Assalamu'alaikum...

harap dibaca....

Selamat datang di Blog saya.

Foto saya
Purwokerto, Jawa Timur, Indonesia

Sabtu, 21 November 2009

Peran Bahan Ajar dalam Pembelajaran

* Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
* Bahan ajar dapat berperan bagi guru dan siswa. Bagi guru, bahan ajar dapat berperan dalam hal: menghemat waktu guru mengajar, mengubah peran guru menjadi fasilitator, dan membantu proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Sementara peran bahan ajar bagi siswa adalah membantu siswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau siswa lain, siswa dapat belajar kapan dan di mana saja, siswa dapat belajar dengan kecepatannya sendiri, siswa dapat belajar menurut urutannya sendiri dan membantu potensi siswa untuk menjadi pelajar mandiri.
* Peran bahan ajar dalam pembelajaran klasikal adalah sebagai bahan yang tak terpisahkan atau pelengkap dari buku utama. Pemanfaatan bahan ajar dalam pembelajaran klasikal dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
* Peran bahan ajar dalam pembelajaran individual adalah sebagai bahan utama dan sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Di samping itu, bahan ajar juga dapat dijadikan sebagai alat yang dapat digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa memperoleh informasi.
* Bahan ajar merupakan bahan yang terintegrasi dalam pembelajaran kelompok.

Kegiatan Belajar 2
Jenis Media Cetak dan Noncetak

1. Bahan ajar dikelompokkan menjadi bahan ajar cetak, noncetak dan bahan ajar display.
2. Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi. Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan lembar kerja siswa.
3. Kelebihan bahan ajar cetak adalah:
a. mudah diperoleh dan dibawa ke mana-mana,
b. mudah dipelajari kapan dan di mana pun,
c. tidak memerlukan alat khusus untuk menggunakannya,
d. pengirimannya relatif mudah dan murah dibanding media lainnya, serta
e. merupakan media yang paling canggih untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan prinsip-prinsip umum serta abstrak dengan menggunakan argumentasi yang logis.
4. Kekurangan bahan ajar cetak adalah:
a. tidak mampu mempresentasikan gerakan,
b. pemaparan materi dalam bahan ajar cetak cenderung linier,
c. tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan,
d. untuk membuat bahan ajar cetak yang bagus, diperlukan biaya yang tidak sedikit,
e. membutuhkan kemampuan baca yang tinggi dari pembacanya,
f. tidak dapat atau sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian tertentu dari bahan ajar tersebut, serta
g. sulit untuk memberikan umpan balik untuk pertanyaan-pertanyaan kompleks yang memiliki kemungkinan banyak jawaban.
5. Jenis bahan ajar noncetak di antaranya adalah OHT, audio, slide, video dan komputer.
6. Kelebihan bahan ajar noncetak secara umum adalah:
a. dapat menggambarkan gerakan, keterkaitan, dan memberikan dampak terhadap topik yang dibahas,
b. dapat dikombinasikan antara gambar dengan gerakan, serta
c. fleksibel dan mudah diadaptasi.
7. Kekurangan bahan ajar noncetak secara umum adalah:
a. pada umumnya membutuhkan alat khusus untuk menggunakannya,
b. tidak kompatibel antarjenis yang ada, serta
c. aliran informasi yang disampaikan sangat fixed.

Kegiatan Belajar 3
Jenis Bahan Ajar Display

Jenis bahan ajar display adalah jenis bahan ajar yang berisi materi tulisan atau gambar yang dapat ditampilkan di dalam kelas, di kelompok kecil atau siswa secara perseorangan tanpa menggunakan alat proyeksi.

Yang termasuk jenis bahan ajar display di antaranya adalah flipchart, adhesive, chart, poster, peta, foto dan realia.

Jenis bahan ajar display memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya di antaranya adalah:

* dapat diletakkan dengan mudah di kelas atau di ruang-ruang sekolah,
* harganya relatif murah,
* dapat dikembangkan sendiri oleh guru yang memiliki bakat seni dan dapat dikembangkan untuk hampir semua mata pelajaran, serta
* display yang bagus mampu menarik perhatian siswa, merangsang minat.
* mampu memperjelas arti, dan mampu menyederhanakan informasi yang kompleks.

Kekurangannya juga ada, yaitu:

1. terlalu kecil untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, kecuali yang telah dirancang khusus untuk keperluan itu, serta
2. jenis bahan ajar display merupakan media diam, sehingga tidak cocok untuk mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan gerakan.

MODUL 2
FAKTOR DAN PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Kegiatan Belajar 1
Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Pengem-bangan Bahan Ajar

Seorang guru diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar untuk digunakan dalam proses pembelajaran di kelasnya. Dalam proses pengembangan bahan ajar tersebut, terdapat 7 (tujuh) faktor yang harus dipertimbangkan oleh guru agar bahan ajarnya menjadi efektif. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kecermatan isi, berkenaan dengan validitas isi dan keselarasan isi.
2. Ketepatan cakupan, berkenaan dengan keluasan dan kedalaman materi, serta keutuhan konsep yang dibahas berdasarkan bidang ilmunya.
3. Ketercernaan bahan ajar, berkenaan dengan kemudahan bahan ajar tersebut dipahami dan dimengerti oleh siswa sebagai pengguna.
4. Penggunaan bahasa, berkenaan dengan pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang bermakna.
5. Perwajahan/pengemasan, berkenaan dengan penataan letak informasi dalam satu halaman cetak.
6. Ilustrasi, berkenaan dengan variasi penyampaian pesan dalam bahan ajar agar lebih menarik, memotivasi, komunikatif, dan membantu pemahaman siswa terhadap isi pesan.
7. Kelengkapan komponen, berkenaan dengan paket bahan ajar yang dapat berfungsi sebagai komponen utama, komponen pelengkap, dan komponen evaluasi hasil belajar.

Kegiatan Belajar 2
Prosedur Pengembangan Bahan Ajar

Dalam mengembangkan bahan ajar yang baik, ada lima langkah utama yang sebaiknya diikuti yaitu:

Tahap analisis merupakan tahap untuk mencari informasi mengenai perilaku dan karakteristik awal yang dimiliki siswa.

Tahap perancangan adalah tahap perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan hasil analisis, pemilihan topik mata pelajaran, pemilihan media dan sumber, serta pemilihan strategi pembelajaran.

Tahap pengembangan merupakan tahap penulisan bahan ajar secara utuh. Tulislah apa yang dapat Anda tulis, tidak perlu harus urut.

Tahap evaluasi merupakan tahap yang harus dilalui untuk memperoleh masukan bagi penyempurnaan bahan ajar yang telah dikembangkan. Ada empat cara yang dapat dilakukan yaitu telaah oleh ahli materi, uji coba satu-satu, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan.

Berdasarkan komentar yang diperoleh pada setiap tahap evaluasi, revisi dilakukan terhadap bagian bahan ajar yang perlu diperbaiki dan penyesuaian pada bagian lainnya agar bahan ajar yang dikembangkan tersebut menjadi bahan ajar yang utuh dan terpadu.

MODUL 3
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA CETAK: MODUL, HANDOUT DAN LKS DALAM PEMBELAJARAN

Kegiatan Belajar 1
Pengembangan dan Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran

1. Manfaat penggunaan medium modul yang utama dalam proses pembelajaran adalah memfasilitasi pembaca untuk mempelajari dan memahami materi tanpa perlu secara fisik didampingi guru/dosen/fasilitator.
2. Untuk dapat dimanfaatkan secara optimal dalam proses pembelajaran, medium modul harus dipersiapkan dengan memperhatikan aspek kedalaman materi dan kesiapan pembaca.
3. Secara umum, tahapan pengembangan medium modul terdiri dari empat tahap, yaitu (1) identifikasi tujuan instruksional, (2) memformulasi garis besar materi, (3) menulis materi, serta (4) menentukan format dan tata letak.
4. Medium modul dapat digunakan pada setiap tahap dalam proses belajar.

Kegiatan Belajar 2
Pengembangan dan Pemanfaatan Handout dalam Pembelajaran

1. Handout merupakan salah satu bentuk media cetak. Handout lebih bersifat ringkas daripada modul karena fungsi utamanya sebagai suplemen.
2. Pengembangan handout dilakukan dengan mengikuti tahapan tertentu, yaitu penentuan tujuan instruksional, pemilihan materi, dan tampilan fisik.
3. Dalam proses pembelajaran, handout dapat digunakan sebagai sumber materi dan pengayaan.

Kegiatan Belajar 3
Pengembangan dan Pemanfaatan LKS dalam Pembelajaran

1. LKS (Lembar Kerja Siswa) adalah materi ajar yang dikemas secara terintegrasi sehingga memungkinkan siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri.
2. Dalam LKS siswa akan mendapat uraian materi, tugas, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diberikan.
3. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan salah satu metode yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan media cetak untuk bahan ajar.
4. Desain untuk LKS harus memperhatikan variabel ukuran, kepadatan halaman, dan kejelasan.
5. Empat langkah dalam pengembangan LKS adalah (1) penentuan tujuan instruksional, (2) pengumpulan materi, (3) penyusunan elemen, serta (4) cek dan penyempurnaan.

MODUL 4
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA CETAK: TAMPILAN VISUAL DAN STORY BOARD

Kegiatan Belajar 1
Tampilan Visual

1. Empat faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas komunikasi melalui perbaikan desain tampilan visual adalah (a) kejelasan tampilan, (b) energi atau usaha yang dibutuhkan untuk memahami pesan tampilan, (c) keterlibatan aktif peserta didik, dan (d) fokus perhatian peserta didik.
2. Kualitas tampilan ditentukan oleh pemilihan dan penyusunan elemen untuk disatukan dalam tampilan, pemilihan pola untuk digunakan dalam tampilan, dan penyatuan elemen dengan berpedoman pada pola yang telah ditentukan.
3. Elemen dapat dibagi menjadi tiga yaitu (a) elemen visual, (b) elemen verbal, dan (c) elemen yang menambah daya tarik. Pemanfaatan elemen sesuai dengan karakteristiknya akan meningkatkan kualitas tampilan visual.
4. Pengaturan elemen sehingga didapat tampilan yang efektif dalam menyampaikan pesan perlu dilakukan dengan memperhatikan empat faktor, yaitu: (a) kedekatan, (b) petunjuk, (c) kontras, dan (d) konsistensi.

Kegiatan Belajar 2
Pengembangan dan Pemanfaatan Story Board dalam Pembelajaran

1. Story board digunakan karena fleksibilitas yang diberikan dalam proses pengembangannya. Di samping itu, manfaat story board adalah untuk (1) mengurutkan informasi, (2) praktek menarik kesimpulan, dan (3) membuat perencanaan.
2. Story board menggunakan kartu-kartu yang masing-masing berisi pesan untuk disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan pesan utuh. Tidak ada aturan baku mengenai kartu. Kartu dapat menggunakan kertas indeks, potongan kertas biasa, atau kertas lem.
3. Story board tidak memiliki format baku. Format story board ditentukan oleh tujuan pengembangan story board. Masing-masing pengembang dapat menggunakan format yang berbeda.
4. Kartu-kartu yang digunakan dalam proses pengembangan story board dapat berakhir dengan cara (1) dibuang, (2) diedit, atau (3) disusun ulang.
5. Dasar atau alas story board dibuat dengan memperhatikan jenis kayu dan bahan.

MODUL 5
PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR NONCETAK: TRANSPARANSI, AUDIO, DAN AUDIOTRANSPARANSI

Kegiatan Belajar 1
Pemanfaatan dan Pengembangan Medium Transparansi

Nah, sekarang mari kita lihat kembali apa yang telah dibahas di muka. Medium transparansi atau OHT merupakan salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Manfaat medium transparansi antara lain adalah untuk membantu Anda:

1. menerangkan suatu konsep atau teori yang bersifat abstrak, dengan cara mem-visualkannya dalam lembaran transparansi;
2. memperjelas ringkasan materi yang diajarkan; dan
3. mengajar pada kelas besar untuk pembelajaran yang bersifat massal.

Proses pengembangan medium transparansi dapat dibagi dalam dua tahap, yaitu: (1) penyiapan materi, serta (2) pembuatan lembaran transparansi itu sendiri.

Kegiatan Belajar 2
Pemanfaatan dan Pengembangan Program Audio

Sekarang mari kita lihat kembali apa yang telah kita bahas dalam kegiatan belajar ini. Program audio merupakan alat bantu mengajar yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran massal, individual, ataupun kelompok. Manfaat utama penggunaan program audio adalah untuk memberikan ilustrasi konkret suatu materi pelajaran. Program audio juga dapat digunakan sebagai bahan ajar utama ataupun bahan ajar pendukung yang diintegrasikan dengan pembelajaran lisan. Pemanfaatan program audio di kelas sebaiknya diikuti dengan diskusi dan praktek untuk memperkuat manfaat penggunaan program dalam proses belajar siswa.

Kegiatan Belajar 3
Pemanfaatan dan Pengembangan Audiotransparansi

Audiotransparansi merupakan alat bantu mengajar yang menggabungkan kekuatan visual dan suara. Dengan demikian, materi yang disajikan dapat menjadi suatu bahan pembelajaran yang utuh dan terpadu.

MODUL 6
PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR NONCETAK: PROGRAMVIDEO DAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER

Kegiatan Belajar 1
Pemanfaatan dan Pengembangan Program Video

Sekarang mari kita lihat kembali apa yang telah kita bahas dalam kegiatan belajar ini. Kaset video merupakan alat bantu mengajar yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran massal, individual, ataupun kelompok. Manfaat utama penggunaan kaset video adalah untuk memberikan ilustrasi konkret suatu materi pelajaran. Pemanfaatan medium video terutama efektif untuk menghadirkan suatu gambaran riil yang dapat membangkitkan emosi siswa untuk tujuan pembelajaran yang bersifat afektif. Medium ini juga dapat digunakan sebagai bahan ajar utama ataupun bahan ajar pendukung yang diintegrasikan dengan pengajaran lisan di dalam kelas.

Kegiatan Belajar 2
Pemanfaatan dan Jenis Bahan Ajar Berbantuan Komputer

Pada kegiatan belajar ini, Anda telah mempelajari mengenai manfaat dan jenis bahan ajar berbantuan komputer. Bahan ajar berbantuan komputer pada dasarnya dapat bersifat satu arah dan dua arah, tergantung dari rancangan dan jenis komputer yang digunakan. Bahan ajar berbantuan komputer seperti CAI dan CBI pada umumnya bersifat satu arah dan dirancang untuk digunakan pada komputer mandiri. Sedangkan bahan ajar berbantuan komputer dua arah seperti WBC pada umumnya dirancang untuk digunakan pada komputer yang tersambung ke suatu jaringan lokal ataupun Internet, sehingga dapat memfasilitasi komunikasi dan interaksi antara siswa dengan guru/tutor dan antara siswa dengan siswa lainnya. Bahan ajar berbantuan komputer sangat efektif untuk menghadirkan aktivitas pembelajaran seperti drill, simulasi, dan permainan.

MODUL 7
BAHAN AJAR DISPLAY

Kegiatan Belajar 1
Bentuk Informasi dan Pengetahuan dalam Bahan Ajar Display

Bahan ajar display pada dasarnya digunakan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan pada audiens dalam jumlah sedang. Bentuk informasi yang digunakan dalam bahan ajar display selain dapat berupa bahan dua dimensi seperti gambar dan foto, juga dapat berupa bahan tiga dimensi, seperti realia, model, dan diorama. Gambar yang merupakan bahan ajar dua dimensi dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: diagram, grafik, chart, poster, kartun, dan produk fotografi.

Bahan ajar display tiga dimensi yang berupa realia, model, dan diorama dapat berupa benda riil atau benda-benda yang digunakan untuk mewakili benda riil tersebut.

Kegiatan Belajar 2
Merancang Gambar untuk Bahan Ajar Display

Untuk menciptakan bahan ajar display yang efektif, penyampaian pesan dan informasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (a) karakteristik siswa, (b) tujuan pembelajaran, (c) informasi yang tersedia, (d) keterlibatan siswa, dan (e) evaluasi.

Di samping faktor di atas ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan khususnya dalam memproduksi bahan ajar display dua dimensi seperti poster, chart, grafik, dan bulletin board. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain dan membuat bahan ajar display dua dimensi yaitu (a) mengumpulkan bahan/informasi, (b) menentukan tata letak, dan (c) mendisplay bahan informasi.

MODUL 8
PAPAN DISPLAY

Kegiatan Belajar 1
Jenis Papan Display

Display atau pameran mempunyai maksud adanya upaya untuk memperlihatkan sesuatu yang berupa informasi dan pengetahuan kepada khalayak (audience). Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan tertentu. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan papan display, yang terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1. papan tulis (blackboard atau whiteboard),
2. papan magnetis,
3. papan buletin, dan
4. papan flanel.

Penggunaan papan display untuk mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan mempunyai beberapa tujuan yaitu: dekoratif, motivasional dan instruksional. Jika digunakan untuk keperluan pembelajaran, penyampaian informasi dan ilmu pengetahuan, ketiga faktor tersebut di atas harus merupakan satu kesatuan.

Kegiatan Belajar 2
Mendesain dan Membuat Papan Buletin (Bulletin Board)

Bulletin board atau papan buletin adalah salah satu bentuk papan display yang relatif mudah dan murah pembuatannya. Papan buletin umumnya digunakan sebagai salah satu sumber informasi dan pengetahuan di sekolah. Penggunaan papan buletin dapat disebut efektif apabila mampu membuat siswa mau mempelajari isi informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalamnya.

Papan buletin dapat digunakan sebagai papan informasi serbaguna, karena dapat digunakan untuk memamerkan baik benda-benda dua dimensi maupun benda-benda tiga dimensi. Papan buletin bahkan dapat digunakan untuk memamerkan benda nyata. Guru dapat memamerkan informasi dan ilmu pengetahuan secara lebih kreatif dengan menggunakan papan buletin.

Papan buletin dapat berukuran sedang atau besar. Pada umumnya papan buletin berukuran panjang 4 m dan lebar 1,5 m. Papan buletin dapat digunakan tidak hanya untuk memamerkan benda-benda dua dimensi, tetapi juga benda-benda tiga dimensi atau benda nyata.

MODUL 9
EVALUASI BAHAN AJAR CETAK

Kegiatan Belajar 1
Kelebihan dan Kelemahan Bahan Ajar Cetak

1. Segi positif pemakaian bahan ajar cetak dapat dikelompokkan dalam lima aspek, yaitu (a) aspek media, (b) aspek pengajaran, (c) aspek kualitas penyampaian, (d) aspek penggunaan, dan (e) aspek ekonomi.
2. Segi negatif penggunaan bahan ajar cetak meliputi (a) ketidakmampuan mempresentasikan gerak, (b) kesulitan dalam pemberian bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi, (c) kesulitan memberikan umpan balik, (d) memerlukan tingkat kemampuan baca tertentu, (e) memerlukan pengetahuan prasyarat, (f) kemungkinan digunakan sebagai alat menghapal, (g) memuat terlalu banyak terminologi, dan (h) cenderung pasif dan satu arah.
3. Faktor yang perlu diperhatikan pada saat mengembangkan bahan ajar meliputi: (a) kecermatan isi / materi, (b) ketepatan cakupan isi, (c) ketercernaan pemaparan, (d) penggunaan bahasa, (e) perwajahan, (f) penggunaan ilustrasi, dan (g) kelengkapan komponen.

Kegiatan Belajar 2
Variabel dan Evaluasi

1. Ada tiga pertanyaan yang harus dijawab sebelum seseorang dapat menentukan evaluasi seperti apa yang akan dilakukan terhadap bahan ajar cetak, yaitu: (a) Apa yang dievaluasi?, (b) Siapa yang akan dilibatkan?, dan (c) Aspek apa yang dievaluasi?
2. Format untuk evaluasi bahan ajar cetak dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan bentuk bahan ajar cetak, aspek yang dievaluasi, dan asal bahan ajar cetak.

MODUL 10
EVALUASI BAHAN AJAR NONCETAK

Kegiatan Belajar 1
Evaluasi Formatif vs Evaluasi Sumatif

Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai sesuatu. Evaluasi bahan ajar oleh karenanya, dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai efektivitas dan efisiensi sebuah bahan ajar.

Hasil akhir dari kegiatan evaluasi adalah rekomendasi atau usulan yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan suatu tindakan.

Berdasarkan tujuan akhir yang akan dicapai, evaluasi dapat diklasifikasikan menjadi evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang bertujuan untuk menemukan kelemahan yang terdapat dalam sebuah bahan ajar dengan tujuan untuk memperbaikinya. Evaluasi formatif pada umumnya diterapkan dalam proses pengembangan dan produksi sebuah bahan ajar.

Evaluasi sumatif dilakukan dengan tujuan untuk menentukan nilai akhir dari sebuah bahan ajar. Hasil akhir dari evaluasi formatif adalah rekomendasi atau usulan untuk memilih bahan ajar yang tepat.

Tujuan evaluasi yang akan dicapai dapat tercermin dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada waktu melakukan kegiatan pengumpulan data dan informasi.

Inti dari kegiatan evaluasi formatif adalah uji coba dan revisi bahan ajar. Kegiatan uji coba dan revisi bahan ajar membentuk suatu siklus yang akan berhenti apabila bahan ajar telah mencapai kualitas yang memuaskan.

Kegiatan Belajar 2
Model dan Prosedur Evaluasi Formatif

* Pada dasarnya Evaluasi Formatif digunakan untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam sebuah bahan ajar dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
* Ada beberapa model evaluasi formatif yang dapat digunakan yaitu reviu program oleh pakar (expert review), pengembangan dan pengujian bahan ajar (developmental testing); verifikasi dan revisi program oleh siswa (learner verification and revision); dan model tiga tahap (three - stages model). Program dalam hal ini adalah bahan ajar yang tengah dikembangkan.
* Sebagian besar model evaluasi formatif yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap sebuah bahan ajar pada umumnya menggunakan siswa sebagai responden atau sumber informasi/data.
* Penggunaan siswa sebagai responden dimaksudkan agar data dan informasi yang diperoleh tentang bahan ajar sangat akurat. Hal ini disebabkan pengguna bahan ajar yang dievaluasi adalah siswa.
* Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yaitu kuesioner dan wawancara. Teknik lain yaitu uji coba bahan ajar dengan melakukan pretest dan post-test.

Kegiatan Belajar 3
Evaluasi Bahan Ajar Noncetak

Evaluasi bahan ajar pada dasarnya dilakukan dengan maksud untuk mengetahui tingkat efektivitasnya jika digunakan dalam aktivitas pembelajaran. Di samping itu, evaluasi bahan ajar juga sering dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada di dalamnya dengan tujuan untuk melakukan revisi. Karena jenisnya yang beragam, evaluasi bahan ajar noncetak harus dilakukan secara spesifik sesuai dengan karakteristik bahan ajar tersebut. Untuk mengetahui kualitas bahan ajar noncetak kita perlu mengetahui komponen-komponen bahan ajar noncetak yang pada dasarnya terdiri dari: (a) kualitas isi/materi bahan ajar, (b) kualitas teknis bahan ajar, dan (c) kemasan bahan ajar.

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger