemampuan yang
hendak diisi kedalam diri setiap anak didik.
3. Situasi, dalam kegiatan belajar mengajar yag harus guru ciptakan tidak
selamanya sama dari hari kehari dan waktu yang tersedia cukup untuk bahan
pengajaran yang ditentukan
4. fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik disekolah.
5. Guru, dalam hal ini adalah permasalahan intern guru yang dapat
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar misalnya;
kepribadian, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar.
Melalui penelitian ini akan dibandingkan antara hasil belajar dengan
menggunakan metode ceramah, latihan soal dan penugasan yang sering disebut
sebagai metode konvensional dengan hasil belajar melalui metode kooperatif tipe
JIGSAW .Maka disini akan dikaji lebih lanjut mengenai metode konvensional (
ceramah, latihan soal, dan penugasan ) serta metode kooperatif , khususnya
metode kooperatif tipe JIGSAW.
20
A. Metode Konvensional
Metode konvensional merupakan metode pembelajaran yang berpusat
pada guru dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh
guru.jadi guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses
belajar termasuk dalam menilai kemajuan siswa ( Oemar hamalik, 1991 )
Sedangkan menurut Nurhadi ( 2002 ) metode konvensional terlihat
pada proses siswa penerima informasi secara pasif, siswa belajar secara
individual, hadiah/penghargaan untuk perilaku baik adalah pujian atau nilai
angka/raport saja, pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa , dan
hasil belajar diukur hanya dengan tes.Metode yang digunakan dalam
pembelajaran konvensional adalah metode ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas.Karena menggunakan metode tersebut maka siswa kurang
terlihat aktif dalam proses belajar.
a. Metode ceramah
Metode ceramah yaitu: Metode yang boleh dikatakan metode
tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar
mengajar.Penyampaian materi pelajaran secara lisan sangat berbeda
dengan penyampaian secara tertulis , karena dalam cara ini siswa sangat
tergantung pada cara guru mengajar . Kecepatan biasanya serta volume
bicara atau suara yang diucapkan guru .Oleh karena itu menyampaikan
materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah harus dengan
prosedur.
21
Menurut Jusuf Djajadisastra ( dalam Strategi belajar mengajar I,
1990:29), prosedur penggunaan ceramah antara lain:
1. Merumuskan tujuan khusus pemgajaran yang akan
dipelajarisiswa.Dengan tujuan tersebut dapat ditetapkan apakah metode
ceramah benar-benar merupakan metode yang tepat.
2. Menyususn bahan ceramah secara sistematis
3. Mengidentifikasi istila-istilah yang sukar dan perlu diberi penjelasan
dalam ceramah.
4. Melaksanakan ceramah dengan memperhatikan
a. Sajikan kerangka materi dan pokok-pokok yang akan diuraikan
dalam ceramah
b. Uraikan pokok-pokok tersebut dengan jelas dan usahakan istilah
yang sukar dijelaskan secara khusus.
c. Diupayakan bahan pengait atau advance organizer agar pemgajaran
lebih bermakna.
d. Dapat dilakukan dengan pendikator deduktif atau induktif.
e. Gunakan multi metode dan multi media.
5. Menyimpilkan pokok-pokok isi materi yang diceramahkan dikaitkan
dengan tujuan pengajaran.
Kelebihan Metode Ceramah
1. Guru mudah menguasai kelas
2. Mudah mengorganisasikantempat duduk/kelas
3. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
22
4. Mudah mempersiapkan dan melaksanaknnya
5. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
Kelemahan Metode Ceramah
1. Mudah menjadi verbalisme ( pengertian kata-kata )
2. Yang visual menjadi rugi, yang auditif ( Mendengar ) lebih besar
menerimanya.
3. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
4. Guru menyimpulkan bahawa siswa mengerti dan tertarik pada
ceramahnya, ini sukar sekali.
5. Menyebabkan siswa menjadi pasif.
( Syaiful Bahri Djamarah&Aswan zain, 2002:110 )
b. Metode Penugasan
Metode penugasan adalah Metode penyajian bahan diman guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar ( Syaiful
bahri Djamarah&Aswan Zain, 2002:96).
Ada langkah-langkah yang harus diikuti dalam pemggunaan metode tugas,
yaitu:
1. Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
a. Tujuan yang akan dicapai
b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut
c. Sesuai dengan kemampuan siswa
23
d. Ada petunjuk / sunber yang dapat membantu pekerjaan siswa
e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut
2. Langkah Pelaksanaan Tugas
a. Diberikan bimbingan /pengawasan oleh guru
b. Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
c. Diusahakan /dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang
lain.
d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan
baik dan sistematik.
3. Fase mempertanggungjawabkan Tugas
a. Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
b. Ada tanya jawab/diskusi kelas
c. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupaun nontes
atau cara lain.
Metode penugasan ini mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan,
antar lain:
Kekurangan Metode Penugasan
a. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah
orang lain
b. Khusus untuk tugas kelompok , tidk jarang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu sajka, sedangkan anggota
lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
24
c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan
individu siswa
d. Sering memberikan tugas yang monoton ( tak bervariasi ) Dapat
menimbulkan kebosanan siswa.
Kelebihan Metode Penugasan
a. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual
ataupun kelompok
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru
c. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.
c. Metode Latihan
Metode Latihan adalah Suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu (Syaiful Bahri Djamarah& Aswan Zain,
2002:108).
Kelebihan Metode Latihan
a. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan
huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alatalat
dan terampil menggunakan peralatan olah raga.
b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian,
menjumlah, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol )
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat,
seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol,
membaca peta dan sebagainya.
25
d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukandan menambah ketepatan serta
kecepatan pelaksanaan
e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi
dalam pelaksanannnya.
f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan –gerakan yang
kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.
Kelemahan Metode Latihan
a. Menghambat bakat dan iisiatif siswa , karena siswa lebih banyak
dibawa kepada penyesuaia dan diarahkan jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
e. Dapat menimbulkan verbalisme.
(Djamarah&Aswan, 2002: 108-109).
Tahap kerangka menurut Sujarwo adalah sebagai berikut:
KERANGAKA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
Tahap 1 : Guru memberikan informasi atau mendiskusikan bersama
siswa dari materi pelajaran yang disampaikan
Tahap 2 : Guru memberi latihan soal yang dikerjaka secra individu oleh
siswa
Tahap 3 : Guru bersama siswa membahas latihan soal dengan cara
beberapa siswa disuruh mengerjakan di papan tulis.
26
Tahap 4 : Guru memberi tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah.
Menurut Oemar Hamalik kelebihan dari metode konvensional
yaitu murah, tidak perlu banyak waktu, dan guru dapat menyajikan materi
dengan cara di ulang-ulang. Sedangkan kekurangan dari metode
konvensioanal yaitu terdapat individu kurang mendapat perhatian, siswa
jadi pasif, pengembangan potensi anak tidak dapat dilakuakan secara
maksimal.
B. Metode Kooperatif
1. Tinjauan Pembelajaran kooperatif
Suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompokkelompok
kecil yang mempunyai tingkat kemampuan bebeda-beda.
Pengajaran ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif –
kontruktivisme. Salah satu teori Vigotsky, penekanan pada hakekat
sosiokultural pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi-funsi mental
yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerja
sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap
kedalam individu tersebut. Pnerapan ini berimplikasi dikehendakinya
susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif.
Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran menerapkan
pembelajaran kooperatifsecara ekstensif atas dasar teori bahwa siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila
mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep ini dengan temannya (
slavin, 1995 ).Didalam pembelajaran koopertif siswa belajar bersama
27
dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu satu sama lain. Kelas
disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan
kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen dari campuran
siswa, jenis kelamin, dan suku.hal ini bermanfaat untuk melatih siswa
menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan teman yang
berbeda latar belakangnya.
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan ketrampilan-ketrampilan
khusus agar dapat bekerjasama didalam kelompoknya. keterampilan
kooperatif dibedakan 3 tingkatan, yaitu:
a. Keterampilan kooperatif tingkat awal
1. Menggunakan kesepakatan
2. Melengkapi kontribusi
3. Mengambil giliran dan berbagi tugas
4. Berada dalam kelompok
5. Mendorong partisipasi
6. Mengundang orang lain untuk berbicara
7. Menyelesaikan tugas untuk berbicara
8. Menyelesaikan tugas pada waktunya
9. Menghormati perbedaan individu
b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah
1. Menunjukkan penghargaan dan simpati
2. Mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima
3. Mendengarkan dengan aktif
28
4. Bertanya
5. Membuat ringkasan
6. Menafsirkan
7. Mengatur dan mengorganisisr
8. Menerima tanggung jawab
9. Mengurangi ketegangan
c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir
1. Mengelaborasi
2. Memeriksa dengan cermat
3. Menanyakan kebenaran
4. Menetapkan tujuan
5. Berkompromi
Ada unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan,
( dalam Pembelajaran kooperatif, 2001:6) adalah sebagai berikut:
1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka
“sehidup sepenanggungan bersama”
2) Siswa bertanggung jawab atas segaka sesuatu didalam kelompoknya,
seperti milik mereka sendiri
3) Siswa haruslah melihat mereka bahwa semua anggota didalam
kelompoknya memiliki tujuan yang sama
4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama
diantara anggota kelompoknya
29
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan
yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok
6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Kooperatif
Metode-metode yang ada dalam metode kooperatif diantaranya
a. Metode TGT ( Teams Games Tournament ) yaitu metode pembelajaran
dalam bentuk perbandingan ( tournament) antara kelompok yang satu
dengan yang lain.
b. Metode STAD ( Student Teams achievement Divisions ) merupakan
metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yaitu
pendekatan dengan pembagian siswa melalui kelompok-kelompok
untuk belajar bersama
c. Metode TAI ( Team assisted Individualization ) merupakan metode
pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang diterapkan
bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab
terhadap siswa yang lemah.
d. Metode pembelajaran jigsaw yang menjadi kajian dan penelitian ini
akan dibahas lebih jauh.
( Setyowati, 2005)
Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw
Ibrahim (2001:21) jigsaw telah dikembangkan dan diuji cobakan
oleh Ellot Aronson dan kemudian diadaptasi oleh slavin. Dalam penerapan
30
jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan lima atau enam anggota
kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab untuk
mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan
kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan
demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara
kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik
yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini
disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok
asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan
didalam klompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya
sendiri.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan
sebagai berikut:
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
# &
@ *
# &
@ *
# &
@ *
# &
@ *
# &
@ *
& & &
&&
( tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim asal )
Gambar 1. Ilustrasi kelompok JIGSAW
31
Keterangan
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan
topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas
materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta
membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.setelah
pembahasan selesai , para anggota kelompok kemudian kembali pada
kelompok semula ( asal ) dan berusaha mengajarkan pada teman
sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan
dikelompok ahli. Selanjutnya diakhir pembelajaran, siswa diberi kuis
secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas.Kunci tipe
JIGSAW ini adalah interdependensi yang diperlukan dengan tujuan agar
dapat mengerjakan kuis dengan baik.
KERANGKA METODE JIGSAW
I. Tahap Pendahuluan
1. Review, apersepsi, motivasi
2. Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang
dipakai dan menjelaskan manfaatnya.
3. Pembentukan kelompok
4. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang
heterogen
5. Pembagian materi/soal pada setiap anggota kelompok
32
II. Tahap Penguasaan
1. Siswa dengan materi /soal sama bergabung dalam kelompok ahli
dan berusaha manguasai materi sesuai dengan soal yang diterima
2. Guru memberikan bantuan sepenuhnya
III. Tahap Penularan
1. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya
2. Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima
materi dari siswa lain
3. Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal
4. Dari diskusi, siswa memperoleh jawaban soal
IV. Penutup
1. Guru bersama siswa membahas soal
2. Kuis/Evaluasi
Evaluasi adalah menilai, membandingkan, menyimpilkan,
mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan,
menerangkan, memutuskan, menafsirkan, menghubungkan,
membantu. ( Suharsimi Arikunto, 2002:138).
Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dilakukan
dengan tes atau kuis tentang bhan pembelajaran. Dalam banyak
hal, butir-butir tes pada kuis ini harus merupakan satu jenis tes
obyektif paper and pencil, sehingga butir-butir itu dapat diskor di
kelas atau segera setelah tes diberikan.
33
Cara menentukan skor individual menurut Slavin(dalam
Pembelajaran Kooperatif, 2001:56)
Langkah 1 Setiap siswa diberikan skor
bedasarkan skor kuis yang
lalu
Menetapkan skor dasar
Langkah 2 Siswa memperoleh poin
untuk kuis yang berkaitan
Menghitung skor kuis terkini
Langkah 3 Siswa mendapatkan poin
perkembangan yang besarnya
ditentukan apakah skor kuis
terkini mereka menyamai
atau melampaui skor dasar
mereka, dengan
menggunakan skala yang
diberikan dibawah ini.
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar…………………..0 poin
10-1 poin di bawah skor dasar ……………………………10 poin
Skor dasar sampai 10 poin diatas skor dasar………………20 poin
Lebih dari 10 poin diatas skor dasar ………………………30 poin
Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatika skor dasar)…….30 poin
3. Penghargaan
Skor kuis dari masing masing kelompok asal saling
diperbandingkan untuk menentukan kelompok asal mana yang
paling berhasil selanjutnya diberikan penghargaan atas
keberhasilan.
Menghitung skor perkembangan
34
Jadi perbedaan antara pembelajaran konvensional dan metode
kooperatif jigsaw terdapat dalam tahap dan metode dalam
penyampaian materi, disamping itu terdapat perbedaan keaktifan
siswa.
1. Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara
siswa yang memiliki kemampuan belajar berbeda
2. Menerapka bimbingan sesama teman
3. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
4. Memperbaiki kehadiran
5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
6. Sikap apatis berkurang
7. Pemahaman materi lebih mendalam
8. Meningkatkan motivasi belajar
Kelemahan metode kooperatif jigsaw
1. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan
ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masingmasing
maka dikhawatirkan kelompok akan macet
2. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan
masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng
dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
3. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan
ruang belum terkondisi dengan baik , sehingga perlu waktu
merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.
2.2 Jurnal
1. Pengertian
35
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang
dilakukan secara kronologis ( berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan
menunjukkan rekening yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah
rupiahnya masing-masing ( jusup, 2001: 120).
2. Fungsi jurnal
a) Mencatat, artinya semua transaksi harus dicatat dalam buku jurnal.
b) Historis, artinya jurnal mencatat setiap transaksi keuangan perusahaan
secara kronologis.
c) Analisa, pencatatan hasil analisa suatu transaksi keuangan perusahaan.
d) Instruktif, perintah untuk mencatat ke dalam perkiraan tertentu dengan
jumlah uang dan sisi tertentu pula.
e) Informatif, memberi informasi tentang transaksi keuangan yang
terjadi
2. Macam-macam jurnal khusus
Merupakan jurnal yang digunakan sebagai pencatatan transaksi
sejenis, penggunaannya biasanya pada perusahaan besar dimana transaksi
sejenis sering dilakukan, pemindah bukuan ke buku besar dapat di lakukan
secara periodik. Jurnal khusus yang diperlukan untuk pencatat dari
berbagai jenis transaksi sebagai berikut:
a. Jurnal Pembelian
b. Jurnal pengeluaran kas
c. Jurnal penjualan
d. Jurnal penerimaan kas
36
Selain jurnal khusus masih diperlukan adanya jurnal umum, yang
digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal
khusus.
3. Jurnal Pembelian
a. Pengertian jurnal pembelian
Jurnal pembelian adalah Jurnal khusus tempat mencatat semua
transaksi pembelian barang dagangan maupun harta lainnya yang
sering terjadi secara kredit.
Untuk mencatat transaksi –transaksi pembelian secra kredit
dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Jika transaksi hanya terdiri pembelian barang dagangan yang
pencatatannya dilakukan didalam jurnal pembelian satu lajur
jumlah atau tidak tabelaris. Jika terjadi pembelian barang lain
dicatat dalam jurnal umum/jurnal memorial.
2. Jika transaksi terjadi dari pembelian barang dagangan dan barang
lain, pencatatan dapat dilakukan dalam jurnal pembelian.
Bentuk jurnal khusus pembelian adalah sebagai berikut:
No akun:…………….
Tgl Akun yang dikredit
(keterangan)
Ref Syarat
pembayaran
Jumlah
37
Dalam bentuk Tabelaris adalah sebagai berikut:
No akun:……………………….
Debet Kredit
Serba-serbi
Tgl Akun
yang
dikredit
Ref
Pembelian Perlengkapan
kantor
Ref
Akun jumlah
Utang
usaha
4. Jurnal Pengeluaran Kas
a. Pengertian jurnal pengeluaran kas
Jurnal penegluaran kas adalah Jurnal khusus tempat mencatat
transaksi-transaksi pembayaran tunai atau pengeluaran kas. Transaksi
pengeluaran kas yang sering terjadi dalam perusahaan yang meliputi
pembelian barang dagangan secara tunai, pembayaran utang, dan
pembayaran beban usaha.
b. Mencatat transaksi kedala jurnal pengeluaran kas
Pencatatan transaksi pembelian barang dagangan di catat pada akun
pembelian (D) da kas (K). Jika digunakan untuk pembayaran utang
dicatat pada akun utang (D) dan akun kas (K), bila digunakan
pembayaran beban dicatat pada akun beban dicatat pada akun beban
(D) dan (K).
38
Bentuk jurnal pengeluaran kas adalah sebagai berikut:
No Akun………
Debet Kredit
Serba-serbi
Tgl Keterangan Ref
Utang
usaha
Pembelian ref
Akun jumlah
Potongan
pembelian
Kas
5. Jurnal Penjualan
b. Pengertian jurnal penjualan
Jurnal penjualan adalah Jurnal khusus tempat mencatat
transaksi-transaksi penjualan barang dagangan maupun harta lainnya
secara kredit.
c. Mencatat transaksi dalam jurnal penjualan
Untuk mencatat transaksi-transaksi penjualan secara kredit
dapat dialakuakan sebagai berikur:
1. Jika transaksi hanya terdiri drai penjualan barang dagangan,
pencatatannya dapat dilakukan kedalam jurnal penjualan dengan
bentuk satu lajur jumlah atau tidak tabelaris.
2. Jika transaksinya terdiri dari penjualan barang dagangan dan barang
lainnya, pencatatannya dapat dilakukan dalam jurnal penjualan dalam
bentuk tabelaris.
Bentuk jurnal penjualan dalam bentuk tidak tabelaris adalah sebagai berikut:
39
No akun:……………….
Tgl No fak Akun yang
dikredit
(keterangan
Ref
Syarat
pembayaran
Jumlah
Sedangkan bentuk jurnal penjualan dalam bentuk tabelaris adalah
sebagai berikut:
No akun: ………
Debet Kredit
Serba-serbi
Tgl
No fak Akun
yang
didebet
Ref
piutang Penjualan
Akun Jumlah
6. Jurnal Penerimaan Kas
a. Pengertian jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas adalah Jurnal khusus untuk mencatat
semua transaksi penerimaan uang tunai/kas.Penerimaan kas yang
sering terjadi dalam perusahaan dagang meliputi penjualan barang
dagangan secara tunai, penerimaan dari piutang, penerimaan dari
bunga.
40
b. Mencatat transaksi ke dalam jurnal penerimaan kas
Untuk pencatatan penerimaan hasil penjualan dicatat pada
akun kas (D) dan penjulan (K). Jika digunakan untuk penerimaan
hasil penjualan dicatat pada akun kas (D) da penjualan (K), untuk
penerimaan piutanga dicatat pada akun kas (D) dan piutang (K) dan
untuk pencatatan penerimaan bunga dicatat pada akun kas (D) dan
bunga (K).
Bentuk jurnal penerimaan kas adalah sebagai berikut:
No Akun : ……..
Debet Kredit
Serba-serbi
Tgl Akun
yang
dikredit
Ref
Kas Potongan Piutang
usaha
Penjualan Ref
Akun Jumlah
2.2 Hasil Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu (KBBI,1991 : 342),
hasil belajar adalah suatu yang diadakan ( dibuat, dijadikan ) oleh
usaha.Sedangkan belajar adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau
ilmu (KBBI, 1991:14).
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa melalui usaha
(pengalaman dan latihan) dalam mempelajari pokok bahasan tertentu yang
dialami atau dirancang. Keberhasilan dalam proses belajar pengajaran banyak
41
dipengaruhi oleh variabel yang datang dari pribadi siswa sendiri, usaha guru
dalam menyediakan dan menciptakan kondisi pengajaran, dan variabel
lingkungan sarana yang memadai untuk tumbuhnya proses pengajaran.
Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari
segi hasil. Asumsi dasar ialah proses pengajaran yang optimal memungkinkan
hasil belajar yang optimal pula. Hasil belajar yang dilakukan dalam penerapan
metode konvensional dan metode kooperatif jigsaw dapat dilihat dari nilai
evaluasi hasil pretest, LKS, penugasan, dan tes akhir.Teknik evaluasi yang
dilakukan pada evaluasi hasil belajar dengan menggunakan tes obyektif.
Dengan evaluasi hasil belajar, guru akan mendapat manfaat yang besar untuk
melakukan program perbaikan yang tepat.
2.4 Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan penting untuk
menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan dan penerapan konsep diri.
Kberhasilan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan dapat tercermin dari
peningkatan mutu lulusan yang dihasilkannya. Untuk itu perlu adanya peran aktif
seluruh komponen pendidikan terutama siswa yang berfungsi sebagai input
sekaligus calon output dan guru sebagai fasilitator. Dalam proses belajar mengajar
guru diharapkan mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh siswa untuk
dapat digunakan dalam belajar. Fungsi fasilitator akan berhasil jika dalam
merancang proses belajar mengajar dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang
sistematis dan baik yang memungkinkan terjadinya penyempurnaan terhadap
42
tujuan, bahan, ataupun strategi belajar mengajar melalui proses umpan balik yang
diperoleh dari hasil evaluasi.
Metode mengajar adalah sebuah teknik yang digunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat proses belajar mengajar. Untuk
mencapai proses belajar yang ideal, hendaknya digunakan variasi dalam
menggunakan metode pembelajaran. Melalui metode pembelajaran tipe Jigsaw
diharapkan dapat memberikan cara dan suasana baru yang menarik dalam
pengajaran khususnya pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal
khusus. Hal ini disebabkan karena jika pada tahap ini siswa tidak bisa melakukan
pencatatan transaksi kedalam jurnal dengan baik, maka siswa akan mengalami
kesulitan pada tahap Akuntansi maka pencatatan dalam jurnal diharapkan
dirancang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi suatu transaksi yang lupa
tercatat. Jika suatu perusahaan bertambah besar dan jenis transaksinya menjadi
lebih banyak, jurnal umum tidak lagi mampu menampung berbagai transaksi yang
timbul. Untuk itu diperlukan adanya tambahan jurnal khusus yang terdiri dari
jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan. Setiap jurnal
tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus di kelas II MAN
Suruh diharapkan dapat menjadikan siswa mampu menganalisa transaksi dan
mampu mengelompokkan kedalam masing-masing jurnal khusus. Pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw untuk akuntansi ada beberapa pokok bahasan yanga cocok
untuk diterapkan. Melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini siswa
kelas 2 MAN Suruh diharapkan untuk dapat berfikir kritis karena diberikan
43
tanggung jawab penugasan materi yang menjadi bagiannya dan melalui
pembelajaran ini dapat memberikan konsep baru. Karena pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw menekankan keaktifan siswa sehingga mampu menumbuhkan untuk
berfikir krtitis dan memupuk sikap untuk membantu kelompoknya dalam belajar
sehingga tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan dan konsep
pemahaman inovatif yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal
ini karena mereka dituntut harus bertanggung jawab atas kelompoknya terhadap
pengusaan materi yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut
kepada anggota kelompok lain, sehingga dalam menyelesaikan tugasny setiap
anggota saling bekerja sama dan membantu ketika mengalami kesulitan dalam
memasukkan setiap transaksi ke kolom-kolom jurnal khusus. Melalui penelitian
ini akan dibandingkan apakah ada perbedaan hasil belajar antara model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan model pembelajaran konvensional
Dari uraian diatas untuk mempermudah pemikiran tersebut digunakan ilustrasi
kerangka berfikir sebagai berikut:
Siswa
M. Kooperatif
Jigsaw
M.Konvensional
Hasil belajar M.
kooperatif jigsaw
Hasil belajar M.
konvensional
Dibandingkan
Metode pembelajaran
44
2.5 HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis dalam penelitian adalah:
Adanya perbedaan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal
khusus antara metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran
kooperatif tipe JIGSAW pada siswa kelas II MAN Suruh tahun pelajaran
2005/2006.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini akan dibahas metode penentuan objek, penelitian
metode pengumpulan data serta analisis data.
3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi subjek penelitian
(Arikunto 2002: 109)
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II semeter II MAN Suruh
yang terdiri dari 3 kelas yaitu II IPS I dengan jumlah 40 Siswa, kelas II IPS2
dengan jumlah 40 siswa, dan kelas II IPS3 dengan jumlah 38 siswa. Jadi jumlah
seluruh siswa MAN Suruh untuk kelas II IPS adala 118 siswa.
3.1.2 Sampel
Sampel adalah Sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto
2002:109), sebagai wakil dari populasi maka sampel harus benar-benar dapat
diwakili.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Cluster Random
Sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain:
1. Siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama
2. Siswa diampu oleh guru yang sama
3. Siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama dan
pembagian kelas tidak ada yang kelas unggulan.
46
Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk menentukan sampel
adalah dengan cara undian. Sampel yang digunakan adalah kelas 2 IPS 2 sebagai
kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dan kelas 2 IPS I sebagai kelompok control yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
3.1.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau menjadi perhatian (Arikunto
2002:99)
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas
Dalam penelitian ini variabel yang menjadi variabel bebas adalah model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (eksperimen) dan model pembelajaran
konvensional (kontrol).
2. Variabel terikat
Variabel terikatnya adalah hasil belajar akuntansi siswa pokok bahasan
jurnal khusus.
3.2 Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen.
Metode eksperimen adalah merupakan salah satu metode yang paling tepat
untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkannya ( Arikunto 2002:82 ).
Desain perlakuan yang akan dilakukan dalam penelitian adalah sebagai
berikut
47
Kelompok eksperimen
Guru menerangkan konsep pembelajaran
Guru membagi siswa dalam kelompok asal dan kelompok ahli
Siswa telah bergabung bersama kelompok ahli masing-masing untuk membahas
dan mengerjakan latihan sub pokok bahasan yang menjadi bagiannya
Klm Ahli 1 Klm Ahli 2 Klm Ahli 3 Klm Ahli 4 Klm Ahli 5
Setelah selesai melakukan pembahasan maka kembali kelompok asal dan
bergantian mengajarkan kepada anggota kelompoknya sesuai dengan pokok
bahasan yang dipelajari
Guru memberi tugas dan latihan soal untuk dibahas dalam kelompok
Klm Asal 1 Klm Asal 2 Klm Asal 3 Klm Asal 4 Klm Asal 5
Guru mengumpulkan tugas siswa dan memberi kunci jawaban soal latihan
Guru memberikan soal mandiri
Guru melakukan evaluasi
Guru menghitung skor individu
Skema tahap pembelajaran kelompok eksperimen
48
Kelompok Kontrol
Skema tahapan pembelajaran kelompok kontrol
Langkah-langkah penelitian yang dilaksanakan dengan tahap-tahap :
6. Perencanaan
a. Merancang konsep kegiatan bersama guru dengan menjelaskan tahapan
pelaksanaan dalam metode jigsaw
b. Menjelaskan sarana, keadaan pembelajaran untuk pelaksanaan metode
jigsaw
c. Melihat kesiapan guru dalam menyiapkan pembelajaran baik pembelajaran
yang menggunakan metode konvensional maupun metode jigsaw
d. Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa
7. Pelaksanaan
d. Peneliti mengamati guru dan siswa dalam melakukan tahap-tahap aktivitas
dalam proses pembelajaran sub konsep jurnal penyesuaian dengan
menggunakan metode konvensional dan metode jigsaw
49
e. Peneliti melakukan wawancara pelaksanaan metode baru terhadap siswa
dan guru
8. Observasi
Menganalisis hasil tes, wawancara, hasil observasi, dan tugas
9. Refleksi
a. Setelah analisis data didapatkan indikator kinerja ketuntasan belajar dan
indikator tingkat keaktifan siswa dapat diketahui apakah sudah tercapai
atau belum dan faktor-faktor kendala yang terjadi baik dari faktor guru
ataupun siswanya.
b. Pengambilan data diperoleh dengan metode tes/evaluasi , wawancara, dan
observasi.
c. Data yang diperoleh dengan metode tes adalah hasil belajar siswa setelah
pembelajaran dilakukan.
d. Data yang diperoleh dengan metode wawancara adalah tanggapan guru
dalam menggunakan metode jigsaw dan tanggapan siswa setelah
pembelajaran dengan metode jigsaw
e. Data yang diambil dengan metode observasi adalah aktivitas guru dan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
3.3 Prosedur Pengumpulan Data
1. Pengambilan data diperoleh dengan metode tes/evaluasi, wawancara, dan
observasi. Data yang diperoleh dengan metode tes adalah hasil belajar siswa
setelah pembelajaran dilakukan, pengambilan data nilai tes awal untuk uji
50
homogenitas dan normalitas. Data yang diperoleh dengan metode wawancara
adalah tanggapan guru dalam menggunakan metode jigsaw dan tanggapan
siswa setelah pembelajaran dengan metode jigsaw. Data yang diambil dengan
metode observasi adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Berdasarkan data pada 1 ditentukan sampel penelitian dengan teknik Cluster
Random Sampling dengan pertimbangan siswa mendapat ateri berdasarkan
kurikulum yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama, siswa yang
menjadi objek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama dan pembagian
kelas tidak ada kelas yang unggulan.
3. Menyusun kisi-kisi tes uji coba.
4. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada.
5. Menguji cobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba (yang sebelumnya
telah diajarkan pokok bahasan jurnal khusus) di mana instrumen tes tersebut
akan digunakan sebagai tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
6. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk
mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas tes.
7. Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat berdasarkan data 6.
8. a. Melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
b. Melaksanakan pembelajaran konvensional
9. Melaksanakan tes hasil belajar.
10. Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar.
11. Menyusun laporan hasil peneliti
51
Skema prosedur penelitian diperlihatkan oleh gambar di bawah ini.
Gambar 3. Skema prosedur penelitian
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini
adalah:
3.4.1 Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nilai siswa MAN Suruh
Kelas 2, juga untuk memperoleh daftar nama siswa yang menjadi sampel dalam
penelitian ini. Nilai awal ini digunakan sebagai uji homogenitas. Metode ini juga
mengambil gambar/foto ketika guru sedang melakukan uji coba pengajaran
dengan metode jigsaw.
Data tes awal siswa kelas II semester II
MAN Suruh
Kelas JIGSAW
(2 IPS 2)
Kelas Konvensional
(2 IPS 1)
Kelas Uji Coba
(2 IPS 3)
Perangkat tes
(tes hasil belajar)
Uji coba instrumen
tes
Analisis untuk menentukan
instrumen tes
Menganalisis hasil dari
tes hasil belajar
52
3.4.2 Metode Pemberian Tes
Metode yang digunakan adalah metode tes. Tes awal digunakan untuk
mengetahui normalitas dan homogenitas populasi sedang tes hasil belajar
digunakan utuk memperoleh data tentang hasil belajar akuntansi pokok bahasan
jurnal khusus siswa kelas 2 MAN Suruh pada kelas metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, dan kelas metode pembelajaran konvensional
3.4.3 Metode Wawancara
Metode ini dilakukan setelah pembelajaran dengan metode jigsaw
dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor kendala dan tanggapan siswa dan guru
terhadap metode baru tersebut.
3.5 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen tes berbentuk soal obyektif. Dalam
menyusun perangkat tes, langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1. Materi yang akan diteskan dibatasi pada pokok bahasan jurnal khusus.
2. Menyusun jumlah uji coba soal sebanyak 25 butir soal. Setelah soal disusun
dilakukan uji coba terlebih dahulu kekelas II IPS 3 dengan asumsi anak-anak
di kelas tersebut telah mendapat materi sehingga pengukuran dan penelitian
dapat menghasilkan data yang benar-benar mencerminkan keadaan yang
diukur. Hal tersebut untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda soal.
3. Uji coba tes hasil belajar akuntansi
a. Validitas
53
Validitas adalah Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen (Arikunto 2001: 144). Menurut Arikunto (2001:65)
bahwa suatu tes dikatakan Valid apabila mampu mengukur apa yang hendak
diukur. Cara menghitung validitas soal tes dala penelitian ini dilakukan
dengan cara mengkorelasikan skor total dengan menggunakan rumus product
moment yang dikemukakan oleh pearson yaitu :
( )( )
xy { 2 ( )2}{ 2 ( )2} N. X X N. Y Y
r N. XY X Y
Σ − Σ Σ − Σ
Σ − Σ Σ
=
Keterangan :
rxy = koefesian korelasi
N = Jumlah subyek atau responden
Σ X = Nilai skor butir
Σ Y = Nilai skor total
Σ X2 = Jumlah kuadrat nilai X
Σ Y2 = Jumlah kuadrat nilai Y
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 162)
Butir angket dikatan valid jika hasil perhitngan memperoleh koefisien
korelasi rxys > rtabel
Berdasarkan hasil ujicoba terhadap 38 siswa diperoleh 4 soal yang
tidak valid dari 25 soal yang diujicobakan. Hasil perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran dan terangkum seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Ringkasan Validitas Soal Uji Coba
No Kriteria No soal Jumlah
1 Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25
21 soal
2 Tidak valid 6, 9, 14, 17 4 soal
Sumber : Data penelitian 2006, diolah
54
b. Reliabilitas Tes
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2002 : 154).
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
data. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan
data yang dapat dipercaya juga. Mencari reliabilitas instrument dengan
menggunakan rumus KR-20:
⎟ ⎟


⎜ ⎜

⎛ −
⎟⎠

⎜⎝


= Σ
Vt
Vt pq
k
r k
1 11
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal
p = proporsi siswa yang menjawab betul pada butir
q = proporsi siswa yang menjawab salah pada butir (1-p)
Vt = varians total
(Suharsimi Arikunto, 2002: 182)
Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel
product moment. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka
instrumen dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil analisis ujicoba instrumen
diperoleh r11 sebesar 0722 > rtabel = 0,320 maka instrumen tersebut reliabel.
55
c. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu
sukar.(Arikunto, 2002:207). Untuk mencari taraf kesukaran digunakan rumus
dibawah ini.
P =
JS
B
Keterangan :
P = Tingkat kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
( Suharsimi Arikunto, 2002:208)
Indeks kesukaran ini diberi simbol P (p besar), singkatan dari kata
“proporsi”. Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P (0,70) samapi 1,00 adalah soal mudah
(Suharsimi Arikunto, 2002:210).
Berdasarkan hasil ujicoba diperoleh 16% soal yang daya pembedanya
jelek, 72% cukup dan 12% dalam kategori baik. Hasil perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran seperti pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Ringkasan Daya Pembeda Soal Ujicoba
No Kriteria Nomor soal Jumlah %
1 Jelek 6, 9, 14, 17 4 16
2 Cukup 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 12, 13,
15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 25
30 72
3 Baik 5, 18, 24 34 12
Sumber : Data penelitian 2006, diolah
56
f. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi
adalah:
D = A B
B
B
A
A P P
J
B
J
B − = −
Keterangan:
D = Daya pembeda soal
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = Bnyaknya peserta kelompok bawah
PA =
A
A
J
B = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB =
B
B
J
B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
( Suharsimi Arikunto, 2003:213-214)
Klasifikasi daya pembeda:
0,00 ≤ D ≤ 0,20 : Jelek
0,21 ≤ D ≤ 0,40 : Cukup
0,41 ≤ D ≤ 0,70 : Baik
0,71 ≤ D ≤ 1,00 : Baik Sekali
D : negatif, semuanya tidak baik, jika semua butir soal yang mempunyai nilai
D negatif sebaiknya dibuang.(Suharsimi Arikunto, 2002:218)
57
Berdasarkan hasil ujicoba instrumen tes diperoleh 8% soal dengan
kriteria sukar, 50% sedang dan 24% mudah. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada lampiran dan terangkum pada pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Ujicoba
No Kriteria Nomor soal Jumlah %
1 Sukar 2, 6, 8, 12, 14, 15 6 24
2 Sedang 1, 3, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 16,17,
19, 21, 21, 22, 23, 24, 25
17 68
3 Mudah 18, 21 2 8
Sumber : Data penelitian 2006, diolah
Dari hasil uji coba soal di atas diperoleh 4 buti soal yang tidak valid dan daya
bedanya jelek yaitu nomor 6, 9, 14, dan 17. Selanjutnya untuk keperluan
penelitian akan digunakan 20 soal, maka soal nomor 13 walaupun valid akan
dibuang.
3.6 Metode Analisis Data Penelitian
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis.Uji statistik yang
digunakan adalah uji chi kuadrat, rumus yang digunakan adalah:
x2 =
( ) Σ=
k −
i E
O E
1 1
2
1 1
Keterangan:
x2 = Harga chi kuadrat
K = Jumlah kelas interval
O = Frekuensi observasi
E = Frekuensi ynag diharapkan
dk = Derajat kebebasan
58
Jika x2 < x2 table dengan α. = 5% dk= 6-3 maka data tersebut berdistribusi
normal.Jika x2 hitung > x2 table data yang dianalisis tidak berdistribusi normal
( Sudjana, 1996:293)
b. Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memilki
tingkat varians data yang sama atau tidak. Untuk menguji kesamaan dua
varians data dari kedua kelopok rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
F =
Varianterkecil
Varianterbesar
( Sutrisno Hadi 1992:479)
Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan F tabel
yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Ho diterima jika F hitung < F tabel
dan Ho ditolak jika F hitung > F tabel.
c. Uji Hipotesis
Untuk menguji perbedaan rata-rata maka pasangan hipotesis yang akan
yaitu uji t sebagai berikut:
1) varian kedua sampel sama , maka rumus tes yang digunakan adalah:
t =
8
1 1
e k
e k
n n
X X
+

Dengan :
S2 =
( ) ( )
2
1 1
1
2 2
+ −
− + −
k
e e k k
n n
n S n S
Se
2 =
( )
( 1)
2

Σ − Σ
e ne
e e e
n
n x x
59
Sk
2 =
( )
( 1)
2

Σ
k nk
k e
n
n x
Keterangan :
e X = Rata-rata kelompok eksperimen
k X = Rata-rata kelompok kontrol
ne = Jumlah anggota kelompok eksperimen
nk = Jumlah anggota kelompok kontrol
Se
2 = variansi kelompok eksperimen
Sk
2 = Variansi kelompok kontrol
( Sudjana, 1996:293)
Kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Terima Ho jika thitung < (1− )(ne +nk −2) t α tabel
b. Terima Ho jika thitung > (1− )(ne +nk −2) t α tabel
2) Jika varians tidak homogen menggunakan
t =
8
2 2
k
k
e
e
e k
n
s
n
s
X X
+

Keterangan:
e X = Rata-rata kelompok eksperimen
k X = Rata-rata kelompok kontrol
ne = Jumlah anggota kelompok eksperimen
60
nk = Jumlah anggota kelompok kontrol
Se
2 = variansi kelompok eksperimen
Sk
2 = Variansi kelompok kontrol
Kriteria pengujian yang digunakan adalah tolak hipotesis Ho jika:
thitung ≥
e k
e e k k
w w
w t w t
+
+
dengan We=
e
e
n
s 2
Wk =
k
k
n
s 2
t1 = (1− )(ne +1) t α dan t2 = (1− )(nk +1) t α
α = taraf nyata
( Sudjana, 1996:243)
d. Uji ketuntasan Hasil Belajar
Setelah melalui tahap awal dan tahap akhir, maka dilanjutkan dengan
uji ketuntasan belajar yaitu untuk menegtahui sejauh mana suatu metode
pengajaran berperan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu
materi pelajaran secara tuntas, sehingga metode tersebut
dikatakan efektif. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa
tersebut telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 6,5. Jika siswa
tersebut tidak mencapai nilai 6,5 maka siswa tersebut dikatakan tidak tuntas
belajar sehingga perlu perbaikan dan pengayaan. Untuk mengetahui
ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
t =
n
s
x 0
μ
Keterangan:
61
x : Nilai rata-rata kelompok eksperimen
0 μ
: Nilai rata-rata standar
S : Standar deviasi
Terima Ho jika t hitung > t1-α(n-1)
( Sudjana, 1996:193)
e. Indikator Kinerja
Menurut kurikulum SMA 2004, indikator merupakan kompetensi dasar
secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian
hasil belajar. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa
diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Indikator yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sekurang-kurangnya 85% kelas 2 MAN Suruh yang
menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw memperoleh nilai lebih dari atau
sama dengan 6,5. Selain itu siswa termotivasi akuntansi dan kinerja proses
pembelajaran meningkat.
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN Suruh dengan sampel penelitian
siswa kelas II IPS2 sebagai kelompok eksperimen dan kelas II IPS1
sebagai kelompok kontrol. Pada prinsipnya, kepada kedua kelompok
dilaksanakan tiga tahap kegiatan yaitu pre test, pembelajaran dan post
test. Pre test digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa
sebelum diadakan pembelajaran dan post test digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran Pada
pembelajaran kelompok eksperimen digunakan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Sedangkan pada kelompok kontrol digunakan
pembelajaran konvensional yaitu dengan ceramah dan diskusi
informasi.
4.1.1.1 Proses Pembelajaran Pada Kelompok Eksperimen
Pada awal pembelajaran, guru memberikan apersepsi untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang pokok bahasan
jurnal khusus. Dengan jigsaw, guru membagi siswa ke dalam
kelompok-kelompok dengan jumlah anggota empat sampai dengan
enam siswa.
63
Pada tahap selanjutnya, anggota dari tim-tim jigsaw yang mendapat
tugas dengan topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik
tersebut, perwakilan anggota tim-tim jigsaw ini selanjutnya dinamakan
tim ahli. Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali kekelompok asalnya
dan menjelaskan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di
dalam kelompok. Selanjutnya setelah setiap anggota kelompok
mendapatkan tugas dengan topik yang berbeda pembelajaran
dilanjutkan dengan pemberian kuis secara individu yang mencakup
topik yang telah dibahas.
4.1.1.2 Proses Pembelajaran Pada Kelompok Kontrol
Pada prinsipnya, pembelajaran pada kelompok kontrol relatif sama
dengan pembelajaran pada kelompok eksperimen. Yang membedakan
antara kedua kelompok tersebut adalah cara mempelajari materi. Pada
kelompok kontrol pembelajaran dilakukan secara konvensional berupa
trasfer informasi dari guru kepada siswa melalui ceramah dan tanya
jawab terpimpin.
4.1.2 Analisis Data Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran
4.1.2.1 Deskriptif Data Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan awal siswa sebelum diadakan pembelajaran dari kedua
kelompok dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
N 40 40
64
Rata-rata 4,23 4,11
Varians 0,8327 0,5960
Standart deviasi 0,91 0,77
Maksimal 6,0 5,5
Minimal 2,0 2,5
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan tabel tersebut, dari 40 siswa kelompok eksperimen ratarata
kemampuan awalnya mencapai 4,23, sedangkan dari 40 siswa
kelompok kontrol mencapai 4,11. Kemampuan awal tertinggi untuk
kelompok ekpseimen mencapai 6,0, dan kelompok kontrol mencapai
5,5 sedangkan kemampuan terendahnya untuk kelompok eksperimen
2,00 dan kelompok kontrol 2,5. Tampak bahwa kemampuan awal
kedua kelompok tersebut masih dibawah batas ketuntasan yaitu 6.5.
4.1.2.2 Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data pre test dari kedua kelompok dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pre Test
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
χ2 hitung 5,1937 4,9646
dk 3 3
χ2 tabel 7,81 7,81
Kriteria Normal Normal
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ2
hitung untuk kelompok
eksperimen sebesar 5,1637 dan kelompok kontrol 4,9646. Kedua nilai
tersebut kurang dari χ2
tabel pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 3
65
yaitu 7,81, yang berarti bahwa kedua data tersebut berdistribusi
normal. Berdasarkan hasil analisis ini dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam analisis selanjutnya yaitu menggunakan statistika
parametrik (uji t).
4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Varians
Hasil uji kesamaan varians data pre test antara kelompok eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Pre Test
Kelompok Varians dk F hitung F table
Eksperimen 0,8327 39
Kontrol 0,5960 39 1,397 1,89
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh F hitung sebesar 1,397 < Ftabel
(1,89) dengan dk (39:39) yang berarti bahwa kedua kelompok
mempunyai varians yang tidak berbeda.
4.1.2.4 Uji Kesamaan Rata-rata Pre Test
Hasil uji kesamaan rata-rata data pre test antara kelompok eksperimen
dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Uji Kesamaan Rata-rata Pre Test
Kelompok Rata-rata dk t hitung t tabel Kriteria
Eksperimen 4,23
Kontrol 4,11 78 0,595 1.99 Tidak berbeda
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 0,595 yang berada
pada daerah penerimaan Ho yaitu antara –1.99 sampai 1.99 yang
berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa antara kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai
66
kemampuan awal yang relatif sama dalam memahami materi pokok
bahasan jurnal khusus sebelum mengikuti pembelajaran.
4.1.3 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Setelah Pembelajaran
4.1.3.1 Deskriptif Data Hasil Belajar
Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dari kedua
kelompok dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Deskriptif Data Hasil Belajar Setelah Pembelajaran
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
N 40 40
Rata-rata 6,84 6.04
Varians 0,4537 0.7357
Standart deviasi 0,67 0.86
Maksimal 8,0 7,5
Minimal 5,0 4,0
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan tabel tersebut, dari 40 siswa kelompok eksperimen ratarata
hasil belajar pada kelompok eksperimen setelah pembelajaran
mencapai 6,84 sedangkan dari dari 40 siswa kelompok kontrol
mencapai 6,04. Hasil belajar tertinggi pada kelompok eksperimen
mencapai 8,0, dan terendah 5,0. Pada kelompok kontrol, nilai tertinggi
7,5 dan terendah 4,0.
4.1.3.2 Uji Normalitas Data Post Test
Hasil uji normalitas data post test dari kedua kelompok dapat dilihat
pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Keadaan Akhir
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
χ2 hitung 6,8016 3,0293
67
dk 3 3
χ2 tabel 7,81 7,81
Kriteria Normal Normal
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ2
hitung untuk kelompok
eksperimen sebesar 6,8016 dan kelompok kontrol 3,0293. Kedua nilai
tersebut kurang dari χ2
tabel pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 3
yaitu 7,81, yang berarti bahwa kedua data tersebut berdistribusi
normal. Berdasarkan hasil analisis ini dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam analisis selanjutnya yaitu menggunakan statistika
parametrik (uji t).
4.1.3.3 Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test
Hasil uji kesamaan varians data post test antara kelompok eksperimen
dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Post Test
Kelompok Varians dk F hitung F tabel
Eksperimen 0,4537 44
Kontrol 0,7357 44 1,622 1.83
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh F hitung sebesar 1,622 < Ftabel
(1,89) dengan dk (39:39) yang berarti bahwa kedua kelompok
mempunyai varians yang tidak berbeda. Berdasarkan analisis ini maka
dalam pengujian hipotesis penelitian dapat digunakan uji t untuk
rumus pertama.
4.1.3.4 Uji Perbedaan Rata-rata Post Test
Hasil uji perbedaan rata-rata data post test antara kelompok
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.
68
Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Post Test
Kelompok Rata-rata dk t hitung t tabel Kriteria
Eksperimen 6,84
Kontrol 6,04 78 4,639 1,99 Berbeda
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 4,639 lebih besar
dari ttabel = 1,99 untuk α = 5% dengan dk 78, berarti ada perbedaan
hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal khusus antara metode
kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konfensional pada siswa
kelas II MAN Suruh tahun pelajaran 2005/2006. Ditinjau dari
rata-rata hasil belajar yang dipeoleh terlihat bahwa hasil belajar
kelompok eksperimen yang mendapatkan pengajaran dengan metode
kooperatif tipe jigsaw (6,84) lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang
mendapatkan pengejaran dengan metode konfensional (6,04).
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pembelajaran dengan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah mampu
mengantarkan siswa mencapai ketuntasan hasil belajar siswa
ditunjukkan dari persentase siswa yang mencapai nilai 6,5 atau lebih
sebesar 87,5% dan lebih besar dari batas ketuntasan yang ditetapkan
yaitu 85% sedangkan pembelajaran dengan metode konfensional
belum mampu mengantarkan siswa mencapai ketuntasan hasil belajar
siswa karena persentase siswa yang memperoleh nilai 6,5 atau lebih
sebesar 40,0% dan kuurang dari 85%.
69
Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa
karena dapat mengantarkan siswa mencapai ketuntasan hasil belajar.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data pada kondisi awal, menunjukkan bahwa kemampuan
awal antara kelompok eksperimen dan kontrol relatif sama. Hal ini
ditunjukkan dari data pre test dari kedua kelompok. Pada kelompok
eksperimen rata-rata kemampuan awalnya mencapai 4,23 sedangkan
pada kelompok kontrol mencapai 4,11. Melalui uji t diperoleh thitung
sebesar 0,595 yang berada pada daerah penerimaan Ho yaitu pada
selang -1.99 sampai 1.99 yang merupakan batas kritik uji t untuk taraf
kesalahan 5% dengan dk = 78. Hal ini berarti bahwa tidak ada
perbedaan yang nyata kemampuan awal dari kedua kelompok.
Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok ekperimen
menggunakan kooperatif tipe jigsaw dan kelompok kontrol
menggunakan konvensional yaitu ceramah dan diskusi informasi,
terlihat bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut menunjukkan
adanya berbeda secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t
yang diperoleh thitung sebesar 4,6393 yang berada pada daerah
penolakan Ho yaitu pada selang -1.99 sampai 1.99 yang merupakan
batas kritik uji t untuk taraf kesalahan 5% dengan dk = 78. Dengan
demikian berarti bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
70
meningkatkan hasil belajar pokok bahasan jurnal khusus pada siswa
kelas II MAN Suruh tahun pelajaran 2005/2006.
Hal ini disebabkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
membawa siswa kedalam suasana belajar yang bermakna karena siswa
dapat secara aktif bekerjasama dengan sesama siswa dalam suasana
gotong-royong dalam upaya menggali iformasi dan meningkatkan
kemampun berkomunikasi untuk meningkatkan pemahaman pada
materi pelajaran yang sedang dipelajari. kenyataan tersebut diperkuat
pendapat Johson & Johnson (1989) dalam Anita Lie (2002) yang
menyatakan bahwa suasana belajar cooperatif learning Jigsaw
menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi, hubungan yang lebih
positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik dari pada suasana
belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah-misahkan siswa.
Selain itu Intinya (2003) juga menegaskan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat mengambangkan hubungan antar pribadi
positif diantara siswa yang memiliki kemampuan berbeda, menerapkan
bimbingan sesama teman, rasa harga diri siswa yang lebih tinggi,
memperbaiki kehadiran, menerima terhadap perbedaan individu lebih
besar, sikap apatis berkurang, pemahaman materi lebih mendalam dan
meningkatkan motivasi belajar.
Di dalam pembelajaran kooperatif kerja sama dalam kelompok
memegang kunci keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperlukan rasa
71
tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri maupun
pembelajaran siswa lain dalam kelompok maupun diluar kelompoknya.
Siswa tidak hanya dituntuk menguasai materi sendiri tetapi juga
dituntut untuk dapat menjelaskan pada siswa lain dalam kelompoknya,
sebab secara umum siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling
mendiskusikan konsep-konsep ini dengan temannya.
Melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini guru dapat secara
langsung membimbing setiap individu yang mengalami kesulitan
belajar, hal tersebut ditegaskan oleh Slavin (1995) yang menyatakan
bahwa guru setidaknya menggunakan setengah waktunya mengajar
dalam kelompok kecil sehingga akaan lebih mudah dalam memberikan
bantuan secara individu.
Suasana yang tercipta dari kegiatan pembelajaran dengan metode
kooperatiuf tipe jigsaw sangat menarik yang mampu mengarahkan
siswa untuk aktif berinovasi dalam memahami materi yang diajarkan
yang pada akhirnya berdampak pada tingginya penguasaan siswa pada
materi yang sedang dipelajari dan meningkatnya hasil belajar yang
dicapainya.
Berbeda dengan kelompok kontrol, meskipun terjadi peningkatan hasil
belajar yang nyata, namun rata-rata hasil belajar pada kelompok ini
relatif lebih rendah karena pembelajaran yang dilakukan kurang
mampu mengaktifkan siswa secara optimal. Keaktifan siswa hanya
cenderung pada saat dilakukan diskusi informasi, latihan soal atau
72
penugasan. Pada kondisi ini motivasi siswa cenderung lebih rendah
daripada kelompok eksperimen, yang pada akhirnya berpengaruh
terhadap rendahnya hasil belajar siswa.
73
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa
simpulan antara lain:
1. Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal
khusus antara metode pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas II
MAN Suruh tahun pelajaran 2005/2006.
2. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih efektif daripada metode
pembelajaran konvensional karena mampu meningkatkan hasil belajar
akuntansi pokok bahasan jurnal khusus pada siswa kelas II MAN Suruh tahun
pelajaran 2005/2006 mengarah pada ketercapaian belajar tuntas.
5.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis ajukan berkaitan dengan hasil penelitian
ini antara lain:
1. Pada dasarnya untuk kegiatan pembelajaran dapat digunakan berbagai metode
mengacu pada materi pengajaran yang akan disampaikan. Dalam kaitannya
dengan pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus di tingkat SMA
dapat digunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena terbukti
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. oleh karena itu guru hendaknya
74
mempertimbangkan penggunaan metode ini saat akan melaksanakan
pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar mencapai hasil
yang optimal, guru perlu melakukan penataan ruang secara efektif untuk
menghindari suasana gaduh saat pembentukan kelompok, guru perlu
meningkatkan keterampilan kooperatif masing-masing kelompok agar kerja
sama dalam kelompok tidak macet, guru perlu mengembangkan keaktifan
seluruh anggota dalam kelompok kerena keberhasilan pembelajaran ini
terletak dari kemampuan angota kelompok dalam memberikan penjelasan
kepada anggota kelompok yang lain secara bergantian.
3. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa pada pokok bahasan
lain, sehingga diperoleh informasi lebih luas tentang keefektifan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran akuntansi pada
siswa.
75
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar evaluas ipendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
…………….1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
…………… 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Daroni.2002. Pembelajaran Kooperatif IPA Di SLTP Melalui Model jig Saw (
dalam Lembar Ilmu Pendidikan). Semarang. UNNES.
Darsono, Max, Dkk. 2000. Belajar dan pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang
Press
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 SMA.. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Hamalik, Oemar. 1990. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Ibrahim, Muslim, Dkk. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA
University Press
Jusup, Haryono. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada
Lie, Anita. 2002. Cooperative learning (Mempraktikan Cooperative Learning Di
Ruang-Ruang Kelas), Jakarta : Grasindo.
Slavin, R.E. 1995. Cooperativ Learning. Boston: Allya Bacon
76
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.
Semarang. UNNES
Sudaryo. (Ed.) 1991. Strategi Belajar Mengajar I. Semarang: IKIP Semarang
Press
S, Alam. 2004. Akuntansi SMA untuk Kelas XI. Jakarta: ESIS
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Setyowati, Endang. 2005. Studi Komparasi metode Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Dan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus
Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas 2 SMA
Teuku Umar. Semarang: FIS UNNES
Sudjana, Nana. 2001. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar
Baru Algensindo
Sudjana, Nana. 2001.Penelitian dan penilaian pendidikan .Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Sukardi, dkk. 2004. Akuntansi 1 Untuk SMA Kelas 2. Jakarta : Grasindo
Sulistyorini, Sri. 1999. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
Mata Pelajaran IPA (dalam Lembar Ilmu Pengetahuan). Semarang: IKIP
Semarang
Usman, Burhanuddin, Dkk. 2004. Mahir Akuntansi Untuk Kelas 2 SMA. Jakarta:
Ganeca Exact
Wahyudi, Hari dan Sihadi. 1994. Dasar-Dasar Akuntansi. Klaten : Saudara
Wahyudi, Agus.2001.Akuntansi Dasar. Semarang : FIS UNNES
Wulandari, Reny.2004. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW dan
STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Teorhema
Phytagoras Pada Siswa kelas II Semester I SMPN 13 semarang tahun
Pelajaran 2004/2005. Semarang: FMIPA UNNES
Yamin, Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Gaung Persada PressSTUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE JIGSAW DAN METODE KONVENSIONAL POKOK
BAHASAN JURNAL KHUSUS SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA
SISWA KELAS II MAN SURUH
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh :
BAHRIYATUL AZIZAH
NIM. 3301401176
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2006
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Bambang Prishardoyo, M. Si
Drs.Hartoyo B.Sc
NIP. 130818769 NIP.13200370
Mengetahui :
Ketua Jurusan Akuntansi
Drs.Sukirman, M.Si
NIP.131404309
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Drs.katut sudarma, M.M
NIP.131813667
Anggota I Anggota II
Drs.Bambang Prishardoyo, M.Si Drs.hartoyo,B.Sc
NIP. 130818769 NIP.13200370
Mengetahui :
Dekan,
Drs. Agus wahyudin, M.Si
NIP. 130367998
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, September 2006
Bahriyatul Azizah
NIM. 3301401176
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami
mohon pertolongan”.
(Q.S Al Fatihah : 5)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu, ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain”.
(Q.S Alam Nasyrah : 6-7)
“Ketulusan akan membuat kita belajar dan bisa melupakan banyak hal”.
(Madame Swetchine)
PERSEMBAHAN :
Karya tulis ini aku persembahkan buat :
1. Bapak dan Ibu terima kasih atas jerih payah dan
kasih sayangmu
2. kakakku mba evi, mas mujib, mas guno serta
keponakanku hendra da fiky
3. Sahabat Sejatiku pendengar setiaku
4. temenku mba lusi, rizky, rina dan adikku hani,
fafa, ari sert seluruh keluarga besar kost khasanah
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Metode
Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar pada Siswa Kelas II MAN Suruh”.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi jenjang Strata
1 (satu) guna meraih gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
Atas selesainya skripsi ini penyusun bermaksud mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang telah berkenan
memberikan ijin penelitian.
2. Drs. Sukirman, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi yang telah berkenan
memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si, Dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.
4. Drs. Hartoyo, B.Sc., Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan arahan untuk penyusunan skripsi.
5. Drs. Ketut Sudarma, M.M dosen penguji yang telah memberikan bimbingan
dan arahan untuk penyusunan skripsi
6. Drs. Suharto, M. Ag Kepala MAN Suruh Kabupaten Semarang yang telah
berkenan memberikan iji penelitian.
7. Guru dan staff karyawan MAN Suruh Kabupaten Semarang yang telah
membatu peneliti selama melaksanakan penelitian.
vii
8. Seluruh siswa kelas II MAN Suruh Kabupaten Semarang yang telah berkenan
menjadi sampel dalam penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
baik moril maupun materiil kepada penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan yang telah
diberikan selama menyusun skripsi. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, September 2006
Penyusun
viii
SARI
Bahriyatul Azizah, 2006. Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw dan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas II MAN Suruh. Skripsi.
Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I : Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si., Pembimbing II : Drs. Hartoyo,
B.Sc. hal.
Kata Kunci : Kooperatif Tipe Jigsaw, Konvensional, Hasil Belajar
Pembelajaran akuntansi yang berjalan selama ini cenderung ditunjukkan
pada ketrampilan siswa dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi secara
konsepsional yang diajarkan oleh guru. Masalah yang timbul adalah siswa belum
mampu menguasai dan terampil dalam menyeledsaikan soal-soal akuntansi yang
bervariasi dari konsep yang diberikan guru. Untuk mengatasi kesulitan belajar
siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran maka akan diterapkan
pembelajaran kooperatif learning jigsaw, karena pembelajaran ini memiliki
konsep pada penekanan interaksi antar siswa. Dalam interaksi ini siswa akan
membentuk komunitas yang memungkinkan mereka mencintai proses dan
mencintai satu sama lain. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal khusus antara metode pembelajaran
konvensional, metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW pada siswa kelas II
MAN Suruh tahun pelajaran 2006/2007.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas II semeter II MAN Suruh
yang terdiri dari 3 kelas. Sampel yang digunakan adalah kelas 2 IPS 2 sebagai
kelompok eksperimen dan kelas kelas 2 IPS I sebagai kelompok kontrol. Variabel
dalam penelitian ini terdiri dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
model pembelajaran konvensional sebagai variabel bebas dan hasil belajar siswa
sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi, tes dan wawancara. Analisis data menggunakan t test.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata hasil pre test
kelompok eksperimen sebesar 4,23 dan kelompok kontrol sebesar 4,11. Hasil uji t
diperoleh diperoleh thitung = 0,595 < ttabel = 1.99. Hal ini berarti bahwa antara
kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai kemampuan awal yang relatif sama
dalam memahami materi pokok bahasan jurnal khusus sebelum mengikuti
pembelajaran. Rata-rata hasil post test kelompok eksperikem sebesar 6,84 dan
kelompok kontrol sebesar 6,04. hasil uji t data post test diperoleh thitung = 4,639 >
ttabel = 1,99. hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar akuntansi pokok bahasan
jurnal khusus antara metode kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran
konfensional. Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yang lebih tinggi
menunjukkan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional.
Beberapa saran yang dapat penulis ajukan berkenaan dengan hasil
penelitian ini yaitu dalam kaitannya dengan pembelajaran akuntansi pokok
ix
bahasan jurnal khusus di tingkat SMA dapat digunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw karena terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa,
oleh karena itu guru hendaknya mempertimbangkan penggunaan metode ini saat
akan melaksanakan pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
PERNYATAAN............................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................... iv
PRAKATA....................................................................................................... vi
SARI................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1
1.2 Penegasan Istilah............................................................................ 4
1.3 Perumusan Masalah ....................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
1.5 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................... 10
2.1 Tinjauan Tentang Belajar............................................................... 10
2.1.1 Teori Belajar ......................................................................... 10
2.1.2 Faktor-faktor Belajar............................................................. 14
2.1.3 Tinjauan Tentang Metode Pengajaran .................................. 17
2.2 Jurnal.............................................................................................. 36
2.3 Hasil Belajar................................................................................... 42
2.4 Kerangka Berpikir.......................................................................... 42
2.5 Hipotesis Penelitian........................................................................ 45
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 46
3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian ............................................. 46
3.1.1 Populasi Penelitian................................................................ 46
xi
3.1.2 Sampel Penelitian.................................................................. 46
3.1.3 Variabel Penelitian................................................................ 47
3.2 Rancangan Penelitian..................................................................... 47
3.3 Prosedur Penelitian ........................................................................ 50
3.4 Metode Pengumpulan data............................................................. 52
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................... 53
3.6 Metode Analisis Data..................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 63
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 63
4.2 Pembahasan.................................................................................... 69
BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 72
5.1 Simpulan ....................................................................................... 72
5.2 Saran............................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74
LAMPIRAN..................................................................................................... 76
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1 Ringkasan Validitas Soal Uji Coba............................................................ 55
3.2 Ringkasan Daya Pembeda Soal Ujicoba .................................................... 57
3.3 Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba............................................ 58
4.1 Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran ..................................... 64
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Awal ................................................................ 65
4.3 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Pre Test ............................................... 65
4.4 Uji Kesamaan Rata-rata Data Pre Test....................................................... 66
4.5 Deskripsi Data Hasil Belajar Setelah Pembelajaran .................................. 66
4.6 Hasil Uji Normalitas data Akhir ................................................................ 67
4.7 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Post Test.............................................. 67
4.8 Uji Perbedaan Rata-rata Data Post Test..................................................... 68
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw ......................................................................... 31
2.2 Kerangka Berpikir...................................................................................... 45
3.1 Skema Tahap Pembelajaran Kelompok Eksperimen ................................. 48
3.2 Skema Tahap Pembelajaran Kelompok Eksperimen ................................. 49
3.3 Skema Prosedur Penelitian......................................................................... 52
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Satuan Pembelajaran .................................................................................. 76
2. Rencana Pembelajaran I............................................................................. 81
3. Rencana Pembelajaran II............................................................................ 83
4. Rencana Pembelajaran III .......................................................................... 85
5. Kisi-kisi Soal Uji Coba .............................................................................. 87
6. Soal Uji Coba ............................................................................................. 88
7. Soal Ulangan .............................................................................................. 92
8. Kunci Jawaban Soal Uji Coba dan Soal Ulangan ...................................... 96
9. Lembar Observasi Kinerja Guru ................................................................ 97
10. Hasil Observasi Kinerja Guru .................................................................... 98
11. Jurnal Guru................................................................................................. 100
12. Hasil Jurnal Guru ....................................................................................... 101
13. Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
Soal............................................................................................................. 102
14. Perhitungan Daya Pembeda Soal ............................................................... 105
15. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal......................................................... 106
16. Perhitungan Reliabilitas Instrumen............................................................ 107
17. Perhitungan Validitas Butir........................................................................ 108
18. Data Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................. 109
19. Deskripsi Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ........................................ 110
20. Uji Normalitas Data Hasil Pre Test Kelompok Eksperimen...................... 111
21. Uji Normalitas Data Hasil Pre Test Kelompok Kontrol ............................ 112
22. Uji Normalitas Data Hasil Post Test Kelompok Eksperimen .................... 113
23. Uji Normalitas Data Hasil Post Test Kelompok Kontrol........................... 114
24. Uji Kesamaan Varians Data Hasil Pre Test Antara Kelompok
Eksperimen Dan Kelompo Kontrol............................................................ 115
25. Uji Kesamaan Varians Data Hasil Post Test Antara Kelompok
Eksperimen Dan Kelompo Kontrol............................................................ 116
xv
26. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Post Test Antara Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.......................................................... 117
27. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Pre Test Antara Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.......................................................... 118
28. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 118
29. Surat Ijin Penelitian.................................................................................... 121
xvi
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Drs. Fachrurrozie, M.Si
NIP.131813667
Anggota I Anggota II
Drs. Marimin Drs.Ade Rustiana, M.Si
NIP. 130818769 NIP.13200370
Mengetahui :
Dekan,
Drs. Sunardi,M.Pd
NIP. 130367998
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan
belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu
keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar
diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Perubahan tersebut dapat tercapai
bila ditunjang berbagai macam faktor. Faktor yang dapat menghasilkan
perubahan juga berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar
merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang
telah diajarkan guru. Oleh karena itu, hasil belajar merupakan faktor yang
paling penting dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan observasi awal hasil belajar akuntansi tahun ajaran
2005/2006 khususnya pada pokok bahasan jurnal khusus belum mendapatkan
hasil yang optimal dengan nilai rata-rata 5.5. Dalam pencapaian hasil yang
optimal diperlukan suasana , lingkungan belajar yang menunjang, proses
belajar yang menarik sehingga dimungkinkan perlu adanya paradigma baru
dalam dunia pendidikan.
Di MAN Suruh meskipun sudah mulai menerapkan kurikulum baru
namun masih menitik beratkan metode pengajaran pada paradigma lama yaitu
2
metode konvensional yang inti kegiatannya yaitu ceramah, latihan soal, dan
penugasan , terkait langsung dengan hasil belajar siswa.
Dalam dunia pendidikan pada saat ini sudah banyak berubah dengan
adanya penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) sebagai upaya
meningkatkan kualitas belajar siswa, agar sesuai dengan tuntutan zaman.
Dengan kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ) diharapkan dapat membawa
perubahan dari paradigma lama kearah paradigma baru yang lebih baik.
Paradigma lama tersebut tidak bisa lagi dipergunakan. Teori, penelitian, dan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa guru sudah
harus mengubah paradigma pengajaran.
Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran
akuntansi adalah pembentukan sifat yaitu pola yang berfikir kritis dan kreatif.
Untuk itu suasana kelas perlu didesain sedemikian rupa sehingga siswa
mendapat kesempatan untuk saling berinteraksi.dalam interaksi ini siswa akan
membentuk komunitas yang memungkinkan mereka mencintai proses dan
mencintai satu sama lain.Suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan
pengisolasian akan membentuk hubungan yang negatif dan mematikan
semangat siswa. Hal ini akan menghambat pembentukan pengetahuan secara
aktif . Oleh karena itu, pengajar perlu menciptakan suasana belajar
sedemikian rupa sehingga siswa perlu bekerjasama secara gotong-royong.
3
Melalui metode pembelajaran jigsaw diharapkan dapat memberikan
solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran sehingga
memberikan dengan konsep baru. Pembelajaran jigsaw membawa konsep
pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan siswa, diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam
suasan gotong-royong dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah
informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Beberapa alasan lain yang menyebabkan metode jigsaw perlu
diterapkan sebagai metode pembelajaran yaitu tidak adanya persaingan antar
siswa atau kelompok. Mereka bekerjasama untuk menyelesaikan masalah
dalam mengatasi cara pikiran yang berbeda. Siswa dalam kelompok
bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan padanya
lalu mengajarkan bagian tersebut pada anggota yang lain. Siswa juga
senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru serta siswa
termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi. Selama ini metode
kooperatif jigsaw hanya sering diteliti dan diterapkan di jurusan IPA tetapi
pada Ilmu Sosial sebenarnya juga bisa untuk diterapkan, terbukti dari jurnal
judul skripsi ada peneliti yang menerapkan metode jigsaw pada Ilmu Sosial.
Dalam penelitian ini penerapan metode kooperatif jigsaw untuk pokok
bahasan jurnal khusus dirasakan sesuai. Hal ini dikarenakan pokok bahasan
jurnal khusus memerlukan analisis dan pemahaman siswa serta sub-sub
pokok bahasan jurnal khusus tidak saling terkait.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti akan meneliti
lebih lanjut mengenai perbedaan hasil belajar akuntansi penggunaan metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode konvensional dengan
judul: Studi Komparasi Metode Pembelajaran Tipe jigsaw dan Metode
4
Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Pada Siswa Kelas II MAN Suruh.
I.2 Penegasan Istilah
1. Studi Komparasi
Studi komparasi adalah Suatu penyelidikan untuk membandingkan dua
perkara /fenomena atau lebih (Arikunto, 1991:20 )
Penelitian ilmiah tentang perbandingan obyek-obyek penelitian.
Dalam hal ini adalah untuk mengetahui mana yang lebih baik dengan
membandingkan hasil belajar siswa melalui metode konvensional dan
metode kooperatif tipe jigsaw
2. Metode
Merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, atau cara yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
suatu tujuan yang ditentukan (KBBI, 2001 : 740 ).Mengajar menurut
Ign.S.Ulih adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang
lain agar orang lain menerima, menguasai dan mengembangkannya.
Metode mengajar adalah suatu jalan/cara yang harus dilalui
didalam mengajar ( Slameto, 2003:65)
Metode juga memiliki pengertian cara-cara untuk menyampaikan
materi pada siswa (Arikunto, 2003:301 ). Jadi metode mengajar
merupakan cara-cara yang digunakan guru dalam mengajar siswa untuk
mencapai tujuan belajar dimana metode mengajar ini sangat
5
mempengaruhi belajar siswa. Metode belajar diantaranya adalah metode
konvensional dalam hal ini metode ceramah, latihan dan penugasan dan
untuk metode kooperatif yaitu metode yang akan dikaji mengenai metode
kooperatif jigsaw.
a. Metode Pembelajaran Konvensional
Menurut Oemar Hamalik ( 1990:27) pendekatan yang
berdasarkan tradisional yang menitik beratkan keterlibatan siswa
dalam kegiatan yang berpusat pada guru ( yang dikenal dengan techer
directed, tradisional textbook activity). Jadi metode pembelajaran
konvensional merupakan pembelajaran dimana guru memegang
peranan penting dalam menentukan isi dan proses belajar termasuk
dalam menilai kemajuan belajar siswa. Metode ceramah adalah metode
mengajar dalam menyampaikan materi secara lisan. Metode latihan
adalah metode mengajar dengan memberi latihan secara berulangulang
untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode
penugasan tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas
dari itu. Tugas
biasa dilaksanakan dirumah, disekolah, di perpustakaan, dan ditempat
lainnya.
b. Metode Pembelajaran Kooperatif jigsaw
Darsono (2000: 24), pengertian pembelajaran secara umum adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga
tingkah laku siswa kearah yang lebih baik. Metode pembelajaran
6
kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajran dimana siswa belajar dalam
kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang
ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut pada anggota
kelompok lain ( Lembar Ilmu Pendidikan:1999). Jadi pembelajaran tipe
jigsaw ini merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang
merupakan pembelajaran kelompok dimana setiap anggota bertanggung
jawab atas penguasaan materi tertentu dan mengajarkannya kepada
anggota kelompoknya setelah adanya mempelajari dengan kelompok ahli
masing-masing.
c. Jurnal Khusus
Jurnal yaitu catatan harian (KBBI, 2002:202). Jurnal khusus
adalah tempat mencatat transaksi-transaksi yang sejenis yang sering
terjadi selama operasi perusahaan. Dalam pencatatan jurnal khusus ini
diperlukan karyawan yang banyak. Apabila transaksi semakin banyak
dan frekuensinya semakin tinggi, jurnal khusus perlu diperluas lagi
dengan membuat kolom-kolom. Jurnal khusus dapat untuk
mengurangi
pekerjaan memposting kebuku besar, dan untuk menciptakan
pengendalian intern perusahaan.
d. Meningkatkan Hasil Belajar
Meningkatkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
menaikan ( derajat, kelas, dsb), mempertinggi (KBBI,2002:1077),hasil
adalah suatu yang diadakan ( dibuat, dijadikan ) oleh usaha.Sedangkan
7
belajar adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu
(KBBI, 1991:14).Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa
melalui usaha (pengalaman dan latihan )dalam mempelajari pokok
bahasan tertentu yang dialami atau dirancang.
1.3 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Diantara metode kooperatif tipe jigsaw dan metode konvensional manakah
yang lebih efektif dan tepat diterapkan dalam pokok bahasan jurnal khusus
pada siswa kelas II semester II Man Suruh Tahun pelajaran 2006/2007
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar akuntansi pada siswa, poko bahasan
jurnal khusus antara metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW dan
metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas II semester II MAN
Suruh Tahun pelajaran 2006/2007
I.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW atau
pembelajaran konvensional yang paling sesuai, sehingga dapat
memberikan hasil belajar akuntansi yang lebih baik untuk pokok
bahasan jurnal khusus pada siswa kelas II MAN Suruh tahun pelajaran
2006/2007
b. Mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar akuntansi pokok
bahasan jurnal khusus antara metode pembelajaran konvensional,
8
metode pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW pada siswa kelas II
MAN Suruh tahun pelajaran 2006/2007?
I.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat terutama:
a. Manfaat secara praktis
1. Bagi Siswa
a) Siswa dapat belajar bersosialisasi dengan cara memahami
perbedaan-perbedaan yang tumbuh dalam kelompok
b) Siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesama anggota
kelompok sehingga setiap siswa dapat memperoleh ilmu
pengetahuan yang lebih banyak
c) Siswa dapat belajar untuk mau mendengarkan dan saling
menghargai pendapat orang lain
2. Bagi Pihak sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi
metode pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa
3. Bagi Pihak Lembaga Terkait
Sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan kebijaksanaankebijaksanaan
baru tentang pendidikan
b. Manfaat Secara teoritis
1. Pembaca
Menambah pengetahuan pembaca
9
2. Peneliti Berikutnya
Dapat dijadikan masukan bagi peneliti-peneliti lain yang melakukan
penelitian serupa dimasa yang akan datang
3. Peneliti Yang Bersangkutan
Menambah ilmu pengetahuan yang telah dimiliki peneliti dan
merupakan wahana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah di
dapat di bangku kuliah
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.I Tinjauan Tentang Belajar
2.I.I Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan. Tingkah laku yang baru secara keseluruhan ,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto:2003:2).
Menurut Winkel ( dalam Darsono , dkk. 2000) belajar adalah aktivitas
mental atau psiskis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan
nilai sikap.
Jadi belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan perubahan,
dimana perubahan ini tidak lepas dari peran guru sebagai pengajar.
2.I.2 Teori Belajar
Beberapa teori belajar antara lain:
1. Teori belajar menurut J.Bruner
Didalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasii aktif
dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan
kemampuan.Untuk meningkatan proses belajar perlu lingkungan yang
dinamakan “discovery learning environment”, ialah lingkungan
dimana siswa dapat melakuakan eksplorasi, penemuan-penemuan baru
11
yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah
diketahui. Dalam tiap lingkungan selalu ada bermacam-macam
masalah, hubungan-hubungan dan hambatan yang dihayati oleh siswa
secara berbeda –beda pada usia yang berbeda pula.
2. Teori belajar Vygotsky
Tokoh konstruktivis lain adalah Vygotsky. Sumbangan penting
teorinya adalah penekanan pada hakekat pembelajaran sosiokultur. Inti
dari teorinya yaitu menekankan pada interaksi antara aspek internal
dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan
sosial pembelajaran.
Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya
sebagai berikut:
a. Menghendaki seting kelas bebentuk kooperatif, sehingga siswa
dapat saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah
yang efektif dalam masing-masing zone of proximal development
mereka. Zone of proximal development adalah jarak tingkat
perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai
kemampuan pemecah masalah secara mandiri dan tingkat
kemampuan perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai
kemampuan pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa
atau teman sebaya yang lebih mampu.
b. Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan
scalfolding.Scalfolding berarti memberikan seorang anak sejumlah
12
besar bantuan tersebut dan memberikan kesempatan pada anak
tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar
segera setelah ia mampu mengerjakan.
Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif
Dua aspek yang penting yang mendasari keberhasilan
cooperative learning yaitu teori motivasi dan teori kognitif (
Slavin:1995:16 ).
1. Teori motivasi
Menurut teori motivasi, motivasi siswa dalam pembelajaran
kooperatif terutama terletak dalam bagaimana bentuk hadiah atau
struktur pencapaian tujuan saat siawa melaksanakan kegiatan.
Diidentifikasi ada tiga macam struktur pencapaian tujuan yaitu
sebagai berikut:
a) Kooperatif dimana orientasi tujuan masing-masing siswa turut
membantu pencapaian tujuan siswa lain.
b) Kompetitif dimana uapaya siswa untuk mencapai tujuan akan
menghalagi siswa lain dalam pencapaian tujuan.
c) Individualistik dimana upaya siswa untuk mencapai tujuan
tidak ada hubungannya dengan siswa lain dalam mencapai
tujuan tersebut.
Metode mengajar adalah suatu jalan/cara yag harus dilalui
di dalam mengajar ( Slameto: 65 ). Berdasar pandangan teori
motivasi, struktur tujuan kooperatif menciptakan situasi dimana
13
satu-satunya cara agar tujuan tiap anggota kelompok tercapai
adalah jika kelompok tersebut berhasil. Oleh karena itu untuk
mencapai tujuan pribadi mereka, anggota kelompok harus
membantu teman kelompoknya yang dapat membuat pencapaian
tujuan belajar seperti membuat variasi dalam metode mengajar. Hal
apa saja yang dapat membuat kelompok berhasil , dan yang lebih
penting mendorong teman kelompoknya untuk berusaha secara
maksimal. Dengan kata lain , penghargaan kepada kelompok
berdasarkan pada kemampuan kelompok dalam menciptakan
struktur penghargaan antar perorangan sedemikian rupa sehingga
anggota kelompok akan saling memberi penguatan sosial sebagai
respon terhadap upaya-upaya pengerjaan tugas teman
sekelompoknya.
2. Teori Kognitif
Teori ini mengukur efek-efek dari bekerjasama dalam diri
individu. Teori ini dikelompokkan dalam dua kategori:
a). Teori Perkembangan: Asumsi dasar dari teoti perkembangan
adalah interaksi siswa diantara tugas-tugas yang sesuai
meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep-konsep
yang sulit. Vygotsky mendefinisikan zone of proximal
development sebagai jarak antara tingkat perkembangan
sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan
14
pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau
melaui kerjasama dengan teman sebaya yang lebih mampu
b). Teori Elaborasi Kognitif: Teori ini memiliki pandangan yang
berbeda .Penelitian dalam psikologi kognitif telah menemukan
bahwa supaya informasi dapat disimpan didalam memori dan
terkait dengan informasi yang sudah ada dalam memori itu,
maka siswa harus terlibat dalam kegiatan restruktur atau
elaborasi kognitif atas suatu materi .Sebagai misal membuat
ikhtisar dari suatu kuliah merupakan kegiatan yang lebih baik
dari pada sekedar membuat catatan, karena membuat ikhtisar
menghendaki siswa mereorganisasi dan memilih materi yang
penting. Salah satu elaborasi kognitif yang paling efektif ialah
menjelaskan materi itu pada orang lain.
a Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan
menjadi dua faktor yang ada dari dalam individu ( intern )dan luar
individu ( ekstern ).
1. Faktor-faktor intern
faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri individu
yang sedang mengalami proses belajar.Faktor intern disini meliputi
15
a. Faktor jasmani : kesehatan tubuh dalam kesiapan menerima
pelajaran, cacat tubuh yang mempengaruhi secara langsung
atau tidaknya dalam proses belajar
b. Faktor psikologis : intelegesi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan
c. Faktor kelelahan
Faktor kelelahan disini dibagi menjadi dua yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan itu
mempengaruhi belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik
haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam
belajar, dan diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
2. Faktor-faktor ekstern
Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar terdiri
dari:
a. Faktor Keluarga
Cara orang tua mendidik anaknya, relasi antar anak
dan anggota keluarga yang lain, kemudian suasan rumah
terkait dengan kejadian yang sering terjadi didalam keluarga
dimana anak berada dan belajar, serta keadaan ekonomi
keluarga.
b. Faktor Sekolah
1. Kurikulum,
2. Relasi siswa dengan guru dan siswa lain.
16
3. Disiplin Sekolah
4. Kondisi dan fasilitas belajar
5. Metode adalah cara yang harus dilalui didalam mengajar.
Metode mengajar sangat mempengaruhi belajar. Metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi
belajar siswa yang kurang baik pula
c. Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ektern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi
karena keberadaanya siswa dalam masyarakat, dan pergaulan
siswa dalam masyarakat.
Selain faktor-faktor diatas, menurut Sudjana ( 2000:
67) ada tiga unsur dalam kualitas pengajaran yang
berpengaruh pada hasil belajar siswa, yakni kompetensi guru,
karakteristik kelas dan karakteristik sekolah.berkaitan dengan
kompetensi guru, yang merupakan salah satu unsur yang
mempengaruhi kualitas belajar, maka dalam pembelajaran
guru harus pandai-pandai memilih pendekatan dan metode
mengajar yang sesuai dengan isi materi pelajaran. Metode
tersebut harus benar-benar sesuai dengan materi , efektif dan
efisien. Terkait dengan masalah ini peneliti akan menkaji lebih
jauh tentang metode dalam mengajar
17
2.I.4 Tinjauan Tentang Metode Pengajaran
Metode adalah Suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
dipergunakan untk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar
mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak
akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode
mengajar yang telah dirumuskan yang telah dirumuskan dan dikemukakan para
ahli psikologi dan pendidikan
(Djamarah, 2002:53)
Metode mengajar ialah cara yang digunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. (Sudjana, 2000: 76
)
Metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari proses atau
bagaimana tekniknya suatu bahan pelajaran diberikan
Jadi, tercapai tidaknya tujuan belajar salah satu faktornya adalah
ketepatan memilih metode dalam proses belajar tersebut. Macam/jenis metode
dalam belajar antara lain:
a) Metode proyek adalah cara menyajikan pelajaran yang bertitik tolak dari suatu
masalah kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
dapat ditemukan pemecahan secara keseluruhan.
b) Metode eksperimen adalah cara menyajikan pelajaran dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari.
18
c) Metode tugas dan resitasi ( penugasan ) adalah metode pengajaran dimana
guru memberikan tugas-tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
di sekolah dan di luar sekolah.
d) Metode problem solving ( pemecahan masalah ) adalah metode mengajar
dengan memecahkan masalah sehingga didapat suatu kesimpulan.
e) Metode siodarama adalah metode mengajar dengan mendramatisasikan
tingkah laku dalam hubungannya masalah sosial.
f) Metode tanya jawab adalah cara menyajikan pelajaran dengan bentuk
pernyataan yang harus dijawab baik itu dari guru kepada siswa atau siswa
kepada guru
g) Metode Ceramah adalah metode megajar dalam menyampaikan materi secara
lisan
h) Metode demontrasi adalah cara penyajian bahn pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari baik yang sebenarnya maupun tiruan yang
disertai dengan pelajaran lisan.
i) Metode Karyawisata adalah cara mengajar siswa diajak keluar sekolah
meninjau tempat tertentu atau obyek tertentu untuk memperdalam pelajaran
dengan melihat kenyataan
j) Metode latihan adalah metode mengajar dengan memberikan latihan secara
berulang-ulang untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
( Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002:94-109 )
19
Menurut Winarno Surakhmad ( dalam Syaiful Bahri Djamarah&Aswan
Zain,2002:89) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi
oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
1. Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.Dalam
hal ini terdapat berbagai macam perbedaan, baik dari aspek intelektual, status
sosial, latar belakang kehidupan, kemampuan dalm memgolah kesan dari
bahan pelajaran yang baru disampaikan.
2. Tujuan adalah Sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar.metode pengajar harus sejalan dengan taraf kemampuan yang
hendak diisi kedalam diri setiap anak didik.
3. Situasi, dalam kegiatan belajar mengajar yag harus guru ciptakan tidak
selamanya sama dari hari kehari dan waktu yang tersedia cukup untuk bahan
pengajaran yang ditentukan
4. fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik disekolah.
5. Guru, dalam hal ini adalah permasalahan intern guru yang dapat
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar misalnya;
kepribadian, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar.
Melalui penelitian ini akan dibandingkan antara hasil belajar dengan
menggunakan metode ceramah, latihan soal dan penugasan yang sering disebut
sebagai metode konvensional dengan hasil belajar melalui metode kooperatif tipe
JIGSAW .Maka disini akan dikaji lebih lanjut mengenai metode konvensional (
ceramah, latihan soal, dan penugasan ) serta metode kooperatif , khususnya
metode kooperatif tipe JIGSAW.
20
A. Metode Konvensional
Metode konvensional merupakan metode pembelajaran yang berpusat
pada guru dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh
guru.jadi guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses
belajar termasuk dalam menilai kemajuan siswa ( Oemar hamalik, 1991 )
Sedangkan menurut Nurhadi ( 2002 ) metode konvensional terlihat
pada proses siswa penerima informasi secara pasif, siswa belajar secara
individual, hadiah/penghargaan untuk perilaku baik adalah pujian atau nilai
angka/raport saja, pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa , dan
hasil belajar diukur hanya dengan tes.Metode yang digunakan dalam
pembelajaran konvensional adalah metode ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas.Karena menggunakan metode tersebut maka siswa kurang
terlihat aktif dalam proses belajar.
a. Metode ceramah
Metode ceramah yaitu: Metode yang boleh dikatakan metode
tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar
mengajar.Penyampaian materi pelajaran secara lisan sangat berbeda
dengan penyampaian secara tertulis , karena dalam cara ini siswa sangat
tergantung pada cara guru mengajar . Kecepatan biasanya serta volume
bicara atau suara yang diucapkan guru .Oleh karena itu menyampaikan
materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah harus dengan
prosedur.
21
Menurut Jusuf Djajadisastra ( dalam Strategi belajar mengajar I,
1990:29), prosedur penggunaan ceramah antara lain:
1. Merumuskan tujuan khusus pemgajaran yang akan
dipelajarisiswa.Dengan tujuan tersebut dapat ditetapkan apakah metode
ceramah benar-benar merupakan metode yang tepat.
2. Menyususn bahan ceramah secara sistematis
3. Mengidentifikasi istila-istilah yang sukar dan perlu diberi penjelasan
dalam ceramah.
4. Melaksanakan ceramah dengan memperhatikan
a. Sajikan kerangka materi dan pokok-pokok yang akan diuraikan
dalam ceramah
b. Uraikan pokok-pokok tersebut dengan jelas dan usahakan istilah
yang sukar dijelaskan secara khusus.
c. Diupayakan bahan pengait atau advance organizer agar pemgajaran
lebih bermakna.
d. Dapat dilakukan dengan pendikator deduktif atau induktif.
e. Gunakan multi metode dan multi media.
5. Menyimpilkan pokok-pokok isi materi yang diceramahkan dikaitkan
dengan tujuan pengajaran.
Kelebihan Metode Ceramah
1. Guru mudah menguasai kelas
2. Mudah mengorganisasikantempat duduk/kelas
3. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
22
4. Mudah mempersiapkan dan melaksanaknnya
5. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
Kelemahan Metode Ceramah
1. Mudah menjadi verbalisme ( pengertian kata-kata )
2. Yang visual menjadi rugi, yang auditif ( Mendengar ) lebih besar
menerimanya.
3. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
4. Guru menyimpulkan bahawa siswa mengerti dan tertarik pada
ceramahnya, ini sukar sekali.
5. Menyebabkan siswa menjadi pasif.
( Syaiful Bahri Djamarah&Aswan zain, 2002:110 )
b. Metode Penugasan
Metode penugasan adalah Metode penyajian bahan diman guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar ( Syaiful
bahri Djamarah&Aswan Zain, 2002:96).
Ada langkah-langkah yang harus diikuti dalam pemggunaan metode tugas,
yaitu:
1. Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
a. Tujuan yang akan dicapai
b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut
c. Sesuai dengan kemampuan siswa
23
d. Ada petunjuk / sunber yang dapat membantu pekerjaan siswa
e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut
2. Langkah Pelaksanaan Tugas
a. Diberikan bimbingan /pengawasan oleh guru
b. Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
c. Diusahakan /dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang
lain.
d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan
baik dan sistematik.
3. Fase mempertanggungjawabkan Tugas
a. Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
b. Ada tanya jawab/diskusi kelas
c. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupaun nontes
atau cara lain.
Metode penugasan ini mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan,
antar lain:
Kekurangan Metode Penugasan
a. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah
orang lain
b. Khusus untuk tugas kelompok , tidk jarang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu sajka, sedangkan anggota
lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
24
c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan
individu siswa
d. Sering memberikan tugas yang monoton ( tak bervariasi ) Dapat
menimbulkan kebosanan siswa.
Kelebihan Metode Penugasan
a. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual
ataupun kelompok
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru
c. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.
c. Metode Latihan
Metode Latihan adalah Suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu (Syaiful Bahri Djamarah& Aswan Zain,
2002:108).
Kelebihan Metode Latihan
a. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan
huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alatalat
dan terampil menggunakan peralatan olah raga.
b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian,
menjumlah, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol )
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat,
seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol,
membaca peta dan sebagainya.
25
d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukandan menambah ketepatan serta
kecepatan pelaksanaan
e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi
dalam pelaksanannnya.
f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan –gerakan yang
kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.
Kelemahan Metode Latihan
a. Menghambat bakat dan iisiatif siswa , karena siswa lebih banyak
dibawa kepada penyesuaia dan diarahkan jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
e. Dapat menimbulkan verbalisme.
(Djamarah&Aswan, 2002: 108-109).
Tahap kerangka menurut Sujarwo adalah sebagai berikut:
KERANGAKA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
Tahap 1 : Guru memberikan informasi atau mendiskusikan bersama
siswa dari materi pelajaran yang disampaikan
Tahap 2 : Guru memberi latihan soal yang dikerjaka secra individu oleh
siswa
Tahap 3 : Guru bersama siswa membahas latihan soal dengan cara
beberapa siswa disuruh mengerjakan di papan tulis.
26
Tahap 4 : Guru memberi tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah.
Menurut Oemar Hamalik kelebihan dari metode konvensional
yaitu murah, tidak perlu banyak waktu, dan guru dapat menyajikan materi
dengan cara di ulang-ulang. Sedangkan kekurangan dari metode
konvensioanal yaitu terdapat individu kurang mendapat perhatian, siswa
jadi pasif, pengembangan potensi anak tidak dapat dilakuakan secara
maksimal.
B. Metode Kooperatif
1. Tinjauan Pembelajaran kooperatif
Suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompokkelompok
kecil yang mempunyai tingkat kemampuan bebeda-beda.
Pengajaran ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif –
kontruktivisme. Salah satu teori Vigotsky, penekanan pada hakekat
sosiokultural pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi-funsi mental
yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerja
sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap
kedalam individu tersebut. Pnerapan ini berimplikasi dikehendakinya
susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif.
Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran menerapkan
pembelajaran kooperatifsecara ekstensif atas dasar teori bahwa siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila
mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep ini dengan temannya (
slavin, 1995 ).Didalam pembelajaran koopertif siswa belajar bersama
27
dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu satu sama lain. Kelas
disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan
kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen dari campuran
siswa, jenis kelamin, dan suku.hal ini bermanfaat untuk melatih siswa
menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan teman yang
berbeda latar belakangnya.
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan ketrampilan-ketrampilan
khusus agar dapat bekerjasama didalam kelompoknya. keterampilan
kooperatif dibedakan 3 tingkatan, yaitu:
a. Keterampilan kooperatif tingkat awal
1. Menggunakan kesepakatan
2. Melengkapi kontribusi
3. Mengambil giliran dan berbagi tugas
4. Berada dalam kelompok
5. Mendorong partisipasi
6. Mengundang orang lain untuk berbicara
7. Menyelesaikan tugas untuk berbicara
8. Menyelesaikan tugas pada waktunya
9. Menghormati perbedaan individu
b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah
1. Menunjukkan penghargaan dan simpati
2. Mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima
3. Mendengarkan dengan aktif
28
4. Bertanya
5. Membuat ringkasan
6. Menafsirkan
7. Mengatur dan mengorganisisr
8. Menerima tanggung jawab
9. Mengurangi ketegangan
c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir
1. Mengelaborasi
2. Memeriksa dengan cermat
3. Menanyakan kebenaran
4. Menetapkan tujuan
5. Berkompromi
Ada unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan,
( dalam Pembelajaran kooperatif, 2001:6) adalah sebagai berikut:
1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka
“sehidup sepenanggungan bersama”
2) Siswa bertanggung jawab atas segaka sesuatu didalam kelompoknya,
seperti milik mereka sendiri
3) Siswa haruslah melihat mereka bahwa semua anggota didalam
kelompoknya memiliki tujuan yang sama
4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama
diantara anggota kelompoknya
29
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan
yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok
6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Kooperatif
Metode-metode yang ada dalam metode kooperatif diantaranya
a. Metode TGT ( Teams Games Tournament ) yaitu metode pembelajaran
dalam bentuk perbandingan ( tournament) antara kelompok yang satu
dengan yang lain.
b. Metode STAD ( Student Teams achievement Divisions ) merupakan
metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yaitu
pendekatan dengan pembagian siswa melalui kelompok-kelompok
untuk belajar bersama
c. Metode TAI ( Team assisted Individualization ) merupakan metode
pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang diterapkan
bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab
terhadap siswa yang lemah.
d. Metode pembelajaran jigsaw yang menjadi kajian dan penelitian ini
akan dibahas lebih jauh.
( Setyowati, 2005)
Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw
Ibrahim (2001:21) jigsaw telah dikembangkan dan diuji cobakan
oleh Ellot Aronson dan kemudian diadaptasi oleh slavin. Dalam penerapan
30
jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan lima atau enam anggota
kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab untuk
mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan
kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan
demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara
kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik
yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini
disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok
asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan
didalam klompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya
sendiri.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan
sebagai berikut:
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
# &
@ *
# &
@ *
# &
@ *
# &
@ *
# &
@ *
& & &
&&
( tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim asal )
Gambar 1. Ilustrasi kelompok JIGSAW
31
Keterangan
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan
topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas
materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta
membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.setelah
pembahasan selesai , para anggota kelompok kemudian kembali pada
kelompok semula ( asal ) dan berusaha mengajarkan pada teman
sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan
dikelompok ahli. Selanjutnya diakhir pembelajaran, siswa diberi kuis
secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas.Kunci tipe
JIGSAW ini adalah interdependensi yang diperlukan dengan tujuan agar
dapat mengerjakan kuis dengan baik.
KERANGKA METODE JIGSAW
I. Tahap Pendahuluan
1. Review, apersepsi, motivasi
2. Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang
dipakai dan menjelaskan manfaatnya.
3. Pembentukan kelompok
4. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang
heterogen
5. Pembagian materi/soal pada setiap anggota kelompok
32
II. Tahap Penguasaan
1. Siswa dengan materi /soal sama bergabung dalam kelompok ahli
dan berusaha manguasai materi sesuai dengan soal yang diterima
2. Guru memberikan bantuan sepenuhnya
III. Tahap Penularan
1. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya
2. Tiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima
materi dari siswa lain
3. Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal
4. Dari diskusi, siswa memperoleh jawaban soal
IV. Penutup
1. Guru bersama siswa membahas soal
2. Kuis/Evaluasi
Evaluasi adalah menilai, membandingkan, menyimpilkan,
mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan,
menerangkan, memutuskan, menafsirkan, menghubungkan,
membantu. ( Suharsimi Arikunto, 2002:138).
Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dilakukan
dengan tes atau kuis tentang bhan pembelajaran. Dalam banyak
hal, butir-butir tes pada kuis ini harus merupakan satu jenis tes
obyektif paper and pencil, sehingga butir-butir itu dapat diskor di
kelas atau segera setelah tes diberikan.
33
Cara menentukan skor individual menurut Slavin(dalam
Pembelajaran Kooperatif, 2001:56)
Langkah 1 Setiap siswa diberikan skor
bedasarkan skor kuis yang
lalu
Menetapkan skor dasar
Langkah 2 Siswa memperoleh poin
untuk kuis yang berkaitan
Menghitung skor kuis terkini
Langkah 3 Siswa mendapatkan poin
perkembangan yang besarnya
ditentukan apakah skor kuis
terkini mereka menyamai
atau melampaui skor dasar
mereka, dengan
menggunakan skala yang
diberikan dibawah ini.
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar…………………..0 poin
10-1 poin di bawah skor dasar ……………………………10 poin
Skor dasar sampai 10 poin diatas skor dasar………………20 poin
Lebih dari 10 poin diatas skor dasar ………………………30 poin
Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatika skor dasar)…….30 poin
3. Penghargaan
Skor kuis dari masing masing kelompok asal saling
diperbandingkan untuk menentukan kelompok asal mana yang
paling berhasil selanjutnya diberikan penghargaan atas
keberhasilan.
Menghitung skor perkembangan
34
Jadi perbedaan antara pembelajaran konvensional dan metode
kooperatif jigsaw terdapat dalam tahap dan metode dalam
penyampaian materi, disamping itu terdapat perbedaan keaktifan
siswa.
1. Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara
siswa yang memiliki kemampuan belajar berbeda
2. Menerapka bimbingan sesama teman
3. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
4. Memperbaiki kehadiran
5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
6. Sikap apatis berkurang
7. Pemahaman materi lebih mendalam
8. Meningkatkan motivasi belajar
Kelemahan metode kooperatif jigsaw
1. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan
ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masingmasing
maka dikhawatirkan kelompok akan macet
2. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan
masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng
dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
3. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan
ruang belum terkondisi dengan baik , sehingga perlu waktu
merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.
2.2 Jurnal
1. Pengertian
35
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang
dilakukan secara kronologis ( berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan
menunjukkan rekening yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah
rupiahnya masing-masing ( jusup, 2001: 120).
2. Fungsi jurnal
a) Mencatat, artinya semua transaksi harus dicatat dalam buku jurnal.
b) Historis, artinya jurnal mencatat setiap transaksi keuangan perusahaan
secara kronologis.
c) Analisa, pencatatan hasil analisa suatu transaksi keuangan perusahaan.
d) Instruktif, perintah untuk mencatat ke dalam perkiraan tertentu dengan
jumlah uang dan sisi tertentu pula.
e) Informatif, memberi informasi tentang transaksi keuangan yang
terjadi
2. Macam-macam jurnal khusus
Merupakan jurnal yang digunakan sebagai pencatatan transaksi
sejenis, penggunaannya biasanya pada perusahaan besar dimana transaksi
sejenis sering dilakukan, pemindah bukuan ke buku besar dapat di lakukan
secara periodik. Jurnal khusus yang diperlukan untuk pencatat dari
berbagai jenis transaksi sebagai berikut:
a. Jurnal Pembelian
b. Jurnal pengeluaran kas
c. Jurnal penjualan
d. Jurnal penerimaan kas
36
Selain jurnal khusus masih diperlukan adanya jurnal umum, yang
digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal
khusus.
3. Jurnal Pembelian
a. Pengertian jurnal pembelian
Jurnal pembelian adalah Jurnal khusus tempat mencatat semua
transaksi pembelian barang dagangan maupun harta lainnya yang
sering terjadi secara kredit.
Untuk mencatat transaksi –transaksi pembelian secra kredit
dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Jika transaksi hanya terdiri pembelian barang dagangan yang
pencatatannya dilakukan didalam jurnal pembelian satu lajur
jumlah atau tidak tabelaris. Jika terjadi pembelian barang lain
dicatat dalam jurnal umum/jurnal memorial.
2. Jika transaksi terjadi dari pembelian barang dagangan dan barang
lain, pencatatan dapat dilakukan dalam jurnal pembelian.
Bentuk jurnal khusus pembelian adalah sebagai berikut:
No akun:…………….
Tgl Akun yang dikredit
(keterangan)
Ref Syarat
pembayaran
Jumlah
37
Dalam bentuk Tabelaris adalah sebagai berikut:
No akun:……………………….
Debet Kredit
Serba-serbi
Tgl Akun
yang
dikredit
Ref
Pembelian Perlengkapan
kantor
Ref
Akun jumlah
Utang
usaha
4. Jurnal Pengeluaran Kas
a. Pengertian jurnal pengeluaran kas
Jurnal penegluaran kas adalah Jurnal khusus tempat mencatat
transaksi-transaksi pembayaran tunai atau pengeluaran kas. Transaksi
pengeluaran kas yang sering terjadi dalam perusahaan yang meliputi
pembelian barang dagangan secara tunai, pembayaran utang, dan
pembayaran beban usaha.
b. Mencatat transaksi kedala jurnal pengeluaran kas
Pencatatan transaksi pembelian barang dagangan di catat pada akun
pembelian (D) da kas (K). Jika digunakan untuk pembayaran utang
dicatat pada akun utang (D) dan akun kas (K), bila digunakan
pembayaran beban dicatat pada akun beban dicatat pada akun beban
(D) dan (K).
38
Bentuk jurnal pengeluaran kas adalah sebagai berikut:
No Akun………
Debet Kredit
Serba-serbi
Tgl Keterangan Ref
Utang
usaha
Pembelian ref
Akun jumlah
Potongan
pembelian
Kas
5. Jurnal Penjualan
b. Pengertian jurnal penjualan
Jurnal penjualan adalah Jurnal khusus tempat mencatat
transaksi-transaksi penjualan barang dagangan maupun harta lainnya
secara kredit.
c. Mencatat transaksi dalam jurnal penjualan
Untuk mencatat transaksi-transaksi penjualan secara kredit
dapat dialakuakan sebagai berikur:
1. Jika transaksi hanya terdiri drai penjualan barang dagangan,
pencatatannya dapat dilakukan kedalam jurnal penjualan dengan
bentuk satu lajur jumlah atau tidak tabelaris.
2. Jika transaksinya terdiri dari penjualan barang dagangan dan barang
lainnya, pencatatannya dapat dilakukan dalam jurnal penjualan dalam
bentuk tabelaris.
Bentuk jurnal penjualan dalam bentuk tidak tabelaris adalah sebagai berikut:
39
No akun:……………….
Tgl No fak Akun yang
dikredit
(keterangan
Ref
Syarat
pembayaran
Jumlah
Sedangkan bentuk jurnal penjualan dalam bentuk tabelaris adalah
sebagai berikut:
No akun: ………
Debet Kredit
Serba-serbi
Tgl
No fak Akun
yang
didebet
Ref
piutang Penjualan
Akun Jumlah
6. Jurnal Penerimaan Kas
a. Pengertian jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas adalah Jurnal khusus untuk mencatat
semua transaksi penerimaan uang tunai/kas.Penerimaan kas yang
sering terjadi dalam perusahaan dagang meliputi penjualan barang
dagangan secara tunai, penerimaan dari piutang, penerimaan dari
bunga.
40
b. Mencatat transaksi ke dalam jurnal penerimaan kas
Untuk pencatatan penerimaan hasil penjualan dicatat pada
akun kas (D) dan penjulan (K). Jika digunakan untuk penerimaan
hasil penjualan dicatat pada akun kas (D) da penjualan (K), untuk
penerimaan piutanga dicatat pada akun kas (D) dan piutang (K) dan
untuk pencatatan penerimaan bunga dicatat pada akun kas (D) dan
bunga (K).
Bentuk jurnal penerimaan kas adalah sebagai berikut:
No Akun : ……..
Debet Kredit
Serba-serbi
Tgl Akun
yang
dikredit
Ref
Kas Potongan Piutang
usaha
Penjualan Ref
Akun Jumlah
2.2 Hasil Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu (KBBI,1991 : 342),
hasil belajar adalah suatu yang diadakan ( dibuat, dijadikan ) oleh
usaha.Sedangkan belajar adalah berusaha untuk memperoleh kepandaian atau
ilmu (KBBI, 1991:14).
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa melalui usaha
(pengalaman dan latihan) dalam mempelajari pokok bahasan tertentu yang
dialami atau dirancang. Keberhasilan dalam proses belajar pengajaran banyak
41
dipengaruhi oleh variabel yang datang dari pribadi siswa sendiri, usaha guru
dalam menyediakan dan menciptakan kondisi pengajaran, dan variabel
lingkungan sarana yang memadai untuk tumbuhnya proses pengajaran.
Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari
segi hasil. Asumsi dasar ialah proses pengajaran yang optimal memungkinkan
hasil belajar yang optimal pula. Hasil belajar yang dilakukan dalam penerapan
metode konvensional dan metode kooperatif jigsaw dapat dilihat dari nilai
evaluasi hasil pretest, LKS, penugasan, dan tes akhir.Teknik evaluasi yang
dilakukan pada evaluasi hasil belajar dengan menggunakan tes obyektif.
Dengan evaluasi hasil belajar, guru akan mendapat manfaat yang besar untuk
melakukan program perbaikan yang tepat.
2.4 Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan penting untuk
menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan dan penerapan konsep diri.
Kberhasilan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan dapat tercermin dari
peningkatan mutu lulusan yang dihasilkannya. Untuk itu perlu adanya peran aktif
seluruh komponen pendidikan terutama siswa yang berfungsi sebagai input
sekaligus calon output dan guru sebagai fasilitator. Dalam proses belajar mengajar
guru diharapkan mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh siswa untuk
dapat digunakan dalam belajar. Fungsi fasilitator akan berhasil jika dalam
merancang proses belajar mengajar dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang
sistematis dan baik yang memungkinkan terjadinya penyempurnaan terhadap
42
tujuan, bahan, ataupun strategi belajar mengajar melalui proses umpan balik yang
diperoleh dari hasil evaluasi.
Metode mengajar adalah sebuah teknik yang digunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat proses belajar mengajar. Untuk
mencapai proses belajar yang ideal, hendaknya digunakan variasi dalam
menggunakan metode pembelajaran. Melalui metode pembelajaran tipe Jigsaw
diharapkan dapat memberikan cara dan suasana baru yang menarik dalam
pengajaran khususnya pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal
khusus. Hal ini disebabkan karena jika pada tahap ini siswa tidak bisa melakukan
pencatatan transaksi kedalam jurnal dengan baik, maka siswa akan mengalami
kesulitan pada tahap Akuntansi maka pencatatan dalam jurnal diharapkan
dirancang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi suatu transaksi yang lupa
tercatat. Jika suatu perusahaan bertambah besar dan jenis transaksinya menjadi
lebih banyak, jurnal umum tidak lagi mampu menampung berbagai transaksi yang
timbul. Untuk itu diperlukan adanya tambahan jurnal khusus yang terdiri dari
jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan. Setiap jurnal
tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus di kelas II MAN
Suruh diharapkan dapat menjadikan siswa mampu menganalisa transaksi dan
mampu mengelompokkan kedalam masing-masing jurnal khusus. Pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw untuk akuntansi ada beberapa pokok bahasan yanga cocok
untuk diterapkan. Melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini siswa
kelas 2 MAN Suruh diharapkan untuk dapat berfikir kritis karena diberikan
43
tanggung jawab penugasan materi yang menjadi bagiannya dan melalui
pembelajaran ini dapat memberikan konsep baru. Karena pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw menekankan keaktifan siswa sehingga mampu menumbuhkan untuk
berfikir krtitis dan memupuk sikap untuk membantu kelompoknya dalam belajar
sehingga tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan dan konsep
pemahaman inovatif yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal
ini karena mereka dituntut harus bertanggung jawab atas kelompoknya terhadap
pengusaan materi yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut
kepada anggota kelompok lain, sehingga dalam menyelesaikan tugasny setiap
anggota saling bekerja sama dan membantu ketika mengalami kesulitan dalam
memasukkan setiap transaksi ke kolom-kolom jurnal khusus. Melalui penelitian
ini akan dibandingkan apakah ada perbedaan hasil belajar antara model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan model pembelajaran konvensional
Dari uraian diatas untuk mempermudah pemikiran tersebut digunakan ilustrasi
kerangka berfikir sebagai berikut:
Siswa
M. Kooperatif
Jigsaw
M.Konvensional
Hasil belajar M.
kooperatif jigsaw
Hasil belajar M.
konvensional
Dibandingkan
Metode pembelajaran
44
2.5 HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis dalam penelitian adalah:
Adanya perbedaan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal
khusus antara metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran
kooperatif tipe JIGSAW pada siswa kelas II MAN Suruh tahun pelajaran
2005/2006.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini akan dibahas metode penentuan objek, penelitian
metode pengumpulan data serta analisis data.
3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi subjek penelitian
(Arikunto 2002: 109)
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II semeter II MAN Suruh
yang terdiri dari 3 kelas yaitu II IPS I dengan jumlah 40 Siswa, kelas II IPS2
dengan jumlah 40 siswa, dan kelas II IPS3 dengan jumlah 38 siswa. Jadi jumlah
seluruh siswa MAN Suruh untuk kelas II IPS adala 118 siswa.
3.1.2 Sampel
Sampel adalah Sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto
2002:109), sebagai wakil dari populasi maka sampel harus benar-benar dapat
diwakili.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Cluster Random
Sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain:
1. Siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama
2. Siswa diampu oleh guru yang sama
3. Siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama dan
pembagian kelas tidak ada yang kelas unggulan.
46
Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk menentukan sampel
adalah dengan cara undian. Sampel yang digunakan adalah kelas 2 IPS 2 sebagai
kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dan kelas 2 IPS I sebagai kelompok control yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
3.1.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau menjadi perhatian (Arikunto
2002:99)
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas
Dalam penelitian ini variabel yang menjadi variabel bebas adalah model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (eksperimen) dan model pembelajaran
konvensional (kontrol).
2. Variabel terikat
Variabel terikatnya adalah hasil belajar akuntansi siswa pokok bahasan
jurnal khusus.
3.2 Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen.
Metode eksperimen adalah merupakan salah satu metode yang paling tepat
untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkannya ( Arikunto 2002:82 ).
Desain perlakuan yang akan dilakukan dalam penelitian adalah sebagai
berikut
47
Kelompok eksperimen
Guru menerangkan konsep pembelajaran
Guru membagi siswa dalam kelompok asal dan kelompok ahli
Siswa telah bergabung bersama kelompok ahli masing-masing untuk membahas
dan mengerjakan latihan sub pokok bahasan yang menjadi bagiannya
Klm Ahli 1 Klm Ahli 2 Klm Ahli 3 Klm Ahli 4 Klm Ahli 5
Setelah selesai melakukan pembahasan maka kembali kelompok asal dan
bergantian mengajarkan kepada anggota kelompoknya sesuai dengan pokok
bahasan yang dipelajari
Guru memberi tugas dan latihan soal untuk dibahas dalam kelompok
Klm Asal 1 Klm Asal 2 Klm Asal 3 Klm Asal 4 Klm Asal 5
Guru mengumpulkan tugas siswa dan memberi kunci jawaban soal latihan
Guru memberikan soal mandiri
Guru melakukan evaluasi
Guru menghitung skor individu
Skema tahap pembelajaran kelompok eksperimen
48
Kelompok Kontrol
Skema tahapan pembelajaran kelompok kontrol
Langkah-langkah penelitian yang dilaksanakan dengan tahap-tahap :
6. Perencanaan
a. Merancang konsep kegiatan bersama guru dengan menjelaskan tahapan
pelaksanaan dalam metode jigsaw
b. Menjelaskan sarana, keadaan pembelajaran untuk pelaksanaan metode
jigsaw
c. Melihat kesiapan guru dalam menyiapkan pembelajaran baik pembelajaran
yang menggunakan metode konvensional maupun metode jigsaw
d. Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa
7. Pelaksanaan
d. Peneliti mengamati guru dan siswa dalam melakukan tahap-tahap aktivitas
dalam proses pembelajaran sub konsep jurnal penyesuaian dengan
menggunakan metode konvensional dan metode jigsaw
49
e. Peneliti melakukan wawancara pelaksanaan metode baru terhadap siswa
dan guru
8. Observasi
Menganalisis hasil tes, wawancara, hasil observasi, dan tugas
9. Refleksi
a. Setelah analisis data didapatkan indikator kinerja ketuntasan belajar dan
indikator tingkat keaktifan siswa dapat diketahui apakah sudah tercapai
atau belum dan faktor-faktor kendala yang terjadi baik dari faktor guru
ataupun siswanya.
b. Pengambilan data diperoleh dengan metode tes/evaluasi , wawancara, dan
observasi.
c. Data yang diperoleh dengan metode tes adalah hasil belajar siswa setelah
pembelajaran dilakukan.
d. Data yang diperoleh dengan metode wawancara adalah tanggapan guru
dalam menggunakan metode jigsaw dan tanggapan siswa setelah
pembelajaran dengan metode jigsaw
e. Data yang diambil dengan metode observasi adalah aktivitas guru dan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
3.3 Prosedur Pengumpulan Data
1. Pengambilan data diperoleh dengan metode tes/evaluasi, wawancara, dan
observasi. Data yang diperoleh dengan metode tes adalah hasil belajar siswa
setelah pembelajaran dilakukan, pengambilan data nilai tes awal untuk uji
50
homogenitas dan normalitas. Data yang diperoleh dengan metode wawancara
adalah tanggapan guru dalam menggunakan metode jigsaw dan tanggapan
siswa setelah pembelajaran dengan metode jigsaw. Data yang diambil dengan
metode observasi adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Berdasarkan data pada 1 ditentukan sampel penelitian dengan teknik Cluster
Random Sampling dengan pertimbangan siswa mendapat ateri berdasarkan
kurikulum yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama, siswa yang
menjadi objek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama dan pembagian
kelas tidak ada kelas yang unggulan.
3. Menyusun kisi-kisi tes uji coba.
4. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada.
5. Menguji cobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba (yang sebelumnya
telah diajarkan pokok bahasan jurnal khusus) di mana instrumen tes tersebut
akan digunakan sebagai tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
6. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk
mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas tes.
7. Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat berdasarkan data 6.
8. a. Melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
b. Melaksanakan pembelajaran konvensional
9. Melaksanakan tes hasil belajar.
10. Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar.
11. Menyusun laporan hasil peneliti
51
Skema prosedur penelitian diperlihatkan oleh gambar di bawah ini.
Gambar 3. Skema prosedur penelitian
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini
adalah:
3.4.1 Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nilai siswa MAN Suruh
Kelas 2, juga untuk memperoleh daftar nama siswa yang menjadi sampel dalam
penelitian ini. Nilai awal ini digunakan sebagai uji homogenitas. Metode ini juga
mengambil gambar/foto ketika guru sedang melakukan uji coba pengajaran
dengan metode jigsaw.
Data tes awal siswa kelas II semester II
MAN Suruh
Kelas JIGSAW
(2 IPS 2)
Kelas Konvensional
(2 IPS 1)
Kelas Uji Coba
(2 IPS 3)
Perangkat tes
(tes hasil belajar)
Uji coba instrumen
tes
Analisis untuk menentukan
instrumen tes
Menganalisis hasil dari
tes hasil belajar
52
3.4.2 Metode Pemberian Tes
Metode yang digunakan adalah metode tes. Tes awal digunakan untuk
mengetahui normalitas dan homogenitas populasi sedang tes hasil belajar
digunakan utuk memperoleh data tentang hasil belajar akuntansi pokok bahasan
jurnal khusus siswa kelas 2 MAN Suruh pada kelas metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, dan kelas metode pembelajaran konvensional
3.4.3 Metode Wawancara
Metode ini dilakukan setelah pembelajaran dengan metode jigsaw
dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor kendala dan tanggapan siswa dan guru
terhadap metode baru tersebut.
3.5 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen tes berbentuk soal obyektif. Dalam
menyusun perangkat tes, langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1. Materi yang akan diteskan dibatasi pada pokok bahasan jurnal khusus.
2. Menyusun jumlah uji coba soal sebanyak 25 butir soal. Setelah soal disusun
dilakukan uji coba terlebih dahulu kekelas II IPS 3 dengan asumsi anak-anak
di kelas tersebut telah mendapat materi sehingga pengukuran dan penelitian
dapat menghasilkan data yang benar-benar mencerminkan keadaan yang
diukur. Hal tersebut untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda soal.
3. Uji coba tes hasil belajar akuntansi
a. Validitas
53
Validitas adalah Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen (Arikunto 2001: 144). Menurut Arikunto (2001:65)
bahwa suatu tes dikatakan Valid apabila mampu mengukur apa yang hendak
diukur. Cara menghitung validitas soal tes dala penelitian ini dilakukan
dengan cara mengkorelasikan skor total dengan menggunakan rumus product
moment yang dikemukakan oleh pearson yaitu :
( )( )
xy { 2 ( )2}{ 2 ( )2} N. X X N. Y Y
r N. XY X Y
Σ − Σ Σ − Σ
Σ − Σ Σ
=
Keterangan :
rxy = koefesian korelasi
N = Jumlah subyek atau responden
Σ X = Nilai skor butir
Σ Y = Nilai skor total
Σ X2 = Jumlah kuadrat nilai X
Σ Y2 = Jumlah kuadrat nilai Y
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 162)
Butir angket dikatan valid jika hasil perhitngan memperoleh koefisien
korelasi rxys > rtabel
Berdasarkan hasil ujicoba terhadap 38 siswa diperoleh 4 soal yang
tidak valid dari 25 soal yang diujicobakan. Hasil perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran dan terangkum seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Ringkasan Validitas Soal Uji Coba
No Kriteria No soal Jumlah
1 Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25
21 soal
2 Tidak valid 6, 9, 14, 17 4 soal
Sumber : Data penelitian 2006, diolah
54
b. Reliabilitas Tes
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2002 : 154).
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan
data. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan
data yang dapat dipercaya juga. Mencari reliabilitas instrument dengan
menggunakan rumus KR-20:
⎟ ⎟


⎜ ⎜

⎛ −
⎟⎠

⎜⎝


= Σ
Vt
Vt pq
k
r k
1 11
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal
p = proporsi siswa yang menjawab betul pada butir
q = proporsi siswa yang menjawab salah pada butir (1-p)
Vt = varians total
(Suharsimi Arikunto, 2002: 182)
Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel
product moment. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka
instrumen dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil analisis ujicoba instrumen
diperoleh r11 sebesar 0722 > rtabel = 0,320 maka instrumen tersebut reliabel.
55
c. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu
sukar.(Arikunto, 2002:207). Untuk mencari taraf kesukaran digunakan rumus
dibawah ini.
P =
JS
B
Keterangan :
P = Tingkat kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
( Suharsimi Arikunto, 2002:208)
Indeks kesukaran ini diberi simbol P (p besar), singkatan dari kata
“proporsi”. Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P (0,70) samapi 1,00 adalah soal mudah
(Suharsimi Arikunto, 2002:210).
Berdasarkan hasil ujicoba diperoleh 16% soal yang daya pembedanya
jelek, 72% cukup dan 12% dalam kategori baik. Hasil perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran seperti pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Ringkasan Daya Pembeda Soal Ujicoba
No Kriteria Nomor soal Jumlah %
1 Jelek 6, 9, 14, 17 4 16
2 Cukup 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 12, 13,
15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 25
30 72
3 Baik 5, 18, 24 34 12
Sumber : Data penelitian 2006, diolah
56
f. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi
adalah:
D = A B
B
B
A
A P P
J
B
J
B − = −
Keterangan:
D = Daya pembeda soal
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = Bnyaknya peserta kelompok bawah
PA =
A
A
J
B = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB =
B
B
J
B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
( Suharsimi Arikunto, 2003:213-214)
Klasifikasi daya pembeda:
0,00 ≤ D ≤ 0,20 : Jelek
0,21 ≤ D ≤ 0,40 : Cukup
0,41 ≤ D ≤ 0,70 : Baik
0,71 ≤ D ≤ 1,00 : Baik Sekali
D : negatif, semuanya tidak baik, jika semua butir soal yang mempunyai nilai
D negatif sebaiknya dibuang.(Suharsimi Arikunto, 2002:218)
57
Berdasarkan hasil ujicoba instrumen tes diperoleh 8% soal dengan
kriteria sukar, 50% sedang dan 24% mudah. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada lampiran dan terangkum pada pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Ujicoba
No Kriteria Nomor soal Jumlah %
1 Sukar 2, 6, 8, 12, 14, 15 6 24
2 Sedang 1, 3, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 16,17,
19, 21, 21, 22, 23, 24, 25
17 68
3 Mudah 18, 21 2 8
Sumber : Data penelitian 2006, diolah
Dari hasil uji coba soal di atas diperoleh 4 buti soal yang tidak valid dan daya
bedanya jelek yaitu nomor 6, 9, 14, dan 17. Selanjutnya untuk keperluan
penelitian akan digunakan 20 soal, maka soal nomor 13 walaupun valid akan
dibuang.
3.6 Metode Analisis Data Penelitian
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis.Uji statistik yang
digunakan adalah uji chi kuadrat, rumus yang digunakan adalah:
x2 =
( ) Σ=
k −
i E
O E
1 1
2
1 1
Keterangan:
x2 = Harga chi kuadrat
K = Jumlah kelas interval
O = Frekuensi observasi
E = Frekuensi ynag diharapkan
dk = Derajat kebebasan
58
Jika x2 < x2 table dengan α. = 5% dk= 6-3 maka data tersebut berdistribusi
normal.Jika x2 hitung > x2 table data yang dianalisis tidak berdistribusi normal
( Sudjana, 1996:293)
b. Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memilki
tingkat varians data yang sama atau tidak. Untuk menguji kesamaan dua
varians data dari kedua kelopok rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
F =
Varianterkecil
Varianterbesar
( Sutrisno Hadi 1992:479)
Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan F tabel
yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Ho diterima jika F hitung < F tabel
dan Ho ditolak jika F hitung > F tabel.
c. Uji Hipotesis
Untuk menguji perbedaan rata-rata maka pasangan hipotesis yang akan
yaitu uji t sebagai berikut:
1) varian kedua sampel sama , maka rumus tes yang digunakan adalah:
t =
8
1 1
e k
e k
n n
X X
+

Dengan :
S2 =
( ) ( )
2
1 1
1
2 2
+ −
− + −
k
e e k k
n n
n S n S
Se
2 =
( )
( 1)
2

Σ − Σ
e ne
e e e
n
n x x
59
Sk
2 =
( )
( 1)
2

Σ
k nk
k e
n
n x
Keterangan :
e X = Rata-rata kelompok eksperimen
k X = Rata-rata kelompok kontrol
ne = Jumlah anggota kelompok eksperimen
nk = Jumlah anggota kelompok kontrol
Se
2 = variansi kelompok eksperimen
Sk
2 = Variansi kelompok kontrol
( Sudjana, 1996:293)
Kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Terima Ho jika thitung < (1− )(ne +nk −2) t α tabel
b. Terima Ho jika thitung > (1− )(ne +nk −2) t α tabel
2) Jika varians tidak homogen menggunakan
t =
8
2 2
k
k
e
e
e k
n
s
n
s
X X
+

Keterangan:
e X = Rata-rata kelompok eksperimen
k X = Rata-rata kelompok kontrol
ne = Jumlah anggota kelompok eksperimen
60
nk = Jumlah anggota kelompok kontrol
Se
2 = variansi kelompok eksperimen
Sk
2 = Variansi kelompok kontrol
Kriteria pengujian yang digunakan adalah tolak hipotesis Ho jika:
thitung ≥
e k
e e k k
w w
w t w t
+
+
dengan We=
e
e
n
s 2
Wk =
k
k
n
s 2
t1 = (1− )(ne +1) t α dan t2 = (1− )(nk +1) t α
α = taraf nyata
( Sudjana, 1996:243)
d. Uji ketuntasan Hasil Belajar
Setelah melalui tahap awal dan tahap akhir, maka dilanjutkan dengan
uji ketuntasan belajar yaitu untuk menegtahui sejauh mana suatu metode
pengajaran berperan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu
materi pelajaran secara tuntas, sehingga metode tersebut
dikatakan efektif. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa
tersebut telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 6,5. Jika siswa
tersebut tidak mencapai nilai 6,5 maka siswa tersebut dikatakan tidak tuntas
belajar sehingga perlu perbaikan dan pengayaan. Untuk mengetahui
ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
t =
n
s
x 0
μ
Keterangan:
61
x : Nilai rata-rata kelompok eksperimen
0 μ
: Nilai rata-rata standar
S : Standar deviasi
Terima Ho jika t hitung > t1-α(n-1)
( Sudjana, 1996:193)
e. Indikator Kinerja
Menurut kurikulum SMA 2004, indikator merupakan kompetensi dasar
secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian
hasil belajar. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa
diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Indikator yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sekurang-kurangnya 85% kelas 2 MAN Suruh yang
menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw memperoleh nilai lebih dari atau
sama dengan 6,5. Selain itu siswa termotivasi akuntansi dan kinerja proses
pembelajaran meningkat.
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN Suruh dengan sampel penelitian
siswa kelas II IPS2 sebagai kelompok eksperimen dan kelas II IPS1
sebagai kelompok kontrol. Pada prinsipnya, kepada kedua kelompok
dilaksanakan tiga tahap kegiatan yaitu pre test, pembelajaran dan post
test. Pre test digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa
sebelum diadakan pembelajaran dan post test digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran Pada
pembelajaran kelompok eksperimen digunakan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Sedangkan pada kelompok kontrol digunakan
pembelajaran konvensional yaitu dengan ceramah dan diskusi
informasi.
4.1.1.1 Proses Pembelajaran Pada Kelompok Eksperimen
Pada awal pembelajaran, guru memberikan apersepsi untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang pokok bahasan
jurnal khusus. Dengan jigsaw, guru membagi siswa ke dalam
kelompok-kelompok dengan jumlah anggota empat sampai dengan
enam siswa.
63
Pada tahap selanjutnya, anggota dari tim-tim jigsaw yang mendapat
tugas dengan topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik
tersebut, perwakilan anggota tim-tim jigsaw ini selanjutnya dinamakan
tim ahli. Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali kekelompok asalnya
dan menjelaskan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di
dalam kelompok. Selanjutnya setelah setiap anggota kelompok
mendapatkan tugas dengan topik yang berbeda pembelajaran
dilanjutkan dengan pemberian kuis secara individu yang mencakup
topik yang telah dibahas.
4.1.1.2 Proses Pembelajaran Pada Kelompok Kontrol
Pada prinsipnya, pembelajaran pada kelompok kontrol relatif sama
dengan pembelajaran pada kelompok eksperimen. Yang membedakan
antara kedua kelompok tersebut adalah cara mempelajari materi. Pada
kelompok kontrol pembelajaran dilakukan secara konvensional berupa
trasfer informasi dari guru kepada siswa melalui ceramah dan tanya
jawab terpimpin.
4.1.2 Analisis Data Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran
4.1.2.1 Deskriptif Data Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan awal siswa sebelum diadakan pembelajaran dari kedua
kelompok dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Kemampuan Awal Siswa Sebelum Pembelajaran
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
N 40 40
64
Rata-rata 4,23 4,11
Varians 0,8327 0,5960
Standart deviasi 0,91 0,77
Maksimal 6,0 5,5
Minimal 2,0 2,5
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan tabel tersebut, dari 40 siswa kelompok eksperimen ratarata
kemampuan awalnya mencapai 4,23, sedangkan dari 40 siswa
kelompok kontrol mencapai 4,11. Kemampuan awal tertinggi untuk
kelompok ekpseimen mencapai 6,0, dan kelompok kontrol mencapai
5,5 sedangkan kemampuan terendahnya untuk kelompok eksperimen
2,00 dan kelompok kontrol 2,5. Tampak bahwa kemampuan awal
kedua kelompok tersebut masih dibawah batas ketuntasan yaitu 6.5.
4.1.2.2 Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data pre test dari kedua kelompok dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pre Test
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
χ2 hitung 5,1937 4,9646
dk 3 3
χ2 tabel 7,81 7,81
Kriteria Normal Normal
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ2
hitung untuk kelompok
eksperimen sebesar 5,1637 dan kelompok kontrol 4,9646. Kedua nilai
tersebut kurang dari χ2
tabel pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 3
65
yaitu 7,81, yang berarti bahwa kedua data tersebut berdistribusi
normal. Berdasarkan hasil analisis ini dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam analisis selanjutnya yaitu menggunakan statistika
parametrik (uji t).
4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Varians
Hasil uji kesamaan varians data pre test antara kelompok eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Pre Test
Kelompok Varians dk F hitung F table
Eksperimen 0,8327 39
Kontrol 0,5960 39 1,397 1,89
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh F hitung sebesar 1,397 < Ftabel
(1,89) dengan dk (39:39) yang berarti bahwa kedua kelompok
mempunyai varians yang tidak berbeda.
4.1.2.4 Uji Kesamaan Rata-rata Pre Test
Hasil uji kesamaan rata-rata data pre test antara kelompok eksperimen
dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Uji Kesamaan Rata-rata Pre Test
Kelompok Rata-rata dk t hitung t tabel Kriteria
Eksperimen 4,23
Kontrol 4,11 78 0,595 1.99 Tidak berbeda
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 0,595 yang berada
pada daerah penerimaan Ho yaitu antara –1.99 sampai 1.99 yang
berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa antara kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai
66
kemampuan awal yang relatif sama dalam memahami materi pokok
bahasan jurnal khusus sebelum mengikuti pembelajaran.
4.1.3 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Setelah Pembelajaran
4.1.3.1 Deskriptif Data Hasil Belajar
Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dari kedua
kelompok dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Deskriptif Data Hasil Belajar Setelah Pembelajaran
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
N 40 40
Rata-rata 6,84 6.04
Varians 0,4537 0.7357
Standart deviasi 0,67 0.86
Maksimal 8,0 7,5
Minimal 5,0 4,0
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan tabel tersebut, dari 40 siswa kelompok eksperimen ratarata
hasil belajar pada kelompok eksperimen setelah pembelajaran
mencapai 6,84 sedangkan dari dari 40 siswa kelompok kontrol
mencapai 6,04. Hasil belajar tertinggi pada kelompok eksperimen
mencapai 8,0, dan terendah 5,0. Pada kelompok kontrol, nilai tertinggi
7,5 dan terendah 4,0.
4.1.3.2 Uji Normalitas Data Post Test
Hasil uji normalitas data post test dari kedua kelompok dapat dilihat
pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Keadaan Akhir
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
χ2 hitung 6,8016 3,0293
67
dk 3 3
χ2 tabel 7,81 7,81
Kriteria Normal Normal
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ2
hitung untuk kelompok
eksperimen sebesar 6,8016 dan kelompok kontrol 3,0293. Kedua nilai
tersebut kurang dari χ2
tabel pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 3
yaitu 7,81, yang berarti bahwa kedua data tersebut berdistribusi
normal. Berdasarkan hasil analisis ini dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam analisis selanjutnya yaitu menggunakan statistika
parametrik (uji t).
4.1.3.3 Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test
Hasil uji kesamaan varians data post test antara kelompok eksperimen
dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Varians Data Post Test
Kelompok Varians dk F hitung F tabel
Eksperimen 0,4537 44
Kontrol 0,7357 44 1,622 1.83
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh F hitung sebesar 1,622 < Ftabel
(1,89) dengan dk (39:39) yang berarti bahwa kedua kelompok
mempunyai varians yang tidak berbeda. Berdasarkan analisis ini maka
dalam pengujian hipotesis penelitian dapat digunakan uji t untuk
rumus pertama.
4.1.3.4 Uji Perbedaan Rata-rata Post Test
Hasil uji perbedaan rata-rata data post test antara kelompok
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.
68
Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Post Test
Kelompok Rata-rata dk t hitung t tabel Kriteria
Eksperimen 6,84
Kontrol 6,04 78 4,639 1,99 Berbeda
Sumber : Data Penelitian 2006, diolah
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung sebesar 4,639 lebih besar
dari ttabel = 1,99 untuk α = 5% dengan dk 78, berarti ada perbedaan
hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal khusus antara metode
kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konfensional pada siswa
kelas II MAN Suruh tahun pelajaran 2005/2006. Ditinjau dari
rata-rata hasil belajar yang dipeoleh terlihat bahwa hasil belajar
kelompok eksperimen yang mendapatkan pengajaran dengan metode
kooperatif tipe jigsaw (6,84) lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang
mendapatkan pengejaran dengan metode konfensional (6,04).
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pembelajaran dengan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah mampu
mengantarkan siswa mencapai ketuntasan hasil belajar siswa
ditunjukkan dari persentase siswa yang mencapai nilai 6,5 atau lebih
sebesar 87,5% dan lebih besar dari batas ketuntasan yang ditetapkan
yaitu 85% sedangkan pembelajaran dengan metode konfensional
belum mampu mengantarkan siswa mencapai ketuntasan hasil belajar
siswa karena persentase siswa yang memperoleh nilai 6,5 atau lebih
sebesar 40,0% dan kuurang dari 85%.
69
Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa
karena dapat mengantarkan siswa mencapai ketuntasan hasil belajar.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data pada kondisi awal, menunjukkan bahwa kemampuan
awal antara kelompok eksperimen dan kontrol relatif sama. Hal ini
ditunjukkan dari data pre test dari kedua kelompok. Pada kelompok
eksperimen rata-rata kemampuan awalnya mencapai 4,23 sedangkan
pada kelompok kontrol mencapai 4,11. Melalui uji t diperoleh thitung
sebesar 0,595 yang berada pada daerah penerimaan Ho yaitu pada
selang -1.99 sampai 1.99 yang merupakan batas kritik uji t untuk taraf
kesalahan 5% dengan dk = 78. Hal ini berarti bahwa tidak ada
perbedaan yang nyata kemampuan awal dari kedua kelompok.
Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok ekperimen
menggunakan kooperatif tipe jigsaw dan kelompok kontrol
menggunakan konvensional yaitu ceramah dan diskusi informasi,
terlihat bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut menunjukkan
adanya berbeda secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t
yang diperoleh thitung sebesar 4,6393 yang berada pada daerah
penolakan Ho yaitu pada selang -1.99 sampai 1.99 yang merupakan
batas kritik uji t untuk taraf kesalahan 5% dengan dk = 78. Dengan
demikian berarti bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
70
meningkatkan hasil belajar pokok bahasan jurnal khusus pada siswa
kelas II MAN Suruh tahun pelajaran 2005/2006.
Hal ini disebabkan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
membawa siswa kedalam suasana belajar yang bermakna karena siswa
dapat secara aktif bekerjasama dengan sesama siswa dalam suasana
gotong-royong dalam upaya menggali iformasi dan meningkatkan
kemampun berkomunikasi untuk meningkatkan pemahaman pada
materi pelajaran yang sedang dipelajari. kenyataan tersebut diperkuat
pendapat Johson & Johnson (1989) dalam Anita Lie (2002) yang
menyatakan bahwa suasana belajar cooperatif learning Jigsaw
menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi, hubungan yang lebih
positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik dari pada suasana
belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah-misahkan siswa.
Selain itu Intinya (2003) juga menegaskan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat mengambangkan hubungan antar pribadi
positif diantara siswa yang memiliki kemampuan berbeda, menerapkan
bimbingan sesama teman, rasa harga diri siswa yang lebih tinggi,
memperbaiki kehadiran, menerima terhadap perbedaan individu lebih
besar, sikap apatis berkurang, pemahaman materi lebih mendalam dan
meningkatkan motivasi belajar.
Di dalam pembelajaran kooperatif kerja sama dalam kelompok
memegang kunci keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperlukan rasa
71
tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri maupun
pembelajaran siswa lain dalam kelompok maupun diluar kelompoknya.
Siswa tidak hanya dituntuk menguasai materi sendiri tetapi juga
dituntut untuk dapat menjelaskan pada siswa lain dalam kelompoknya,
sebab secara umum siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling
mendiskusikan konsep-konsep ini dengan temannya.
Melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini guru dapat secara
langsung membimbing setiap individu yang mengalami kesulitan
belajar, hal tersebut ditegaskan oleh Slavin (1995) yang menyatakan
bahwa guru setidaknya menggunakan setengah waktunya mengajar
dalam kelompok kecil sehingga akaan lebih mudah dalam memberikan
bantuan secara individu.
Suasana yang tercipta dari kegiatan pembelajaran dengan metode
kooperatiuf tipe jigsaw sangat menarik yang mampu mengarahkan
siswa untuk aktif berinovasi dalam memahami materi yang diajarkan
yang pada akhirnya berdampak pada tingginya penguasaan siswa pada
materi yang sedang dipelajari dan meningkatnya hasil belajar yang
dicapainya.
Berbeda dengan kelompok kontrol, meskipun terjadi peningkatan hasil
belajar yang nyata, namun rata-rata hasil belajar pada kelompok ini
relatif lebih rendah karena pembelajaran yang dilakukan kurang
mampu mengaktifkan siswa secara optimal. Keaktifan siswa hanya
cenderung pada saat dilakukan diskusi informasi, latihan soal atau
72
penugasan. Pada kondisi ini motivasi siswa cenderung lebih rendah
daripada kelompok eksperimen, yang pada akhirnya berpengaruh
terhadap rendahnya hasil belajar siswa.
73
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa
simpulan antara lain:
1. Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal
khusus antara metode pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas II
MAN Suruh tahun pelajaran 2005/2006.
2. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih efektif daripada metode
pembelajaran konvensional karena mampu meningkatkan hasil belajar
akuntansi pokok bahasan jurnal khusus pada siswa kelas II MAN Suruh tahun
pelajaran 2005/2006 mengarah pada ketercapaian belajar tuntas.
5.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis ajukan berkaitan dengan hasil penelitian
ini antara lain:
1. Pada dasarnya untuk kegiatan pembelajaran dapat digunakan berbagai metode
mengacu pada materi pengajaran yang akan disampaikan. Dalam kaitannya
dengan pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus di tingkat SMA
dapat digunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena terbukti
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. oleh karena itu guru hendaknya
74
mempertimbangkan penggunaan metode ini saat akan melaksanakan
pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar mencapai hasil
yang optimal, guru perlu melakukan penataan ruang secara efektif untuk
menghindari suasana gaduh saat pembentukan kelompok, guru perlu
meningkatkan keterampilan kooperatif masing-masing kelompok agar kerja
sama dalam kelompok tidak macet, guru perlu mengembangkan keaktifan
seluruh anggota dalam kelompok kerena keberhasilan pembelajaran ini
terletak dari kemampuan angota kelompok dalam memberikan penjelasan
kepada anggota kelompok yang lain secara bergantian.
3. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa pada pokok bahasan
lain, sehingga diperoleh informasi lebih luas tentang keefektifan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran akuntansi pada
siswa.
75
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar evaluas ipendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
…………….1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
…………… 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Daroni.2002. Pembelajaran Kooperatif IPA Di SLTP Melalui Model jig Saw (
dalam Lembar Ilmu Pendidikan). Semarang. UNNES.
Darsono, Max, Dkk. 2000. Belajar dan pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang
Press
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 SMA.. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Hamalik, Oemar. 1990. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Ibrahim, Muslim, Dkk. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA
University Press
Jusup, Haryono. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada
Lie, Anita. 2002. Cooperative learning (Mempraktikan Cooperative Learning Di
Ruang-Ruang Kelas), Jakarta : Grasindo.
Slavin, R.E. 1995. Cooperativ Learning. Boston: Allya Bacon
76
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.
Semarang. UNNES
Sudaryo. (Ed.) 1991. Strategi Belajar Mengajar I. Semarang: IKIP Semarang
Press
S, Alam. 2004. Akuntansi SMA untuk Kelas XI. Jakarta: ESIS
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Setyowati, Endang. 2005. Studi Komparasi metode Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Dan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus
Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas 2 SMA
Teuku Umar. Semarang: FIS UNNES
Sudjana, Nana. 2001. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar
Baru Algensindo
Sudjana, Nana. 2001.Penelitian dan penilaian pendidikan .Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Sukardi, dkk. 2004. Akuntansi 1 Untuk SMA Kelas 2. Jakarta : Grasindo
Sulistyorini, Sri. 1999. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
Mata Pelajaran IPA (dalam Lembar Ilmu Pengetahuan). Semarang: IKIP
Semarang
Usman, Burhanuddin, Dkk. 2004. Mahir Akuntansi Untuk Kelas 2 SMA. Jakarta:
Ganeca Exact
Wahyudi, Hari dan Sihadi. 1994. Dasar-Dasar Akuntansi. Klaten : Saudara
Wahyudi, Agus.2001.Akuntansi Dasar. Semarang : FIS UNNES
Wulandari, Reny.2004. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW dan
STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Teorhema
Phytagoras Pada Siswa kelas II Semester I SMPN 13 semarang tahun
Pelajaran 2004/2005. Semarang: FMIPA UNNES
Yamin, Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Gaung Persada Press
Powered By Blogger