Assalamu'alaikum...

harap dibaca....

Selamat datang di Blog saya.

Foto saya
Purwokerto, Jawa Timur, Indonesia

Minggu, 06 Maret 2005

KORELASI BAKAT MEKANIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PROGRAM DIKLAT PRODUKTIF

Pendahuluan
Salah satu landasan dan rasionalisasi perlunya
sistem penyaringan, secara eksplisit termaktub
dalam UU Sistem Pendidikan Nomor 2 tahun 1989
pasal 26, yang menegaskan bahwa setiap siswa
(peserta didik) berkesempatan untuk
mengembangkan dirinya sesuai bakat, minat dan
kemampuan masing-masing. Pernyataan tersebut
mengindikasikan bahwa bakat merupakan salah
satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam
usaha pengembangan diri disamping faktor yang
lain. Pernyataan itu juga mengisyaratkan perlu -
nya sebuah sistem seleksi untuk pendidikan dan
atau pelatihan dengan berdasarkan karakteristik
internal seseorang. Hal senada dikatakan oleh Dedi
Herdiana H (1988:5), yang menyatakan bahwa
untuk menunjang keberhasilan proses dan hasil
belajar maka siswa perlu diseleksi terlebih dahulu
berdasarkan kriteria psikologis calon siswa yang
sudah pasti adanya keragaman.
Bakat, sebagaimana minat dan intelegensi,
merupakan faktor yang besar pengaruhnya
terhadap proses dan hasil belajar seseorang
( Sumadi Suryabrata, 1978 : 77). Pendapat tersebut
didukung oleh penelitian E. Khodijah (1992 :54),
yang menyimpulkan bahwa bakat khusus memiliki
urunan yang berarti terhadap prestasi belajar
siswa. Penelitian lain oleh Uun Sunarti (1997:62)
menyimpulkan bahwa kemampuan hitung teoritis
(NA) memiliki korelasi yang tinggi terhadap
variabel prestasi belajar matematika.
Juga penelitian yang dilakukan Pudjiono (1982)
tentang daya prediksi bakat, menyimpulkan bahwa
bakat Verbal Reasoning (VR) dan bakat Numerical
Ability (NA) mempunyai daya prediksi lebih tinggi
dibanding daya prediksi berdasarkan tes prestasi
belajar siswa.
Dalam kenyataannya, sistem seleksi penerimaan
siswa baru SMK sampai sekarang, hanya
berdasarkan pada minat dan nilai prestasi belajar
siswa di SLTP atau yang sederajat, tanpa
memperhitungkan bakat calon siswa tersebut. Hal
ini tentunya akan menimbulkan berbagai masalah,
baik dari segi proses maupun out put belajar.
Salah satu permasalahan yang dapat
ditimbulkan dari sistem seleksi yang sekarang
adalah adanya peluang salah pilih jurusan, dalam
hal ini bahwa jurusan yang dipilih tidak sesuai
dengan bakatnya. Fenomena ini akan menimbulkan
permasalahan baru yang lebih komplek. Bagi
individu yang belajar akan menimbulkan kesulitan
dalam penyesuaian dengan lingkungan belajar
sehingga sulit belajar, tidak optimalnya semua
potensi dan kemampuan yang dimiliki dan prestasi
belajar lebih rendah dari yang seharusnya dapat
dicapai serta cenderung lambat dalam
menyelesaikan studinya.
KORELASI BAKAT MEKANIK DENGAN PRESTASI BELAJAR
MATA PROGRAM DIKLAT PRODUKTIF
Purnawan 1
Abstrak.: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara bakat mekanik dengan prestasi belajar mata
program diklat kelompok produktif siswa SMK bidang keahlian teknik mesin. Sampel penelitian adalah siswa
kelas 2 salah satu SMKN di Bandung sebanyak 100 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif.
Data bakat mekanik dikumpulkan melalui tes dengan menggunakan instrument yang telah distandarkan oleh
Lembaga Penelitian UPI. Data prestasi belajar dikumpulkan melalui studi dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan : (1) sebagian besar siswa tergolong berbakat, (2) prestasi belajar siswa tergolong sedang dengan
rata-rata 7,32. (3) siswa yang berbakat cenderung lebih tinggi prestasi belajarnya dibanding siswa yang kurang
berbakat. (4) hubungan fungsional antara variabel dinyatakan oleh persamaan regresi linier Ŷ = 0,3X +
34,8, (5) hubungan assosiasi antara variabel yang diuji dengan korelasi product moment menghasilkan koefisien
korelasi 0,303. dan (6) terdapat korelasi yang positif antara bakat mekanik siswa dengan prestasi belajarnya pada
mata program diklat produktif .
Abstract : This research’s aim is to investigate the relation between mechanical attitudes with achievements of
Technical High School student on productive program in mechanical engineering field. It’s sample was 100
students that is taken from the second degree of SMKN in Bandung. Mechanical attitude data was collected trough
test with instrument that standardized by research institution of UPI. The achievement data was collected trough
documentation study. Research result shown : (1) in generally, student’s attitude category was enough, (2) the
student’s achievement category was medium with average of 7.32, (3) the student who had high attitude was
inclined to get achievement higher than they who had low attitude. (4) the functional relation between both
variable was stated by the linear regression equation Ŷ = 0.3X + 34.8, (5) the association relation trough the
product moment correlation analyze was resulted correlation coefficient of 0.303, and finally (6) there was a
positive correlation between the student’s mechanical attitude with their achievement on productive program.
Kata Kunci : Bakat Mekanik, Prestasi Belajar, Mata Program Diklat Produktif
1 Purnawan,S.Pd. Dosen pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin,FPTK UPI
19
20
Ditinjau dari segi relevansi, gejala salah pilih
jurusan merupakan gejala awal berkurangnya
relevansi pendidikan dengan dunia pendidikan.
Dilihat dari pandangan bahwa pendidikan
merupakan investasi manusia (human investment),
salah pilih jurusan merupakan kegagalan dalam
investasi modal untuk memperoleh tenaga kerja
yang produktif, kreatif, cakap, dan terampil.
Beranjak dari paparan pemikiran di atas, maka
diperlukan suatu penelitian tentang peranan bakat
siswa dalam proses pembelajaran yang tercermin
pada prestasi belajarnya. Penelitian ini penting
dilakukan untuk mencari solusi-solusi dari
permasalahan yang telah dikemukakan.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif, yaitu metode yang
digunakan untuk menggambarkan keadaan yang
terjadi dan untuk memecahkan masalah atau
menjawab permasalahan yang sedang dihadapi.
Sesuai dengan fokus penelitian maka penelitian ini
mempunyai dua variabel .Variabel Bebas atau
independent variable (X) adalah bakat mekanik
siswa. Variabel terikat atau dependent variable (Y)
adalah prestasi belajar siswa pada mata program
diklat produktif. Data yang dipergunakan dalam
penelitian ini yaitu : data bakat mekanik siswa yang
diperoleh dari tes bakat mekanik terhadap siswa
dan data prestasi belajar siswa dalam mata program
diklat produktif. Mata program ini terdiri dari 9
mata pelajaran, yaitu : Teknologi Pemesinan I dan
II, Kerja Bangku, Teknologi Pelat Dasar, Mekanika
Teknik I dan II, Bagian-Bagian Mesin, dan Gambar
Teknik Mesin I dan II. Data prestasi belajar siswa
yang dikumpulkan dengan studi dokumentasi.
Populasi dan dalam penelitian ini adalah siswa
kelas 2 bidang keahlian teknik mesin SMKN di
Bandung yang berjumlah 110 orang yang terbagi
dalam tiga kelas.Sampel diambil 100 orang yang
mengikuti tes bakat mekanik.
Instrumen yang digunakan untuk menda-patkan
data bakat mekanik siswa dipakai tes bakat
mekanik yang mengacu pada struktur DAT
(Differential Attitude Test), yang telah dibakukan
dan disusun kembali oleh Lembaga Penelitian UPI.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam
menganalisis data hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut : (1)Pemeriksaan data, (2) Perhitungan
skor tes bakat mekanik siswa dan nilai
prestasi belajarnya. (3) Mengolah data (4) Uji
normalitas data, (5) Uji homogenitas populasi, (6)
Analisis regresi, tujuannya untuk membuat
generalisasi hubungan yang terjadi antar variabel.
(7) Analisis korelasi, digunakan untuk mengetahui
besarnya korelasi dan keberartian hubungan antar
variabel. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
rumus korelasi product moment dari Pearson,
dan (8) Pengujian hipotesis.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Bakat Mekanik Siswa .
Berdasarkan hasil tes bakat mekanik, skor bakat
mekanik siswa kemudian dikonversikan ke dalam
skor persentil untuk mengklasifikasikan kategori
bakatnya. Komposisi kategori bakat siswa adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Komposisi kategori bakat mekanik siswa
berdasarkan skor persentil
Interval Kategori Frekuensi Prosentase
75-100 Sangat Berbakat 8 8
50-74 Berbakat 66 66
25-49 Kurang Berbakat 25 25
0 - 24 Tidak Berbakat 1 1
J u m l a h 100 100
Berdasarkan deskripsi data pada tabel 1,
menunjukkan bahwa secara umum siswa
memiliki bakat yang cukup, dengan 8% dalam
kategori sangat berbakat dan 66% berbakat.
Namun masih ada siswa yang kurang berbakat
(25%) dan dianggap tidak berbakat (1%). Hal
ini menunjukkan bahwa sistem seleksi
penerimaan siswa baru yang dilakukan
berdasarkan prestasi belajar di SLTP dan hasil
ujian akhir, masih kurang bisa menjaring siswa
berdasarkan potensi bakatnya, meskipun bakat
secara teoritis hanyalah salah satu prediktor
keberhasilan belajar siswa. Dalam tinjauan
proses pembelajaran, adanya siswa yang
kurang berbakat tersebut berarti sebuah
masalah, yakni dalam tataran teoritis siswa
yang kurang berbakat memerlukan layanan
belajar yang lebih di bandingkan siswa yang
berbakat. Ini berarti harus tersedianya waktu
ekstra bagi siswa dan guru dalam kegiatan
belajar mengajar untuk mengejar ketertingalan
siswa yang kurang berbakat tersebut dalam
kelompok belajarnya. Jelas hal ini merupakan
kerugian bila ditinjau dari aspek waktu dan
investasi pendidikan. Juga akan mengurangi
efektifitas dan efisiensi pendidikan.
INVOTEC, Volume III, No 7, Agustus 2005 : 19 - 24
21
2. Prestasi Belajar Siswa.
Data prestasi belajar siswa dalam mata
program diklat produktif diambil dari nilai pada
raport. Data ini kemudian dikelompokkan menjadi
3, yaitu kelompok atas, kelompok menengah, dan
kelompok bawah. Kelompok atas adalah siswa
yang mempunyai nilai lebih besar dari nilai ratarata
(Ỹ) + 1 SD (Standar Deviasi), kelompok
menengah berada pada interval Ỹ - 1 SD sampai
Ỹ + 1 SD, dan kelompok bawah lebih kecil dari
Ỹ - 1 SD. Data tersebut disusun dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 2. Kelompok siswa berdasarkan
prestasi belajarnya.
Atas 17
Menengah 68
Bawah 15
Jumlah 100
Mengacu pada perhitungan data prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran kelompok produktif,
dapat dijelaskan bahwa 55% siswa mempunyai
nilai di atas nilai rata-rata dan 45% mempunyai
nilai dibawah nilai rata-rata.. Dengan rata-rata
indeks prestasi sebesar 7,32 atau 49,98 dalam Tskor,
menunjukkan bahwa indeks prestasi masih
dibawah standar yang disarankan yaitu 7,5. Dengan
demikian maka diperlukan peningkatan kualitas
layanan belajar bagi siswa.
3. Matrik Hubungan antara Variable.
Hubungan antara variabel bakat mekanik
dengan variabel prestasi belajar disajikan dalam
matrik sebagai berikut;
Tabel 3. Matrik hubungan bakat mekanik
dengan prestasi belajar siswa
Kelompok
Atas Menengah Bawah Jumlah
Sangat
Berbakat 3 5 0 8
Berbakat 12 47 7 66
Kurang
Berbakat 2 15 8 25
Kategori Bakat
Tidak
Berbakat 0 1 0 1
Jumlah 17 68 15 100
Berdasarkan matrik hubungan variabel bakat
mekanik dengan variabel prestasi belajar pada mata
program diklat produktif di atas, menunjukkan
bahwa siswa yang masuk dalam kategori sangat
berbakat memiliki prestasi belajar pada kelompok
atas (37,5%), menengah (62,5%) dan tidak ada
yang masuk dalam kelompok yang berprestasi
rendah. Ini berarti siswa yang sangat berbakat,
prestasi belajarnya pada mata program diklat
produktif akan cenderung lebih tinggi dibanding
siswa yang berbakat dan kurang berbakat. Untuk
siswa yang masuk dalam kategori berbakat lebih
cenderung memiliki prestasi dalam kelompok atas
(18,2%) dan dengan penyebaran tertinggi ada pada
kelompok sedang (71,2%) dibandingkan yang
masuk dalam kelompok bawah (10,6%). Ini
mengindikasikan bahwa siswa yang berbakat
mekanik lebih cenderung untuk berpres-tasi tinggi.
Sementara itu, siswa dalam kategori kurang
berbakat yang masuk dalam kelompok atas sebesar
8% lebih kecil dibandingkan yang masuk dalam
kelompok menengah (60%) dan kelompok bawah
(32%). Hal ini berarti siswa yang kurang berbakat
lebih cenderung memiliki prestasi belajar pada
kelompok sedang dan rendah. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
bakat mekanik cenderung untuk memiliki prestasi
belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang
kurang berbakat. Kenyataan ini memperkuat
anggapan atau teori bahwa bakat yang ditunjang
oleh faktor lainnya akan mempengaruhi tingginya
prestasi belajar siswa. Dengan ditunjang oleh
faktor lain yang terlibat dalam proses
pembelajaran, siswa yang memiliki bakat akan
lebih tinggi prestasi belajarnya dibandingkan
dengan siswa yang kurang berbakat.
4. Uji Normalitas Data
Data dari variable bakat mekanik (variable X)
dan variable prestasi belajar (variable Y) diuji
kenormalannya dengan uji χ2 . Dalam T-skor data
masing-masing variable ditunjukkan dalam grafik
sebagai berikut :
0
5
10
15
20
25
30
24 31 38 45 52 59 66 73
Gambar 1. Grafik distribusi bakat mekanik
siswa
Korelasi Bakat Mekanik ……….Purnawan
22
0
5
10
15
20
25
30
28 35 42 48 56 63 70 77
Gambar 2. Grafik distribusi prestasi belajar
siswa
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas,
didapat data-data sebagai berikut:
Tabel 4. Data uji normalitas
Variabel BK Rentang Ratarata
S χ2
hitung χ2
tabel Hasil
X 8 49 50,11 10,48 6,925 11,1 Normal
Y 8 49 49,98 9,95 0,564 11,1 Normal
Mengacu pada hasil perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi
normal, sehingga dapat dilakukan pengujian
dengan statistik parametrik.
5. Uji Homogenitas Populasi
Pengujian ini dilakukan karena populasi
tersebar pada tiga kelas. Pengujian menggunakan
uji Bartlet. Berdasarkan hasil perhitungan uji
homogenitas populasi terhadap kedua variabel,
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil uji homogenitas varians populasi
Variabel S2 B’ χ2
hitung χ2
tabel Hasil
X 73,003 40,994 1,278 5,99 Homogen
Y 109,927 44,729 3,011 5,99 Homogen
Dari data tersebut diketahui bahwa kedua
variabel data homogen diterima pada taraf
kepercayaan 95% dan dk = 2. Dengan demikian
karena data berdistribusi normal dan dari populasi
yang homogen, maka dapat dilakukan analisis
regresi.
6. Analisis Regresi
Untuk menaksir variable Y atas variable X
digunakan analisis regresi. Berdasarkan analisis
data, diperoleh persamaan regresi simple linier Y
= 0,304 X + 34,8. Persamaan tersebut ditunjukkan
dalam grafik sebagai berikut :
Sebaran Data dan Garis Regresi
y = 0.304x + 34.819
R2 = 0.0918
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 20 40 60 80
Bakat Mekanik
Prestasi belajar
Gambar 3. Grafik hubungan bakat mekanik
dengan prestasi belajar
Untuk menguji keberartian hubungan
(independensi) fungsional dan linieritas persamaan
regresi, diuji dengan menggunakan analisis varians
(ANOVA) dengan hasil perhitungan seperti
berikut.
Tabel 6. Daftar ANOVA untuk uji
independensi dan linearitas regresi
Sumber
variasi dk JK KT F hitung F tabel Interprestasi
Total 100 260359 260359
Regresi
(a)
1 250300 250300
Regresi
(b/a)
1 911,36 911,36
Residu 98 9147,5 93,342
9,76 3,94
Dependent
Tuna
cocok
29 2120,4 73,118 0,72 1,62 Linear
Kekeliru
an
69 7027,1 101,84
Dari kedua pengujian tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel Y tergantung
(dependen) dari variabel X dalam pengertian linear.
Ini berarti bahwa dalam hubungan linier harga X
dapat dipakai untuk menaksir harga Y. Dapat
INVOTEC, Volume III, No 7, Agustus 2005 : 19 - 24
23
disimpulkan bahwa variabel prestasi belajar siswa
pada mata diklat program produktif (Y), dependen
terhadap variabel bakat mekaniknya (X) dalam
hubungan yang linier dengan koefisien regresi
0,30. Dapat diartikan bahwa prestasi belajar siswa
pada mata diklat program produktif 30% nya dapat
ditaksir berdasarkan kondisi bakat mekanik yang
diketahui. Temuan ini mengindikasikan pula bahwa
bakat mekanik dapat dipakai sebagai predictor
prestasi belajar siswa pada mata diklat program
produktif.
7. Analisis Korelasi
Berdasarkan perhitungan korelasi Product
Moment , diperoleh koefisien korelasi antara
variabel X dan variabel Y sebesar rxy = 0,303. Hal
ini berarti derajat hubungan assosiasi antara
variabel X (bakat mekanik siswa) dengan variabel
Y (prestasi belajar siswa pada mata diklat program
produktif) ditaksir sekitar 30,3 %. Meskipun jika
ditafsirkan secara sederhana koefisien tersebut
masuk dalam kategori hubungan yang rendah,
tetapi arah hubungannya positif. Sehingga setiap
peningkatan bakat mekanik akan diikutu pula oleh
peningkatan prestasi belajar siswa pada mata diklat
program produktif. Angka koefisien tersebut jika
dikonsultasikan dengan harga r kritik product
moment. Dengan N = 100 pada interval
kepercayaan 95% diperoleh koefisien korelasi
kritik r = 0,195 dan r = 0,265 pada interval
kepercayaan 99%. Terlihat bahwa r hitung > r kritik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan
antara variabel bakat mekanik (X) dengan variabel
prestasi belajar siswa pada mata diklat program
produktif (Y) cukup berarti. Keberartian hubungan
assosiasi ini menunjukkan indikasi bahwa
perubahan pada bakat mekanik akan mempengaruhi
pula perubahan prestasi belajar siswa pada
mata program diklat produktif dalam arah
hubungan yang posistif.
8. Pengujian Hipotesis
Dari perhitungan pengujian hipotesis, didapat
haraga t hitung sebesar 3,148. harga t tabel dengan
taraf kepercayaan 0,95 dan dk = 98, di dapatkan
harga sebesar 1,66. Dengan demikian t hitung > t
tabel yaitu 3,148 > 1,66. Sesuai kriteria pengujian
hipotesis maka hipotesis Ho ditolak pada taraf
nyata 0,05. Hal ini berarti hipotesis tandingan (HA)
diterima pada taraf nyata 0,05.
Berdasarkan kondisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa hipotesis yang diajukan (HA) dalam
penelitian ini,yaitu: “Terdapat korelasi yang positif
antara bakat mekanik dengan prestasi belajar mata
diklat program produktif siswa kelas 2 bidang
keahlian teknik mesin SMKN di Bandung“, diterima
pada taraf kepercayaan 95 % dan dk = 98.
Dengan diterimanya hipotesis yang diajukan,
maka secara umum penelitian ini telah dapat
menjawab pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan dan mampu menjawab permasalahan
yang melatarbelakangi perlunya penelitian ini
dilakukan. Hasil penelitian ini telah membuktikan
dan mendukung penelitian sebelumnya berkaitan
dengan hubungan bakat dengan prestasi belajar.
Tanpa bermaksud mengover generalisa-sikan
hasil penelitian ini, peneliti merasa yakin bahwa
generalisasi yang berkembang dari hasil penelitian
ini dapat berlaku dan diterima untuk situasi dan
kondisi yang memenuhi atau mendekati syaratsyarat
penelitian ini. Temuan dari diterima-nya
hipotesis membawa implikasi tertentu sesuai
dengan tujuan dan kegunaan dari penelitian ini.
Kesimpulan
Dalam kaitannya dengan hipotesis kesimpulan
penelitian ini adalah “terdapat korelasi yang positif
dan signifikan antara bakat mekanik dengan
prestasi belajar mata diklat program produktif
siswa kelas 2 bidang keahlian teknik mesin SMKN
di Bandung”.
Kesimpulan lain diantaranya adalah :
(1) Dari hasil tes bakat mekanik dan studi
dokumentasi prestasi belajar siswa, dapat
disimpulkan bahwa secara umum tingkat bakat
mekanik siswa tergolong berbakat dan prestasi
belajar pada mata program diklat produktifnya
tergolong sedang dengan rata-rata 7,32.
(2) Berdasarkan matrik hubungan penyebaran data
bakat mekanik dengan prestasi belajar siswa,
dapat disimpulkan bahwa siswa yang berbakat
cenderung lebih tinggi prestasi belajarnya pada
mata diklat program produktif dibanding siswa
yang kurang berbakat.
(3) Hasil perhitungan hubungan fungsional antara
variabel dinyatakan dengan persamaan regresi
linier sederhana Y = 0,304 X + 34,8. Dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa pada
mata diklat program produktif tergantung pada
bakat mekaniknya dengan tingkat
ketergantungan 30,4%.
(4) Hasil perhitungan hubungan assosiasi antara
variabel yang diuji dengan korelasi product
moment menghasilkan koefisien korelasi 0,303.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat hubungan
antara bakat mekanik siswa dengan prestasi
belajarnya pada mata diklat program produktif
yang diteliti adalah sekitar 30,3%
Korelasi Bakat Mekanik ……….Purnawan
24
Peneliti menyadari bahwa kesimpulankesimpulan
tersebut ditarik berdasarkan atas ruang
lingkup batas-batas tertentu, yaitu meliputi asumsiasumsi,
anggapan-anggapan dasar, permasalahan,
dan metodologi penelitian yang dipakai. Dengan
demikian kesimpulan-kesimpulan itu benar
sepanjang batas-batas tersebut dipenuhi.
Saran
Hasil penelitian ini mempunyai konsekuensi
implikatif tertentu terutama dalam praktek
pendidikan, layanan program bimbingan
penyuluhan dan karier serta bagi penelitian
selanjutnya dalam lingkup yang lebih luas. Dalam
praktek pendidikan masalah ini penting, karena
berdasarkan hasil penelitian dapat pula
disimpulkan bahwa bakat merupakan salah satu
predictor keberhasilan belajar, sehingga bakat
seharusnya dapat diajadikan kriterion dalam seleksi
penerimaan siswa baru di SMK terutama bidang
keahlian teknik mesin. Dalam kaitan dengan
program BP dan BK,disarankan bahwa data
menyangkut testee harus dijaga kerahasiaannya dan
hasil penelitian ini dapat dipakai dalam membantu
siswa memecahkan masalah psikologinya juga
sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan
karier maupun studi lanjutan. Bagi penelitian
selanjutnya disarankan untuk meneliti hubungan
bakat lainnya seperti NA (Numerical Abillity) dan
SR (Space Relation) dengan prestasi belajar siswa.
Hal ini sebagai bahan komparasi untuk
pengambilan keputusan tentang kriterion bakat
yang paling layak dijadikan predictor keberhasilan
belajar siswa.
Daftar Pustaka
Abin Syamsuddin Makmun, 1996, Psikologi
Kependidikan, Bandung : PT Remaja Rosda
Karya.
Andi hakim Nasution, 1992, Bakat dan Kreatifitas,
Bandung : Pustaka Buana
Angadewi Moesono, 1986, Intelegensi, Bakat dan
Tes IQ, Jakarta : Gaya Pavorite Press.
Dedi Herdiana Hafid, 1988, Pengembangan Alat
Untuk Mendeteksi Prestasi Belajar Siswa
(Makalah), Bandung: PBB FIP IKIP Bandung.
Dewa Ketut Sukardi, 1986, Pengantar Teori
Konseling, Jakarta: Ghalia Indonesia
____, 1990, Analisis Tes Psikologi, Jakarta :
Rineka Cipta
M. Ngalim Purwanto, 1990, Psikologi Pendidikan,
Bandung : Remaja Karya.
Nana Sudjana, 1990, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar , Bandung : PT Remaja
Rosda Karya..
Pudjiono, 1982, Analisis Daya Prediktif Bakat
Intelektif dan Daya Prediktif Prestasi Belajar
terhadap Hasil Belajar (Tesis), Bandung : PPS
IKIP Bandung.
Ruseffendi, 1994, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan
dan Bidang Non Eksakta Lainnya,
Semarang : Penerbit IKIP Semarang,
Sudjana,1992,Metode Statistika, Bandung :Tarsito.
Sugiyono, 1994, Metode Penelitian Administrasi,
Bandung : Alfabeta
Suharsimi Arikunto, 1993, Prosedur Penelitian,
Jakarta : Rineka Cipta.
_______ ,1995, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,
Jakarta : Bumi Aksara.
Uun Sunarti, 1997, Konstribusi Bakat Numerik
terhadap Prestasi Belajar Matematika,
Bandung : PPB FIP IKIP Bandung,
INVOTEC, Volume III, No. 7, Agustus 2005 : 19 - 24
Powered By Blogger